Liga Indonesia
Liga 1 2020 Bergulir Borneo FC Berharap Dukungan Penuh, Sejak Tahun 2017 Penonton Semakin Menurun
Borneo FC dan Pusamania yang ia lakukan selama ini, demi kemajuan sepak bola di Kalimamntan Timur, Samarinda, Pesut Etam.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Musim 2019 telah berakhir, Liga 1 2020 rencana digelar Maret mendatang.
Klub Borneo FC menjadi salah satu yang masih bertahan di kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional.
Musim ini, Presiden Klub Borneo FC, Nabil Husein Said Amin, dilansir dari lama resmi klub, berharap dukungan lebih masif bisa diperlihatkan kepada Borneo FC.
Nabil sadar, ibarat manusia, usia 7 tahun sejak tim berdiri bisa dikatakan masih sangat bayi.
Tapi ia yakin, dengan dukungan besar maka tim akan menjadi besar walau usinya masih sangat belia.
“Sikap saya dan harapan saya kepada warga Samarinda hanya satu, jangan pernah tinggalkan kami di sini, karena kami berjuang untuk kalian," kata Nabil, dilansir dari lama resmi Borneo FC, Selasa (14/1/2020).
BACA JUGA:
• Jokowi Mau Datang, Ini Permintaan Warga Penajam Dalam Pembangunan Ibu Kota Baru atau IKN
• Musim Hujan 5 Titik di Sepaku Ini Calon Lokasi Ibu Kota Negara Indonesia, Jadi Langganan Banjir
• Siap Hadapi Ekspansi Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur, Begini Persiapan Plaza Balikpapan
• Bangun 3 Bendungan Sumber Air Baku Bersih di Ibu Kota Baru, Masuk Dalam Desain, Lelang Tahun Depan
Nabil menjelaskan, perjuangannya bersama Borneo FC dan Pusamania yang ia lakukan selama ini, demi kemajuan sepak bola di Kalimamntan Timur, Samarinda khususnya.
"Saya tak memikirkan masalah besarnya dana, tetap mari bersama membangun Borneo FC agar menjadi besar," ujarnya
"Dengan hadir di stadion memberikan dukungan di setiap pertandingan,” harap Nabil.
Masih dari sumber yang sama, sejak promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional pada 2014 lalu.
Artinya sudah 6 tahun Borneo FC berada di Kota Tepian untuk menjadi salah satu hiburan masyarakat Samarinda.
Tentu bukan hiburan murah, karena memang tak sedikit biaya yang dikeluarkan.
Demi eksistensi Borneo FC di Liga 1.
Dengan harapan, terus menjadi kebanggaan warga Kota Tepian.

Dilepasnya Putra Samarinda ke Bali dan berganti nama menjadi Bali United.
Harusnya membuat Borneo FC menjadi tontonan utama kala melakoni laga tandang.
Namun harapan tingginya antusias tersebut, belum dapat tercapai.
Jumlah penonton misalnya, hanya beberapa laga kandang mampu mencapai lebih dari 6 ribu penonton yang hadir mendukung langsung Pesut Etam.
Data Borneo FC, tingkat kehadiran penonton terbanyak terjadi pada final Piala Gubernur Kaltim I 2017 lalu.
Babak final kala itu dimainkan di Stadion Utama Kaltim, Palaran.
Baca Juga:
• Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Berikut Daftar Pemenang dan Desain
• Selain Resmikan Tol dan Lihat Ibu Kota Baru di Penajam, Jokowi Bakal Lakukan Ini di Balikpapan
• 3 Juara Sayembara Desain Ibu Kota Baru Bersinergi, Jadwal Pelaksanaan Konstruksi Fisik di Sepaku
• Inilah Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Tema Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I
Saat itu, seluruh kursi penuh diisi para suporter Borneo FC.
Ketika tim dibela Ponaryo Astaman dan rekan setim melawan Madura United.
Namun sejak itu, dukungan terus menurun ketika tim berlaga di kompetisi reguler.
“Satu hal yang sering saya tanyakan dalam diri sendiri, soal tidak antusiasnya warga Samarinda datang ke Stadion Segiri," tuturnya.
"Ini bukan setahun atau dua tahun saya pikirkan, tetapi sejak tim ini hadir di Samarinda dan menjadi salah satu bagian yang mengangkat nama daerah,” ujar Nabil.
Walau demikian, Nabil tak mau menjadikan hal tersebut sebagai alasan dirinya tak lagi memperjuangkan tim yang dibangunnya tenggelam.

Isu akan dijualnya tim, nyaris hadir setiap tahun.
Faktanya, Nabil tak pernah menginginkan Borneo FC hengkang layaknya Putra Samarinda.
Ini bukan soal berapa banyak yang sudah saya keluarkan untuk tim, namun ini soal hati.
Kalau bukan masalah hati, sudah lama saya menjual tim ini, apalagi sudah ada yang berminat.
"Namun ini bukan soal uang semata,” ucap Nabil.
(Tribunkaltim.co/Sapri Maulana)