Asal Usul Kabar Gempa Megathrust Pulau Jawa yang Menghebohkan Sampai BMKG Buka Suara
Asal usul kabar gempa megathrust Pulau Jawa yang menghebohkan sampai BMKG buka suara.
TRIBUNKALTIM.CO - Asal usul kabar gempa megathrust Pulau Jawa yang menghebohkan sampai BMKG buka suara.
Beberapa hari terakhir heboh kabar gempa megathrust yang akan terjadi di Pulau Jawa hingga membuat pihak BMKG angkat bicara.
Kabar terkait gempa megathrust beredar di media sosial dan viral di Facebook.
Baca juga: Gempa Megathrust Disertai Tsunami Melanda Indonesia di Malam Tahun Baru, Ini Penjelasan BMKG
Baca juga: Beredar Info Laut di Jawa Retak dan Gempa serta Tsunami di Malam Tahun Baru BMKG Beri Fakta Begini
Baca juga: Sejarah Hari Ini 26 Desember Gempa dan Tsunami Aceh 2004, Sekitar 170.000 Orang Meninggal Dunia
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 27 Desember, Inilah Daerah Potensi Hujan di Kalimantan Timur
Kabar gempa megathrust itu ternyata pertama kali diunggah ke Facebook oleh akun Muhammad Alexander Zen.
Dalam unggahan Facebook di tanggal 20 Desember 2019, akun tersebut menuliskan sebuah informasi panjang yang menjelaskan dua buah foto udara yang seolah menunjukkan adanya retakan di permukaan air laut.
Tidak disebutkan dengan jelas di mana foto laut yang disebut retak tersebut diambil.
Namun ia menyebut akan ada potensi gempa megathrust di Pulau Jawa sebagaimana dijelaskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ).
Berikut potongan narasi yang dituliskan:
"Nestapa Lombok blm Berakhir laut mulai Retak2 Sudah..
Buat yg lg d pulau Jawa atau ada keluarga d pulau Jawa.. PERBANYAK DO'A...TETAP WASPADA...
Lempeng Jawa Terus Bergerak, LIPI Ingatkan Potensi Gempa
Sahabat LIPI,
LIPI mewaspadai akan terjadinya gempa dengan kekuatan skala besar khususnya di Pulau Jawa beberapa waktu ke depan. Hal ini akibat meningkatnya aktifitas seismik dengan seringnya terjadi subduksi atau pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa."

Hingga Rabu (25/12/2019), unggahan itu sudah dibagikan sedikitnya oleh 24 ribu akun Facebook dan mendapat komentar sebanyak 3,5 ribu kali.
Namun pada Jumat (27/12/2019), unggahan tersebut sudah tidak bisa lagi ditemukan.
BMKG buka suara soal gempa megathrust
Merespons hal tersebut, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dengan tegas menyebutnya sebagai hoaks.
"Foto lautan retak yang berpotensi gempa besar di Jawa adalah tidak benar. BMKG menegaskan isu mengenai gempa Lombok yang akan memicu aktifnya gempa megathrust Selatan Jawa-Selat Sunda adalah kabar bohong atau hoaks," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/12/2019).
Menurutnya, gempa besar yang mengguncang Lombok tahun lalu tidak memiliki hubungan langsung dengan zona megathrust di Samudera Hindia, sehingga tidak dapat disebut mendatangkan potensi gempa bagi Pulau Jawa.
"Sumber gempa di Lombok tahun 2018 lalu adalah Sesar Naik Flores yang tidak memiliki hubungan langsung dengan zona megathrust di Samudra Hindia. Kedua sumber gempa tersebut berbeda dan dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh," jelasnya.
Satu hal paling penting yang harus dipahami masyarakat luas agar tidak terus menerus termakan informasi hoaks mengenai isu gempa adalah mengetahui fakta bahwa belum ada alat yang dapat memprediksi gempa.
Jadi, jika ada yang menyampaikan prediksinya tentang gempa dapat dipastikan sebagi hoaks.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Landa Sebagian Wilayah Indonesia Peringatan BMKG Hujan Deras dan Petir di Wilayah Ini
Baca juga: Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Alami Gerhana Matahari Cincin, BMKG Imbau Pakai Penapis Cahaya
Baca juga: Ada Jutaan Ubur-ubur Naik ke Permukaan Saat Gerhana Matahari di Danau Kakaban Berau Kaltim
Baca juga: WASPADA Peringatan BMKG Cuaca Ekstrem Landa Wilayah Indonesia Jelang Tahun Baru 2020
Hal ini sudah berulangkali disampaikan oleh BMKG.
"Sampai saat ini belum ada negara dengan teknologi apapun yang mampu memprediksi kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi secara tepat hari dan tanggalnya," ucap Daryono.
"Maka jangan pernah percaya ramalan dan prediksi gempa bumi. Mohon masyarakat agar mengabaikan berita hoaks tersebut dan tak ikut menyebarkannya," lanjutnya. (*)