Perayaan Imlek
Tahun Baru Imlek Ternyata tak Cuma Kue Keranjang, Ada Lapis Legit dan Juga Nastar, Sejarah dan Makna
Perayaan Imlek ternyata tak hanya identik dengan kue keranjang, ada juga lapis legit dan nastar, ini sejarah dan maknanya
Dalam dialek Hokkian nastar disebut dengan ong lai (yang arti harfiahnya adalah pir emas).
Kue nastar biasa dibuat berdasarkan resep turun temurun.
Dalam perkembangan kue nastar memang terus berkembang modelnya.
Seperti Nastar Green Tea atau Nastar Keju.

Lapis Legit
Selain nastar, Lapis Legit juga termasuk kue yang wajib tersaji di perayaan Imlek.
Lapis legit yang dibuat selapis demi selapis, melambangkan kekayaan yang berlapis-lapis.
• TRIBUN TRAVEL Nikmati Sajian Spesial Harga Hemat ala Imlek di Golden Tulip Balikpapan Hotel & Suites
• Intip Cara Unik dan Kata-kata Mutiara 8 Artis saat Rayakan Imlek, Ada Kini Sudah Jadi Anggota DPRD
Arti Nama Kue Keranjang
Aslinya kue ini bernama Nian Gao atau Ni-Kwe, alias kue tahunan.
Disebut kue tahunan karena memang hanya dibuat setahun sekali, yaitu menjelang Tahun Baru Cina.
Kata Nian sendiri berarti tahun, sementara Gao berarti kue.
Namun kata Gao juga terdengar seperti kata tinggi.
Itu sebabnya cara penyajian kue keranjang disusun bertingkat.
Penyusunan kue keranjang yang bertingkat ini memiliki makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran.

Kisah Kue Keranjang
Zaman dahulu, masyarakat Tionghoa percaya bahwa terdapat Dewa yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga) dalam setiap anglo (tempat masak) di dapur setiap rumah.
Dewa tersebut dikenal juga dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala sesuatu yang dilakukan di setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari.
Nah, setiap akhir tahun, tepatnya tanggal 24 bulan 12 Imlek (atau H-6 Tahun Baru Cina), Dewa Tungku konon akan pulang ke surga dan melaporkan tugasnya kepada Raja Surga.