Tangisan Tersangka Kasus Investasi Bodong Pecah Saat Lihat Jenazah Johny Indo, Lalu Ucapkan Maaf
Tangisan Tersangka Kasus Investasi Bodong Pecah Saat Lihat Jenazah Johny Indo, Lalu Ucapkan Maaf
TRIBUNKALTIM.CO - Duka mendalam masih menyelimuti keluarga besar aktor lawas Johny Indo yang meninggal pada Minggu (26/1/2020) pukul 07.45.
Beberapa kerabat ikut berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan ucapan belasungkawa.
Kehadiran Dokter Eva yang dikawal polisi menjadi perhatian warga yang datang ke rumah duka.
• Pemakaman Johny Indo Menanti Kedatangan Tersangka Kasus MeMiles Dokter Eva, Begini Faktanya
• Obituari Johny Indo, Sosok Perampok Insyaf Kerap Dijuluki Robin Hood, Punya Anak Berprofesi Dokter
• Johny Indo Meninggal Dunia, Kisah Kelam jadi Perampok Emas, Berdakwah Setelah Bebas dari Penjara
• NEWS VIDEO Kabar Duka, Aktor Johny Indo Meninggal Dunia
Martini Luisa alias Dokter Eva tiba di rumah duka ayahandanya, Johny Indo di Jalan Tangga Asem, Tangerang, Banten, Senin (27/1/2020) pukul 12.00 WIB. Tangisnya pun pecah.
Dokter Eva berangkat dari Mapolda Jatim, karena statusnya saat ini tersangka kasus dugaan investasi bodong MeMiles.
Kehadiran Dokter Eva pun setelah mendapatkan izin dari kepolisian Polda Jatim, untuk mengikuti prosesi pemakaman ayahandanya, Johny Indo yang rencananya akan dimakamkan di TPU Selapajang Jaya, Tangerang.
Pantauan Warta Kota (Tribunnews.com Network), Dokter Eva mengenakan busana hitam dikawal oleh dua orang tim kepolisian Polda Jawa Timur.
Dengan jalan pincang, tanpa diborgol, dan mata sembab, Dokter Eva terlihat sangat sedih kehilangan Johny Indo untuk selama-lamanya.
Setelah bertemu keluarga dan berada di sisi kiri jenazah ayahandanya, tangisan Dokter Eva pun pecah.
Air matanya mengalir dari bola matanya cukup deras.
"Maafin aku ya pi... Gara-gara Tini ya pi," ucap Dokter Eva sambil menangis di hadapan jenazah.
Tampak ibunda Eva, Stella Tiah merangkul Tini alias Dokter Eva mencoba menenangkan.
Kerabat pun tampak menangis menyaksikan keharuan itu.
"Maafin belum bisa kasih apa-apa," kata Eva lagi.
Diberitakan sebelumnya, Johny Indo menghembuskan nafas terakhir di rumah istri pertamanya, di Jalan Tangga Asem, Tangerang, Banten, Minggu pagi.
Sebelum meninggal dunia, pria bernama lengkap Johanes Hubertus Eijkenboom diketahui sesak nafas.
Keluarga pun panik ketika Johny Indo sesak nafas yang diduga hanya masuk angin dan kemudian meninggal.
Selain itu, delapan bulan lalu Johny Indo kembali tinggal dengan istri pertamanya karena ia ditinggal oleh keluarga terdahulu yang tidak tahu kemana.
Delapan bulan bersama istri pertama yang diketahui seorang pendeta, Johny Indo kembali memegang keyakinan pertamanya dan terus beribadah.
Ketika kembali ke istri pertama, kondisi Johny Indo memang sudah tidak sehat.
Ia pun dalam kondisi sakit, karena jatuh dan pernah menjalani operasi hernia.
Perjalanan Hidup Johny Indo, Dari Perampok ke Layar Lebar
Ketika masa muda, mengutip informasi dari Wikipedia, Johny Indo dikenal publik sebagai perampok toko emas di Jakarta dan sekitarnya pada era tahun 1970-an, yang dilakukan pada siang hari bersama kelompoknya Pachinko (Pasukan China Kota).
Aksi paling terkenal Johnny Indo adalah merampok toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada 1979.
Johny Indo berhasil ditangkap di Sukabumi setelah kelompok Pachinko lebih dulu ditangkap.
Johny Indo kemudian dijatuhi hukuman penjara 14 tahun dan dijebloskan ke penjara Nusakambangan.
Namun baru tiga tahun menjalani hukuman, ia dan gerombolan berjumlah 34 orang berusaha melarikan diri dari Nusa Kambangan, tetapi kemudian ia berhasil ditangkap setelah bertahan selama 12 hari.
Setelah bebas, ia sempat bermain dalam sejumlah film yang salah satunya mengangkat kisah dirinya dalam film Johny Indo pada tahun 1987.
Di masa tuanya, ia masih berkeliling untuk berceramah agama (Islam) dan memiliki nama alias Umar Billah.
Dikawal Polisi Hadiri Pemakaman
Sebelumnya Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko membenarkan, Martini Luisa meminta keringanan pada pihak penyidik untuk memperbolehkan dirinya menghadiri pemakaman mendiang ayahnya, Johny Indo.
Senin (27/1/2020) besok, Martini akan diantar personel Polda Jatim dan kepolisian setempat ke Jakarta Utara untuk menyaksikan prosesi pemakaman ayahnya.
"Dikawal sesuai dengan SOP pengawalan sebagai tersangka. Kami juga libatkan juga unsur dari personel polisi wanita," katanya saat dikonfirmasi awak media, Minggu (26/1/2020).
Keringanan itu diberikan pihak penyidik selama proses pemakaman itu berlangsung.
Martini Luisa diberangkatkan pada Senin pagi.
"Pada saat pemakaman saja," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Subdit I Tipid Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim mengungkap kasus investasi bodong berbasis aplikasi 'MeMiles' yang dijalankan 'PT Kam and Kam', Jumat (3/1/2020).
Perusahaan yang berkantor di kawasan Sunter Jakarta itu, baru berumur delapan bulan.
Namun sudah memiliki sedikitnya 264.000 orang member aplikasi, dan dalam kasus ini diperoleh total kerugian sekitar Rp 761 Miliar.
Kasus tersebut mulai masuk tahap penyelidikan oleh Ditreskrimsus Polda Jatim sejak Desember 2019 silam.
Hasilnya, dua orang petinggi perusahaan telah ditetapkan sebagai tersangka, Kamal Tarachan atau Sanjay sebagai direktur, Suhanda sebagai manajer, Jumat (3/1/2020).
Delapan hari pasca kasus tersebut dirilis, Ditreskrimsus Polda Jatim kembali merilis dua tersangka baru, yakni Martini Luisa (ML) alias Dokter Eva sebagai motivator atau pencari member dan Prima Hendika (PH) sebagai ahli IT, Jumat (10/1/2020).
Martini Luisa Bukan Dokter Tapi Ahli Akupuntur
Ditreskrimsus Polda Jatim telah menetapkan dua tersangka baru kasus investasi illegal 'MeMiles' PT Kam and Kam.
Diantaranya, Martini Luisa (ML) alias Dokter Eva sebagai motivator atau pencari member, dan Prima Hendika (PH) sebagai ahli IT.
Penetapan itu dilangsungkan, Jumat (10/1/2020) kemarin, termasuk dengan menggelar barang bukti baru, yakni uang tunai hasil transaksi yang dihimpun perusahaan tersebut, sedikitnya Rp 72 miliar.
Artinya pengungkapan perkembangam hasil penyelidikan baru, terjadi delapan hari pasca kasus tersebut pertama kali dirilis Polda Jatim, Jumat (3/1/2020) silam.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkap fakta lain mengenai sosok Martini Luisa alias Dokter Eva.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadapnya, Martini Luisa ternyata bukan seorang dokter sebagaimana nama panggilan yang familiar dipakai dalam lingkungan perusahaan PT Kam and Kam.
"Aliasnya ya Dr eva, nama aslinya ML. Saudari ML ini mengaku sebagai Dokter," katanya pada awakmedia di Mapolda Jatim, Sabtu (11/1/2020).
Ya, Martini Luisa hanyalah orang yang memiliki keterampilan dalam pengobatan metode akupuntur.
"Pada kenyataannya dalam proses penyidikan ini, peran keahliannya akupuntur, tapi nanti masih didalami lagi sama penyidik," terangnya.
Dan sosok Luisa ternyata berperan penting dalam menggaet masyarakat untuk menjadi member bisnis investasi via aplikasi MeMiles.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, perusahaan investasi bodong yang menggunakan aplikasi 'MeMiles' sebagai alat untuk menipu menghimpun sekitar 264 ribu orang sebagai member.
264 ribu member itu tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Dalam praktiknya, Martini Luisa berupaya merayu masyarakat agar bergabung dalam bisnis investasi PT Kam and Kam melalui seminar atau simposium yang kerap dihelat di beberapa kota besar di Indonesia.
"Dia ngasih ulasan seolah olah menyampaikan hal itu benar, ditambah video testimoni para member lain," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangis Dokter Eva Tersangka Kasus Memiles di Depan Jenazah Johny Indo, Ucap Maaf Pada Sang Papi, https://www.tribunnews.com/seleb/2020/01/27/tangis-dokter-eva-tersangka-kasus-memiles-di-depan-jenazah-johny-indo-ucap-maaf-pada-sang-papi?page=all.