Tahun Baru 2020
BMKG tak Melarang Masyarakat Rayakan Malam Tahun Baru di Pantai, tapi Waspadai Cuaca Ekstrem
BMKG kembali menegaskan tidak ada larangan bagi masyarakat untuk beraktivitas di pantai saat malam tahun baru, tapi minta waspadi cuaca ekstrem.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, umumnya kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari cenderung cerah atau cerah berawan. Kemudian, mulai pukul 13.00 WIB hingga sore hari, kondisi cuaca berubah ekstrem.
"Setelah pukul 13.00 WIB, siang bisanya terjadi hujan, angin. Puting beliung kan biasanya terjadi pada saat siang sampai sore hari.
Ini artinya kita harus belajar mengatur waktu agar tetap bisa beraktivitas (saat curah hujan tinggi)," kata dia.
Dwikorita juga mengingatkan agar masyarakat yang ingin menghabiskan libur tahun baru di pantai mewaspadai gelombang tinggi dan cuaca ekstrem.
• Masuk Musim Penghujan, Pemkab Penajam Paser Utara Waspadai Banjir dan Pohon Tumbang di Jalan
• Cuaca Ekstrem Landa Sebagian Wilayah Indonesia Peringatan BMKG Hujan Deras dan Petir di Wilayah Ini
Potensi Gempa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) Doni Monardo memaparkan hasil rekap bencana 2019.
Dalam paparannya tersebut Doni Monardo menyampaikan terdapat tiga kategori bencana yang terjadi di tahun 2019.
Selama setahun kejadian dalam kategori geologi, hidro meteorologi, dan kekeringan karhutla (Gambut) banyak terjadi di Indonesia. Pada kategori geologi ia menuturkan terdapat bencana gempa bumi dan letusan gunung api.
"Bencana gempa bumi tahun ini sebanyak 30 kejadian dan 69 korban terdampak bencana. Sedangkan bencana letusan gunung api terdapat 7 kejadian dan tidak ada korban terdampak," ucap Doni di kantor BNPB, Jakarta, Senin(30/12).
Ia kemudian menjelaskan lagi pada kategori hidro meteorologi terdapat bencana tanah longsor, puting beliung, banjir, dan gelombang pasang (abrasi).
"Bencana tanah longsor terdapat 710 kejadian dan sebanyak 117 korban terdampak bencana. Puting beliung terjadi sebanyak 1.370 kejadian dan 21 korban.
Banjir terdapat 764 kejadian dan 260 korban terdampak bencana. Gelombang pasang (abrasi) terdapat 18 kejadian dan 1 orang korban selama tahun 2019 ini," ucapnya.
Kemudian ia menjelaskan kategori terakhir terdapat bencana kekeringan dengan 123 kejadian tanpa korban dan Karhutla (Gambut) 746 kejadian terdampak 10 korban.

Dalam kesempatan tersebut Doni Monardo juga meminta masyarakat yang wilayahnya termasuk kawasan rawan gempa bumi untuk selalu waspada akan potensi gempa besar yang mungkin terjadi.
Menurut dia, gempa bumi merupakan jenis bencana yang kerap berulang di lokasi yang sama. Namun, tidak ada satu pun pihak yang dapat memprediksi kapan peristiwa selanjutnya akan terjadi.
"Oleh karena itu, potensi ancaman gempa ke depan, hendaknya kita bisa melihat, mana daerah yang belum melepaskan energinya dalam kurun waktu 10, 20, 30, bahkan 100 tahun terakhir," kata Doni.