Jakarta Banjir
UPDATE KORBAN BANJIR, 43 Orang Meninggal Dunia, Korban Jiwa Terbanyak Terseret Arus Banjir
BNPB mencatat hingga Jumat (3/1/2020) pukul 09.00 WIB sebanyak 43 korban jiwa akibat bencana banjir besar di wilayah Jabodetabek.
"Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah.
Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," ujar Anies Baswedan di Kampung Pulo.
Perlu penanganan komprehensif
Melihat wilayah yang masih direndam banjir meski sudah ada normalisasi, Anies Baswedan menekankan, banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif.
Cara komprehensif yang dimaksud Anies Baswedan, yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta.
Sebab, Jakarta seringkali menerima volume air dalam jumlah besar dari hulu.
Tingginya volume air dari hulu seringkali menjadi banjir kiriman bagi Jakarta.
"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies Baswedan.
Andalkan proyek Pemerintah Pusat
Anies Baswedan mengatakan, pembangunan kolam-kolam retensi di hulu untuk mengendalikan banjir Jakarta merupakan wewenang pemerintah pusat.
Karena itu, dia menunggu proyek Pemerintah Pusat.
"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya.
Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya.
Salah satu yang diandalkan Anies adalah Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Anies Baswedan berharap, proyek pembangunan dua waduk yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu bisa rampung tepat waktu.