Iran Incar 35 Target Kepentingan AS Seusai Kibarkan Bendera Perang, Trump Ancam Serang 52 Sasaran  

Pengibaran bendera merupakan pertanda Iran menyatakan perang dan balas dendam terhadap AS setelah peristiwa pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Qassem

TRIBUNKALTIM.CO, TEHERAN - Sebuah bendera berwarna merah mulai berkibar di puncak Masjid Jamkaran, kota suci Qom, Iran.

Pengibaran bendera pada Sabtu (4/1/2020) tersebut merupakan pertanda Iran menyatakan perang dan balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS) setelah peristiwa pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat dini hari.

Iran bahkan telah menyatakan siap menyerang 35 target kepentingan AS di wilayah Timur Tengah.

Televisi pemerintah Iran menyiarkan proses pengibaran bendera di atas menara Masjid Jamkaran yang dihormati di Kota Qom .

Dalam tradisi Syiah bendera merah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk balas dendam.

Menurut laporan, pengibaran bendera merah di atas Masjid Jamkaran merupakan yang pertama kalinya.

Tak pelak Presiden AS, Donald Trump ganti menggertak akan menyerang 52 target strategis di wilayah Iran jika negara para mullah itu berani mengusik kepentingan AS di seluruh dunia.

"Biarkan ini berfungsi sebagai PERINGATAN, jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 titik di Iran (mewakili 52 sandera Amerika di Iran beberapa tahun lalu). beberapa di antaranya level tingkat tinggi, dan target‑target itu serta Iran sendiri, AKAN DISERANG SECARA SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. AS tidak menginginkan ancaman lagi!,"

Ancaman itu disampaikan Donald Trump melalui akun Twitternya, pada Sabtu.

Bendera Merah Iran Berkibar setelah Jenderalnya Dibunuh, Ini Artinya, Tanda Perang dengan Amerika?

Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas, Ini Nasib Uji Coba Piala Dunia Timnas Amerika Serikat di Qatar

Kronologi Tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani Diserang AS, Donald Trump Singgung Soal Perang

Ramalan Mengerikan Baba Vanga di 2020, Tsunami Besar Landa Wilayah Asia, Donald Trump Alami Masalah

Di kalimat tertentu Trump tampaknya sengaja menggunakan huruf kapital.

Mengenai alasan pembunuhan terhadap Qassem Soleimani, Donald Trump kembali menyampaikan perwira tinggi Iran berusia 62 tahun itu bertanggungjawab terhadap tewasnya seorang kontraktor keamanan asal AS di Irak, melukai banyak orang lain, dan membunuh sejumlah orang di masa lampau.

"Dia (Qassem) sudah menyerang kedutaan besar  kita, dan bersiap untuk serangan tambahan di lokasi lain. Iran telah menjadi masalah selama bertahun‑tahun," lanjut Donald Trump.

Militer AS mengonfirmasi adanya dua serangan roket di dekat fasilitas Amerika di Irak pada  Sabtu.

Namun dalam serangan itu tidak ada personel atau sekutu AS yang terluka. Serangan itu terjadi di dekat zona hijau di Baghdad dan Pangkalan Udara Balad di Irak utara.

Sebelumnya, Sabtu, seorang pejabat Iran mengatakan setidaknya 35 target AS, termasuk kapal perang dan Tel Aviv (ibukota Israel), telah diidentifikasi untuk serangan balasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved