Minta KSOP Batasi Kapal Ponton dan Tugboat di Sungai Mahakam, Ketua DPRD Kukar: Air Sungai Tercemar

Ketua DPRD Kutai Kartanegara Abdul Rasid meminta KSOP untuk membatasi kapal ponton dan tugboat di Sungai Mahakam.

Editor: Samir Paturusi
Tribunkaltim.Co/HO
Ketua DPRD Kutai Kartanegara Abdul Rasid dan ponton di Sungai Mahakam 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG -Ketua DPRD Kutai Kartanegara Abdul Rasid meminta KSOP untuk membatasi kapal ponton dan tugboat di Sungai Mahakam.

Banyaknya ponton dan tugboat yang berlalu lalang di Sungai Mahakam ternyata berdampak negatif terhadap masyarakat.

Apalagi selama ini Sungai Mahakam menjadi alur utama untuk kapal ponton dan tugboat baik yang mengangkut batu bara maupun bahan lainnya. 

Bahkan maraknya kapal ponton yang melintasi Sungai Mahakam mendapat respon dari Ketua DPRD Kutai Kartanegara Abdul Rasid, Rabu (8/1/2020).

Menurutnya maraknya kapal ponton yang berlalu lalang di Sungai Mahakam ini memiliki dampak negatif bagi masyarakat.

Menurutnya pihak KSOP harus membatasi jumlah kapal ponton yang melewati aliran Sungai Mahakam.

BACA JUGA

NEWS VIDEO Pasca Speedboat Reguler Mogok Beroperasi, Aktivitas di Dermaga Kayan II Kembali Normal

Eks Lokalisasi Manggar Sari Dibongkar, DKK Balikpapan Akui Sering Kesulitan Masuk Periksa PSK

Fokus Kembangkan Destinasi Wisata Potensial, Kaltara Akan Kembangkan Terumbu Karang Malingkit

176 Kejadian, Karhutla Paling Sering Terjadi di Kaltara Disusul Longsor

"Makanya ini perlu pengaturan jumlah kapal, dibatasi, kita lihat yang mengerti ini KSOP. Harapan kita ini dikelola dengan baik," kata Abdul Rasid.

Meskipun area Kukar tidak sepadat di Samarinda, Abdul Rasid tetap menegaskan kepada KSOP untuk mengatur sistem lalu lintas kapal ponton yang berada di Sungai Mahakam.

Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid
Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid (TRIBUNKALTIM.CO /JINO PRAYUDI KARTONO)

Sebab sepanjang aliran sungai itu dipakai masyarakat untuk keperluan sehari-hari.

Jika semakin hari semakin banyak kapal ponton yang beredar, diyakini menurunkan kualitas air sungai.

Parahnya lagi sungai bisa tercemar.

BACA JUGA

PDAM Tirta Kencana Samarinda Batal Kuras Reservoir, Pipa Induk Putus Akibat Galian Drainase

Tingkatkan Prestasi Bidang Pemuda & Olahraga, Ini Agenda Dispora Samarinda, Paskibra hingga Popprov

Dampak Pencemaran Sungai Segah, PDAM Tirta Segah Berau Merugi Hingga Miliaran Rupiah

Warga Berau Khawatir Soal Air Sungai Segah yang Jadi Bahan Baku PDAM, Direktur PDAM Pastikan Aman

Selain itu beberapa hewan air yang tinggal di Sungai Mahakam akan mati.

Ini bukan Muara kita juga kan.

"Bisa dari Kutai Timur tapi lewatnya ke kita juga kan. Dampaknya juga terhadap lingkungan khususnya kualitas air," kata Abdul Rasid.

Berbahaya untuk Kendaraan

Sementara itu, diberitakan sebelumnya, selama beberapa tahun terakhir, kurang lebih 16 kali Jembatan Mahakam Samarinda ditabrak ponton milik perusahaan tambang.

Dan kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan dan laporan kerusakan pun disampaikan. Sehingga, membuat Jembatan ini semakin berbahaya untuk dilalui kendaraan.

Pernyataan kerusakan sendiri terungkap dari pantauan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera),

melalui Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Balikpapan saat bertemu langsung dengan Komisi III DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa telah terjadi pergeseran posisi Jembatan.

Kemudian, ditemukan pula pengamanan pada Jembatan telah banyak yang rusak.

Bahkan, lebih parahnya lagi ada pengamanan Jembatan yang hilang dan tidak berada di posisinya.

Belum lagi laporan dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR PERA) Kaltim,

yang saat kejadian tabrakan terakhir, pada Minggu (17/11/2019), malam, langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan mendapati adanya kerusakan di pilar tiga  di sisi hilir Jembatan.

Temuan yang sama juga disampaikan pengamat Konstruksi dari Universitas Mulawarman, Dr Tiopan Gultom mengungkapkan, seringnya Jembatan ini ditabrak membuat konstruksi Jembatan menjadi sangat rentan dan berbahaya.

Lebih ekstrem lagi, Tiopan menyebutkan, Jembatan ini bisa rubuh.

“Jika nanti Jembatan ini rubuh, maka semua rangka baja nya akan semua rubuh dan memberikan dampak yang sangat buruk,

karena total Eksentrisitas atau kelonjongan yang ada membuat semua struktur Jembatan akan runtuh secara menyeluruh,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon selularnya, pada Selasa (26/11/2019), sore.

“Dan kondisi Jembatan saat ini sangat mengkhawatirkan dan membahayakan.

Menurut saya seharusnya Jembatan itu harus dirubuhkan dan dibuat yang baru, agar dapat menyeimbangkan dengan kondiai Jembatan Mahakam IV yang sebentar lagi rampung.

Sebab, bisa saya katakan Jembatan Mahakam ini sangat tidak layak lagi,” lanjutnya.

Kondisi lainnya pula, dibeberkan Tiopan, tidak ada ditemukan rambu-rambu lalu lintas untuk menuntun kapal yang melintas.

Jadi, ia mempertanyakan  siapa yang bisa menjamin kalau ponton tidak akan menabrak Jembatan Mahakam lagi? Dan ia mengatakan  tidak ada yag bisa menjamin.

“Siapa yang bisa jamin kalau ponton atau tongkang tidak menabrak Jembatan lagi? Kan tidak ada yang bisa menjamin.

Artinya, potensi tabrakan masih sama dengan sebelumnya. Sebab, belum kita temukan rambu-rambu lalu lintas di Sungai Mahakam,” tegasnya.

Kerapnya kemacetan terjadi di Jembatan Mahakam, juga menjadi perhatian Tiopan.

Ia menyatakan, jangan sampai kejadian Jembatan rubuh di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara terjadi pada Jembatan Mahakam. Sebab, hal tersebut sangat memungkinkan terjadi.

“Sebab, kita lihat sampai saat ini upaya pemerintah dan para pihak yang bertanggungjawab dalam lalulintas sungai maupun yang mengurusi soal Jembatan,

tidak ada yang serius dalam menyelesaikan persoalan ini. Tidak ada kejelasan yang memuaskan untuk safety siang maupun malam hari,” tandasnya.

BACA JUGA

Eks Lokalisasi Manggar Sari di Balikpapan Diobok-obok, Pria Hidung Belang Lari Kocar-kacir

Lokasi Prostitusi Tanpa Izin di Manggar Sari Balikpapan Timur Akan Terus Diawasi Petugas Gabungan

Progres Bangun Bendungan Sepaku Semoi Penajam Paser Utara, SK Lokasi Dikeluarkan Telan Rp 800 Miliar

Jenazah Terborgol di Sungai Mahakam, Ternyata Andi Tomi Alun Samudera Koleba Warga Samarinda

Ia mempertanyakan, pemasukan dari lalulintas kapal di Sungai Mahakam. Namun,  uang yang didapatkan dari lalulintas kapal di Sungai Mahakam tersebut tidak memberikan keamanan bagi yang berlalulintas.

Sehingga, bukan saja kapal yang berbahaya, tapi, lalu lintas di Jembatan pun berbahaya.

“Jangan nanti kita seperti orang bodoh saat Jembatan ditabrak berulang kali, kemudian roboh.

Atau, Pelindo sebagai pihak yang juga memiliki tanggungjawab pada lalulintas kapal merasa bahwa Jembatan Mahakam itu bukan milik mereka.

Jadi, ya bisa saja. Sudah 16 kali Jembatan ditabrak. Apakah tunggu 20 kali atau lebih ditabrak sampai rubuh, baru ada tindakan,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved