Pria Bunuh Diri Lompat Fly Over, Tubuh Terhempas Kaca Depan Mobil dan Kepala Bentur Aspal
Pria Bunuh Diri Lompat Fly Over, Tubuh Terhempas Kaca Depan Mobil dan Kepala Bentur Aspal
Pria Bunuh Diri Lompat Fly Over, Tubuh Terhempas Kaca Depan Mobil dan Kepala Bentur Aspal
TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pria, BW (46) nekat melakukan aksi bunuh diri dengan melompat fly over atau jembatan layang di kawasan Pasar Kembang, Surabaya, Jawa Timur.
Tubuh pria yang diketahui berprofesi sebagai juru kunci itu membentur keras kaca depan mobil boks di bawah fly over. Hingga kaca mobil pecah berhamburan.
BW sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
• Diduga Mau Bunuh Diri, Warga Ini Nekat Panjat Tower Listrik PLN di Bontang Lestari
• Siswa SMK Bunuh Diri Sambil Video Call, Teman Sekolah Beber Keanehan Story WhatsApp Sebelum Kejadian
• Usai Bacok Istri Siri di Berau, Buruh Bangunan Ini Nekat Bunuh Diri dengan Racun Rumput
• Frustasi Dibully & Tak Diurus Orangtua, Remaja 15 Tahun Ini Tak Tahan, Merasa Lebih Baik Bunuh Diri
Aksi bunuh diri BW (46), warga Sawahan, Surabaya, sempat menggegerkan warga Kupang Krajan, Sawahan, Surabaya, Rabu (29/1/2020).
Pasalnya, bapak tiga anak itu nekat meloncat dari jembatan layang atau fly over Pasar Kembang setinggi enam meter, pukul 14.15 WIB
Sebelum menghantam aspal, tubuh pria Surabaya yang loncat dari jembatan layang itu menimpa sebuah mobil box bernopol L-9965-T yang dikemudikan Prasetyo Dwi Wicaksono (24) warga Taman, Sidoarjo.
Tubuhnya tepat mengenai kaca depan mobil box itu hingga kacanya pecah berhamburan, lalu terjerembab ke aspal jalan dan mendera sejumlah luka.
Saksi mata, Taufik Subandi (33) menuturkan, sebelum meloncat dari jembatan layang tersebut, korban sempat berjalan kaki menuju pagar jembatan sisi barat seorang diri.
Lalu entah apa penyebabnya, lanjut Taufik, korban lantas memanjat pagar pembatas jembatan layang tersebut lalu menjatuhkan diri ke Jalan Kupang Krajan yang saat itu arus lalu lintasnya padat.
"Jadi jalan dari bawah sama anaknya. Saat ke atas anaknya disuruh turun. Pas anaknya sudah di bawah, bapaknya nyuruh pulang, tapi malah loncat," katanya pada TribunJatim.com di lokasi.
Akibat aksi nekatnya itu, ungkap Taufik, korban mendera sejumlah luka di bagian kepala dan kaki kanan
"Luka kaki terkena kaca mobil box. Kepala kena benturan aspal," tukasnya.
Pria berkaus hitam itu menambahkan, terakhir kali melihat korban mendapat perawatan medis oleh Tim Kesehatan Pemkot Surabaya di lokasi kejadian
Motif Pria di Surabaya Loncat dari Jembatan Layang
Penyebab BW melompat dari jembatan layang (fly over) Pasar Kembang setinggi lima meter di Jalan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya akhirnya terkuak.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Sawahan Iptu Ristitanto, korban nekat melakukan aksinya karena merasa frustrasi karena mengidap penyakit prostat dan ginjal.
Penyakit itu diidap korban selama kurun waktu enam bulan.
Lantaran sakitnya itu tak kunjung sembuh, tak pelak korban melakukan aksi nekat semacam itu.
"Iya mas korban frustrasi," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (29/1/2020).
Permintaan Terakhir
Berdasarkan data yang dihimpun TribunJatim.com, pria berusia 46 tahun itu bekerja sebagai juru kunci makam.
BW yang tinggal di Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya terpaksa dirawat karena luka pada kepala dan kaki akibat benturan dengan mobil dan aspal jalan.
Luka-luka itu diperoleh BW setelah melakukan aksi nekat melompat dari Jembatan Layang Pasar Kembang setinggi enam meter.
Adik korban, Hana Maria, dengan bola matanya yang tampak berkaca-kaca mengaku, tak menyangka jika kakak keempatnya itu akhirnya meninggal dunia dalam perawatan medis.
"Jam 16.30 WIB. Kondisinya ngedrop. Ya dibantu mas mas bapak bapak ini," ujar HM seraya menunjuk ke arah dua orang petugas berseragam BPB Linmas Pemkot Surabaya di depan Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020).
HM mengira kondisi kakaknya itu berangsur membaik dan diperkirakan lekas sembuh.
Apalagi kakaknya itu, beberapa jam sebelum meninggal sempat meminta dibuatkan minuman kopi hitam.
"Tadi masih sadar. Masih minta kopi. Bisa ngomong," tukasnya.
Namun ,Tuhan berkata lain, tubuh kakaknya itu malah makin memburuk hingga memasuki fase kritis.
Kondisinya BW kian memburuk dan diperparah dengan komplikasi penyakit yang diidap pria tersebut selama kurun waktu tiga bulan.
BW akhirnya meregang nyawa disaksikan, istri, dua putra dan menantunya.
"Anaknya 2, yang satu disini, yang satu masih sekolah. Cowok semua," tuturnya.
Rencananya, BW akan dimakamkan, Kamis (30/1/2020), sembari menunggu anggota keluarga yang lain.
"Paling besok (hari ini) dimakamkan. Nunggu keluarga, dimakamkan di daerah rumahnya," pungkasnya.
Anak pertama BW, WAN yang duduk di kursi kayu panjang berwarna putih ditemani istrinya itu tampak tertunduk dan bungkam seribu bahasa.
Sesaat jenazah bapaknya mulai dipindahkan ke mobil ambulan, ia lantas beranjak, lalu mendekati pintu masuk kamar mayat.
Ini sosok BW di mata keluarga
BW (46) pria asal Sawahan yang tewas seusai dirawat akibat aksinya melompat dari Jembatan Layang (Flyover) Pasar Kembang, Kupang Krajan, Sawahan Surabaya, selama ini bekerja sebagai juru kunci makam di Kembang Kuning, Pakis, Sawahan, Surabaya.
Pekerjaan itu sudah ditekuni BW bertahun-tahun, bahkan sejak kecil.
Dan hal itu tidak aneh, karena BW hanya meneruskan pekerjaan bapaknya yang dulunya juga sebagai juru kunci di makam tersebut.
Adik keenam BW, Hana Maria membenarkan jikalau ia bersama keenam saudaranya merupakan anak dari juru kunci makam.
Jadi tak heran jika BW akhirnya berprofesi seperti bapaknya, sebagai juru kunci makam.
"Semenjak kecil kami jadi juru kunci. Orangtua kami ya juru kunci, turun temurun," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.
Maria menuturkan, bahwa dirinya dan BW merupakan saudara kandung, dari tujuh orang bersaudara.
BW adalah anak keempat, sedangkan dirinya anak keenam.
"Kami gak hidup serumah, ya sendiri sendiri sekarang," terangnya.
Mendengar kabar kakaknya melakukan aksi nekat, siang hari itu, membuat hatinya terhenyak.
Selama ini kakaknya itu dikenal orang yang tekun dan penyabar. Dan seakan mustahil bakal melakukan hal nekat semacam itu.
Melompat dari pagar pembatas jalan Jembatan Layang Pasar Kembang hingga menimpa sebuah mobil dan mendera luka di kepala dan kaki.
"Saya enggak tahu kejadiannya. Saya cuma ditelpon tahu tahu sudah di RS," pungkasnya.
Sering merasa kepanasan
Adik keenam BW, Hana Maria mengatakan, kakaknya itu merupakan pribadi yang supel dan pekerja keras.
Sehari-hari waktunya dihabiskan untuk berkegiatan di dalam makam.
Kalau tidak mengurus hal ihwal mengenai prosesi pemakaman saat ada orang meninggal.
BW bakal menghabiskan waktunya membersihkan area makam dari sudut ke sudut.
"Aktivitasnya juru kunci. Semenjak kecil kami jadi juru kunci," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.
Selama ini Maria mengenal kakaknya bukan pribadi yang mudah mengeluh kalau sedang mendera sakit.
"Dia itu enggak mengeluh semenjak sakit. Kalau sakit ringan enggak mengeluh," jelasnya.
Mungkin karena penyakit prostat yang diidap kakaknya selama ini terlanjur parah dan merasa menyakitkan.
Selama kurun waktu tiga bulan ini, ia nyaris merasa tak aneh melihat kakaknya kerap mengeluh dan merintih kesakitan.
"Cuma kalau udah parah ya mengeluh gini. Ya ngeluh panas, merasa sumuk terus," ujarnya.
Setahu dia, beberapa kali kakaknya itu dirawatinapkan di RSU Dr Soetomo, karena penyakitnya itu.
Namun tak disangka, sakit yang dirasa makin menyiksa tak kunjung membaik, malah menjadi alasan bagi BW untuk mengakhiri hidup dengan percobaan bunuh diri di jembatan layang tersebut.
"Baru pertama kali kayak gitu (lompat bunuh diri)," pungkasnya.
Pesan ke sang adik
Pihak keluarga mengira aksi nekat BW tidak akan berdampak buruk.
Ternyata di luar dugaan, kondisi BW selama proses perawatan justru makin ngedrop, hingga mengalami fase kritis.
Adik keenam BW, Hana Maria, mengaku semula tak menyadari firasat aneh apapun sebagai petanda kepergian kakaknya menuju Sang Khalik.
Hanya saja belakangan ia menyadari, bahwa kakaknya itu sempat mengucapkan perkataan laiknya wasiat terakhir, bahwa BW merasa tidak kuat dengan penyakit yang dialaminya.
Dan berpesan agar menjaga anak-anakanya, sepeninggalnya nanti.
"Kemarin pernah bilang. Firasat ya, dia bilang kalau 'mas wes gak kuat, titip anak anak' itu aja," katanya pada TribunJatim.com di ruang tunggu Kamar Mayat RSU Dr Soetomo, Rabu (29/1/2020) malam.
Maria mengaku nyaris tak menggubris perkataan aneh kakaknya itu.
Ia menganggap, kakaknya sedang meracau saja, karena sedang dalam fase pemulihan kesehatan saat opname di rumah sakit beberapa waktu lalu.
"Ya pas curhat. Pas opname disini," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sempat Selamat Pasca Lompat dari Fly Over, Juru Kunci Makam Surabaya Minta 1 Minuman Sebelum Tewas, https://jatim.tribunnews.com/2020/01/30/sempat-selamat-pasca-lompat-dari-fly-over-juru-kunci-makam-surabaya-minta-1-minuman-sebelum-tewas?page=all.