Jakarta Banjir

UPDATE KORBAN BANJIR, 43 Orang Meninggal Dunia, Korban Jiwa Terbanyak Terseret Arus Banjir

BNPB mencatat hingga Jumat (3/1/2020) pukul 09.00 WIB sebanyak 43 korban jiwa akibat bencana banjir besar di wilayah Jabodetabek.

Kolase Tribunkaltim.co/Twitter @ridwanhr
Keberadaan mobil BMW 320i hanyut saat banjir Jabodetabek melanda. (Twitter/@ridwanhr) 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Jumat (3/1/2020) pukul 09.00 WIB sebanyak 43 korban jiwa akibat bencana banjir besar di wilayah Jabodetabek.

Berikut perincian data korban jiwa di wilayah Jabodetabek dari BNPB:

1. Jakarta Pusat: 1
2. Jakarta Barat: 1
3. Jakarta Timur: 7
4. Kota Depok : 3
5. Kota Bekasi: 3
6. Kota Bogor: 1
7. Kota Tangerang: 1
8. Kota Tangerang Selatan: 1
9. Kabupaten Bogor: 16
10. Kabupaten Bekasi: 1
11. Kabupaten Lebak: 8 (tambahan)

Berdasarkan rilis yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, penyebab meninggalnya para korban banjir antara lain karena terseret arus.

Rinciannya kasus penyebab meninggalnya para korban tersebut antara lain:

1. Hilang : 1 orang
2. Hipotermia: 3 orang
3. Terseret Arus Banjir: 17 orang
4. Tersengat Listrik: 5 orang
5. Tertimbun Tanah Longsor: 12 orang
6. Dalam Pendataan: 5 orang

Data tersebut dihimpun dari kompilasi Data BPBD, Kemenkes, dan Kemensos.

Monitoring Pertumbuhan dan Pergerakan Awan

Sementara itu berdasarkan informasi dari BPPT, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Penanganan Banjir tanggal 2 Januari di Graha BNPB, BPPT diminta untuk melakukan operasi TMC guna mengurangi curah hujan penyebab banjir di Jabodetabek.

Strategi yang dilakukan di antaranya BPPT sudah melakukan analisis pertumbuhan awan penyebab hujan di Jabodetabek.

Awan-awan tersebut berasal dari sebelah barat dan barat laut Jabodetabek yaitu Selat Sunda, Lampung, dan sekitarnya.

"Hari ini sudah dilakukan persiapan baik pesawat maupun peralatan lainnya serta bahan semai. Pesawat yang digunakan 1 unit Casa, 1 unit CN-295, dan (opsional) 1 unit Hercules," kata Dr Trihandoko Seto dari BPPT dalam rilisnya.

Mulai hari ini, Jumat (3/1/2020) akan dilakukan operasi.

Pagi hari dilakukan prediksi dan monitoring pertumbuhan dan pergerakan awan.

"Semua awan yang bergerak ke Jabodetabek dan diperkirakan akan hujan di Jabodetabek akan disemai dengan pesawat menggunakan bahan semai NaCl. Diharapkan, awan akan jatuh sebelum memasauki Jabodetabek," ujar dia.

Serahkan ke Jokowi

Anies Baswedan serahkan penanggulangan banjir besar Jakarta ke Presiden Jokowi dan Menteri PUPR.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan kunci penanggulangan banjir di wilayah yang dipimpinnya, ada di Pemerintah Pusat, yang kini dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pasalnya, Anies Baswedan berpendapat persoalan banjir yang ada di Jakarta bermula dari daerah hulu yang berada di luar Jakarta.

Dengan demikian, menurut Anies Baswedan, Pemerintah Pusat melalui Menteri PUPR yang bisa menanggulanginya. 

Diketahui, sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir sejak Rabu (1/1/2020).

Sebanyak 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan sempat mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

 Tahukah Anda Inilah 7 Semut Paling Berbahaya di Dunia, Pony Bunuh Manusia dalam Sekali Gigit

 Smartphone Anda Terendam Banjir? Ini Langkah-langkah Menyelamatkan Ponsel yang Terendam Air

 Ulang Tahun di 3 Negara, Nikita Mirzani Syok Tahu Uang Jajan Crazy Rich Surabaya Per Bulan

 Kisah Polisi Sandiwara jadi Pembeli, Tawar Barang Tengkorak Taring Kulit Harimau Rp 90 Juta

Namun, sejumlah warga yang mengungsi disebut mulai kembali ke rumahnya sejak Kamis (2/1/2020).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan meneliti penyebab banjir Jakarta, setelah proses evakuasi korban banjir rampung.

Yang jelas, kata Anies Baswedan, banjir di tiap wilayah disebabkan berbagai faktor.

"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain.

Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies Baswedan di Kampung Pulo, Jakarta Timur, kemarin.

Wilayah yang dinormalisasi tetap banjir Anies berujar, banjir tetap terjadi di wilayah yang sudah dilakukan normalisasi Kali Ciliwung.

Contohnya, yakni di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Anies Baswedan meninjau langsung wilayah tersebut, kemarin.

"Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah.

Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," ujar Anies Baswedan di Kampung Pulo.

Perlu penanganan komprehensif

Melihat wilayah yang masih direndam banjir meski sudah ada normalisasi, Anies Baswedan menekankan, banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif.

Cara komprehensif yang dimaksud Anies Baswedan, yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta.

Sebab, Jakarta seringkali menerima volume air dalam jumlah besar dari hulu.

Tingginya volume air dari hulu seringkali menjadi banjir kiriman bagi Jakarta.

"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies Baswedan.

Andalkan proyek Pemerintah Pusat

Anies Baswedan mengatakan, pembangunan kolam-kolam retensi di hulu untuk mengendalikan banjir Jakarta merupakan wewenang pemerintah pusat.

Karena itu, dia menunggu proyek Pemerintah Pusat.

"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya.

Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya.

Salah satu yang diandalkan Anies adalah Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Anies Baswedan berharap, proyek pembangunan dua waduk yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu bisa rampung tepat waktu.

Dengan demikian, debit air yang harusnya masuk ke Jakarta akan berkurang karena masuk ke dua waduk itu.

"Dengan waduk yang selesai tepat waktu sesuai rencana, maka itu akan bisa mengendalikan lebih dari 30 persen air yang datang ke kawasan pesisir, kawasan muara.

Kami di Jakarta di kawasan muara," tutur Anies Baswedan.

Anies Baswedan juga berharap pemerintah pusat lebih banyak membangun waduk serupa untuk mengendalikan banjir Jakarta.

"Dengan adanya pengendalian seperti bangunan dua waduk itu, bila lebih banyak lagi, insya Allah akan lebih baik dalam pengendalian air," ucapnya.

Tak jelaskan pencegahan banjir di hilir

Anies Baswedan tidak menjelaskan langkah untuk mencegah banjir terjadi waktu ditanya antisipasi banjir berulang saat curah hujan tinggi.

Anies Baswedan hanya menjawab bahwa Pemprov DKI saat ini masih fokus mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.

"Kami saat ini konsentrasi pada evakuasi penyelamatan warga, dan ini yang kami pastikan berjalan dengan baik," ujar Anies Baswedan saat ditemui di Duri Kosambi, Jakarta Barat.

Di tempat berbeda, yakni di Kampung Pulo, lagi-lagi Anies Baswedan menekankan bahwa fokus mereka dalam penanganan banjir adalah keselamatan warga.

 Tahukah Anda Inilah 7 Semut Paling Berbahaya di Dunia, Pony Bunuh Manusia dalam Sekali Gigit

 Smartphone Anda Terendam Banjir? Ini Langkah-langkah Menyelamatkan Ponsel yang Terendam Air

 Ulang Tahun di 3 Negara, Nikita Mirzani Syok Tahu Uang Jajan Crazy Rich Surabaya Per Bulan

 Kisah Polisi Sandiwara jadi Pembeli, Tawar Barang Tengkorak Taring Kulit Harimau Rp 90 Juta

Pemprov DKI juga berupaya membantu warga yang menjadi korban banjir.

"Bagi kami di Jakarta, fokus kami adalah memastikan keselamatan warga, memastikan bahwa pelayanan terjamin.

Dan bagi semua warga yang terdampak, kami akan bantu semaksimal mungkin," tutur Anies Baswedan. (*)

(tribun network/lar/kps/coz)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved