Tribun Travel
TRIBUN TRAVEL Museum Sejarah Perang Dunia II Tarakan, Pengunjung Naik, Banyak Koleksi Jejak Kota
Destinasi wisata sejarah di Kota Tarakan, Kalimantan Utara masih menjadi salah satu daya tarik wisatawan
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Destinasi wisata sejarah di Kota Tarakan, Kalimantan Utara masih menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Satu diantaranya yakni museum sejarah perang dunia ke-2 dan sejarah perminyakan.
Museum yang dikenal juga dengan museum kembar ini pertama kali didirikan pada tahun 2017 lalu.
Berdiri dengan arsitektur gedung khas eropa di kawasan Islamic Center, Kampung Enam, Tarakan, Kalimantan Utara.
Setiap tahunnya museum yang menyajikan berbagai peninggalan perang dunia kedua ini mengalami peningkatan.
Humas UPT Museum Tarakan, Fadly, menyebut pengunjung menembus angka 20 ribuan setiap tahunnya.
Baca juga:
• Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Berikut Daftar Pemenang dan Desain
• Selain Resmikan Tol dan Lihat Ibu Kota Baru di Penajam, Jokowi Bakal Lakukan Ini di Balikpapan
• 3 Juara Sayembara Desain Ibu Kota Baru Bersinergi, Jadwal Pelaksanaan Konstruksi Fisik di Sepaku
• Inilah Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru, Tema Nagara Rimba Nusa Jadi Juara I
"Tahun 2017 itu 20 ribuan pengunjung, tahun berikutnya naik 24 ribu dan data terakhir per Desember 2019 mencapai 28 ribu pengunjung," ucapnya saat ditemui, Senin (13/1/2020).
Fadly yang juga kurator museum ini menyebut pengunjung didominasi oleh para pelajar.
"Yang masih mendominasi itu pelajar, karena mungkin ada tugas sekolah dan lainnya. Tapi tetap juga ada pengunjung umum dari dalam maupun luar kota Tarakan," tambahnya.
Museum kota Tarakan sendiri saat ini berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Tarakan.
Koleksi Museum Perang Dunia II Tarakan
Kota Tarakan, Kalimantan Utara, kaya akan jejak sejarah.
Menulusuri kota kepulauan yang terpisah dari pulau besar Kalimantan ini anda akan disajikan jejak-jejak perang dunia ke-2.
Pascakemerdekaan Tarakan diresmikan sebagai salah satu kota administratif di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya pada 15 Desember 1997.
Tahun 2012 lalu setelah terjadi pemekaran Provinsi, terbentuklah Provinsi Kalimantan Utara kemudian Tarakan menjadi saah satu bagiannya.
Kota Tarakan tercatat sebagai salah satu koota tersibuk dengan jumlah penduduk terbesar di Kaltara.
Aktivitas ekonominya juga cukup pesat lantaran dikenal sebagai penghasil minyak.
Perusahaan minyak milik negara Pertamina memiliki pengeboran di kawasan Tarakan.
Tak hanya itu Tarakan secara geografis juga cukup strategis sebab menjadi pintu gerbang perbatasan negara di bagian utara.
Hanya butuh beberapa jam melalui jalur laut dari Tarakan anda bisa langsung menyeberang ke Malaysia maupun Filipina.
Dengan kondisi kemajuan ekonominya yang cukup pesat membuat Tarakan menjadi salah satu daerah tujuan para pendatang untuk mengais rejeki.
Tetapi di balik segala perkembangannya, kota Tarakan menyimpan jejak sejarah yang cukup besar.
Pulau Tarakan menjadi salah satu wilayah yang merasakan dasyatnya perang dunia ke-2 pada tahun 1943 hingga 1945.
Perang besar antara pasukan sekutu dalam hal ini tentara Australia dan tentara Jepang yang menguasai Tarakan meletup.
Bahkan jauh sebelum mendaratnya Jepang, kota yang dikenal dengan julukan Bumi Panguntan itu telah lama menjadi pangakalan pertahanan Belanda.
Dari berbagai sumber yang dihimpun pihak Belanda pertama kali mendarat di Tarakan pada tahun 1896.
Kehadiran mereka lantaran mengetahui adanya sumber minyak bumi dan akhirnya berdirilah perusahaan perminyakan Belanda bernama Bataavishe Petroleum Maatchapij (BPM)
Hingga pada tahun 1923 kolonial Belanda memutuskan untuk menempatkan Asisten Resident serta pasukan dan berbagai perlengkapan tempur lainnya di kota ini.
Menelusuri semua jejak perang dunia ke-2 hingga berbagai peninggalan kolonial Belanda, Jepang dan juga Australia di Tarakan tidaklah begitu sulit.
Pemerintah kota Tarakan saat ini telah membangun Museum sejarah perang dunia ke-2.
Museum ini didirikan pada tahun 2017 lalu oleh Wali kota Tarakan, Sofian Raga.
Bangunan museum kota Tarakan terdiri dari dua gedung kembar.
Dengan arsitektur gedung gaya eropa dua gedung museum berwarna putih masing-masing ditempati untuk museum sejarah perang dunia ke-2 dan juga museum sejarah perminyakan.
Menuju ke museum ini tidaklah begitu sulit. Anda hanya butuh jarak tempuh sekitar 4 km dari pusat kota.
Tepatnya museum berada di kawasan kompleks Islamic Center, Kampung empat.
Di dalam museum perang dunia ke-2 terdapat berbagai koleksi.
Mulai dari senjata tentara Jepang, Belanda dan Australia.
Kemudian ada pula koleksi mata uang kuno, piring-piring peninggalan Belanda hingga perlengkapan Farmasi.
Anda juga bisa mendapati koleksi foto zaman pendudukan Belanda yang terpajang dan juga terdapat nisan makam Belanda yang menunjukan tahunnya.
Terdapat pula tiga unit mobil peninggalan tentara Australia yang terpajang di halaman museum.
Untuk berkunjung dan berkesempatan melihat langsung berbagai koleksi peninggalan perang dunia kedua ini anda cukup membayar retribusi.
"Biayanya tidaklah mahal, untuk pelajar cukup Rp 2 ribu, pengunjung dewasa Rp 5 ribu dan wisatawan mancanegara Rp 15 ribu," ucap Humas UPT Museum Tarakan, Fadly, saat ditemui, Senin (13/1/2020) sore.
Museum juga dibuka tiap harinya, mulai Pukul 09.00 Wita hingga Pukul 16.00 Wita.
(TribunKaltim.co/Alfian)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/foto-belanndas.jpg)