Reynhard Sinaga Pakai GHB untuk Bius Korbannya Terungkap Bukan Obat Sembarangan, Efeknya Mengerikan

Reynhard Sinaga pakai GHB untuk bius korbannya terungkap bukan obat sembarangan, efeknya mengerikan .

Facebook via BBC
Reynhard Sinaga pakai GHB untuk bius korbannya terungkap bukan obat sembarangan, efeknya mengerikan . 

TRIBUNKALTIM.CO - Reynhard Sinaga pakai GHB untuk bius korbannya terungkap bukan obat sembarangan, efeknya mengerikan .

Nama Reynhard Sinaga menjadi buah bibir belakangan ini .

Pria asal Indonesia itu disebut memperkosa 159 pria dan melakukan serangan seksual selama 2,5 tahun di Inggris

Mengenal 'ramuan rahasia' yang dipakai Reynhard Sinaga untuk membius dan memperkosa korbannya.

Saat melancarkan aksinya memperkosa 159 pria, Reynhard Sinaga memberikan obat bius yang disebut sebagai GHB (gamma-hydroxybutyrate).

Belakangan, GHB ternyata memang menjadi obat paling marak digunakan oleh pelaku pemerkosaan untuk melancarkan aksinya.

NEWS VIDEO Sosok Orangtua Reynhard Sinaga Pelaku Asusila di Inggris

Reynhard Sinaga Pelaku Asusila di Inggris, Lahir dari Keluarga Kaya Raya, Ini Sosok Orangtuanya

Reynhard Sinaga Kerap Datangi Desa Gay, Biaya Hidupnya di Inggris Dapat Transfer Uang dari Sosok Ini

Pengakuan Korban Asusila Predator Setan Reynhard Sinaga di Inggris, Bangun Tidur Celana Terbuka

Lantas apa efek yang ditimbulkan setelah korban menenggak GHB?

Seorang pria asal Indonesia, Reynhard Sinaga, dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester di Inggris.

Reynhard diketahui melakukan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, dalam rentang waktu dua setengah tahun sejak 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.

Menurut keterangan Kepolisian Manchester, Reynhard mengajak korban yang tampak rentan setelah mabuk di dekat apartemennya. Reynhard kemudian memasukkan obat yang dicurigai adalah GHB (gamma-hydroxybutyrate).

GHB (gamma-hydroxybutyrate)

Pakar Adiksi dan Peneliti Obat-obatan Terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr Hari Nugroho, mengatakan bahwa GHB marak digunakan di Eropa sekitar tahun 1990-an.

“Biasanya digunakan di klub atau tempat hiburan malam,” tutur dr Hari kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

dr Hari menjelaskan, GHB merupakan zat psikoaktif yang menyerang saraf (neurotransmitter). Efeknya sama seperti ketika orang minum alkohol.

“Efeknya bikin teler, bikin rileks. Kalau digunakan sampai overdosis bisa mengganggu tingkat kesadaran, juga mengganggu pernapasan yang berakibat kematian,” tambahnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved