Gara-gara Harga Barang Ini Naik, Pria PNS di Tenggarong Terpaksa Beralih ke Produk Lain
Harga rokok yang terus naik membuat beberapa warga perokok lebih selektif membeli rokok. Para perokok ini harus memutar otak agar bisa merokok
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
Sementara itu Amby warga Muara Kelurahan Badak Baru Kecamatan Muara Badak mengatakan dengan adanya kenaikan harga rokok ini berpengaruh dengan penjualan pedagang kecil.
Selain itu masyarakat yang mengkonsumsi rokok akan menggunakan rokok elektronik seperti Vape atau Pod.
Amby mengaku seorang perokok.
Dia pun mencoba mengurangi rokok.
"Saya bisa dikatakan perokok tapi dengan adanya kenaikan ini, saya jadi mengurangi kebutuhan rokok," ujarnya.
Keputusan Pemerintah
Seperti diberitakan sebelumnya, sejak tanggal 1 Januari 2020 pemerintah menaikkan harga rokok.
Hal tersebut diakibatkan kenaikan harga cukai rokok sebesar 23 persen.
Dengan harga cukai tersebut otomatis membuat harga rokok eceran naik drastis sekitar 35 persen.
Meskipun begitu di daerah Tenggarong harga rokok di pasaran belum naik begitu signifikan.
Ini terlihat dari pantauan TribunKaltim.co di beberapa mini market dan warung yang ada di Tenggarong, Minggu (5/1/2020).
Meilin salah satu penjaga kasir di salah satu minimarket di jalan pesut mengatakan semua jenis rokok mengalami kenaikan.
Namun untuk kenaikan cukup drastis hanya beberapa merk tertentu saja.
"Yang naik sekali rokok ligun. Kemarin dijual Rp 28 ribu sekarang jadi 40ribu," ucap Meilin.
Meilin menjelaskan, untuk rokok jenis Marlboro saja harganya sudah mencapai Rp 30 ribu.