Tjutjup Suparna Wafat
BREAKING NEWS Mantan Walikota Balikpapan Tjutjup Suparna Wafat Pukul 03.00 Wita di RSKD Balikpapan
Mantan Walikota Balikpapan Tjutjup Suparna wafat pukul 03.00 Wita di RSKD Balikpapan
Penulis: Samir | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN-Mantan Walikota Balikpapan Tjutjup Suparna wafat pukul 03.00 Wita di RSKD Balikpapan
Innalillahi Wainnaillaihi Roji'un. Mantan Walikota Balikpapan periode 1991-2001 H.Tjutjup Suparna meninggal dunia pada, Selasa (4/2/2020) di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Ia meninggal dunia pada pukul 03.00 Wita. Mantan Walikota ini akan dibawa ke Komplek Perumahan Balikpapan Baru.
Sebelumnya, lama tak terdengar kabarnya, cerita terbaru Walikota Balikpapan, periode 1991 hingga 2001 Tjutjup Suparna dibagikan oleh Rizal Effendi.
Nah, Walikota Balikpapan itu membagikan kabar terbaru tentang Tjutjup Suparna yang kini tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit Premier Bintaro, Jakarta.
Dalam postingan terbarunya yang dibagikan, Sabtu (14/3/2019), Rizal Effendi memposting sebuah foto dirinya tengah berada di salah satu ruangan rumah sakit
Di sampingnya tampak Tjutjup Suparna yang mengenakan sarung dan kaos putih serta kopiah di kepalanya.
Dalam kolom komentar, Rizal Effendi menyebut, jika Walikota Balikpapan yang berada di balik keberhasilan meraih penghargaan di bidang kebersihan itu baru saja menjalankan operasi.
Dirinya juga meminta doa agar proses perawatan Tjutjup Suparna juga berjalan lancar.
Dalam komentar itu Rizal Effendi juga membagikan kenangannya saat Tjutjup Suparna masih menjabat Wali Kota sedangkan dirinya masih menjadi seorang wartawan.
Keberhasilan dirinya saat ini tak lepas dari bimbingan Tjutjup Suparna yang memintanya masuk dalam medan pengabdian.
Berikut postingan lengkapnya:
Assalammualaikum warga kota yang saya hormati.
Izin menginformasikan, kemarin setelah kegiatan saya mengunjungi Pak Tjutjup Suparna, mantan Wali Kota Balikpapan, di Rumah Sakit Premier Bintro Jakarta.
Beliau sedang salam perawatan setelah melakukan operasi.
Kita doakan agar pengobatan beliau berjalan dengan baik dan disembuhkan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Waktu beliau menjadi Wali Kota Balikpapan saya masih menjadi wartawan ManunTunG (Kaltim Post).
Beliau banyak membimbing dan mendorong saya untuk ikut di dalam medan pengabdian.
Kecintaannya terhadap kota ini tidak pernah surut.
Seringkali saya ditelepon beliau, dimarahi atau sekedar memberi masukan jika ada hal hal yg terjadi dengan kota ini.
Cepat pulih Pak Tjutjup, doa kami semua mengiringi.
Inilah Foto-foto Walikota Balikpapan Sejak 1960 Sampai Sekarang
Minggu (10/2/2019), Kota Balikpapan akan genap berusia 122 tahun. Sepanjang kurun waktu tersebut kota ini sudah silih berganti kepala daerah atau wali kota.
Meski sudah berusia 122 tahun, namun Kota Balikpapan, Kalimantan Timur baru dipimpin Walikota Balikpapan pertama kali pada tahun 1960.
Tercatat sampai saat ini sudah 10 orang yang pernah menjabat sebagai Walikota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Siapa sajakah mereka?
Berikut daftar beserta foto-fotonya yang kami rangkum dari berbagai sumber:
1. H ARS Muhammad (1960-1963)

H ARS Muhmmad adalah wali kota pertama Balikpapan yang menjabat selama tiga tahun.
Namanya saat ini diabadikan menjadi nama jalan di Kota Balikpapan.
Lokasi jalan tersebut berada di pusat kota, tepatnya di Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota.
Di sepanjang jalan ini berdiri rumah dinas Wakil Wali Kota Balikpapan dan sederet hotel-hotel berbintang, di antaranya Hotel Gran Senyiur, Hotel Grand Tiga Mustika, dan Hotel Mega Lestari.
2. Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963-1965)

Mayor TNI AD Bambang Soetikno merupakan wali kota Balikpapan kedua yang menjabat selama tiga tahun.
Tidak banyak literatur yang kami temukan tentang Mayor TNI AD Bambang Soetikno.
Namanya juga tidak diabadikan menjadi nama jalan.
3. Mayor TNI AD Imat Saili (1965-1967)

Nama Mayor TNI AD Imat Saili kini diabadikan menjadi nama jalan di Kota Balikpapan.
Lokasi jalan tersebut berada di ruas jalan Sungai Ampal, dari Balikpapan Baru menuju simpang depan SD.
Pemberian nama jalan ini pertama kali diumumkan pada rapat paripurna HUT ke-118 Kota Balikpapan, 2015 lalu.
4. Mayor Pol Zainal Arifin (1967-1973)

Selain Mayor TNI AD Imat Saili, nama Mayor Pol Zainal Arifin juga diabadikan menjadi nama jalan baru di Kota Balikpapan.
Wali kota keempat ini namanya kini diabadikan pada ruas jalan Beller.
Lokasi yang kerap dilanda banjir. Berada di kawasan Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Kota.
5. Letkol Pol HM Asnawi Arbain (1974-1981)

Wali Kota Balikpapan kelima adalah Letkol Pol HM Asnawi Arbain.
Ia menjabat selama 8 tahun.
Namanya kini juga diabadikan menjadi nama jalan, menggantikan nama Jalan MT Haryono Dalam atau biasa disebut Beje-beje.
Jalan ini menghubungkan Jl MT Haryono dan Jl Kol H Syarifuddin Yoes.
6. Kol Czi TNI AD H Syarifuddin Yoes (1981-1989)

Kol Czi TNI AD Syarifuddin Yoes menjabat Wali Kota Balikpapan selama 9 tahun.
Ia kerap disebut sebagai bapak pembangunan Balikpapan.
Namanya kini diabadikan menjadi nama jalan di daerah Sepinggan.
Jalan tersebut menghubungkan Jalan Marsma R Iswahyudi, MT Haryono, Ruhui Rahayu serta Jalan Asnawi Arbain.
Di kawasan jalan ini juga berdiri rumah dinas wali kota Balikpapan, gedung Kesenian, gedung Balikpapan Sports and Covention Center (BSCC) Dome, Pengadilan Agama dan Hotel Royal Suite.
Nama Syarifuddin Yoes juga sempat mengemuka diusulkan menjadi nama stadion baru Balikpapan, yang menjadi markas klub Persiba Balikpapan.
7. H Hermain Okol (Plt Wali Kota 1989-1991)

Hermain Okol menjabat sebagai pelaksana tugas wali kota Balikpapan selama tiga tahun.
Setelah pensiun sebagai PNS pada tahun 1995, Hermain Okol merambah dunia politik praktis.
Ia tercatat menjadi Anggota DPRD Kaltim periode 1999-2004.
Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Kalimantan Timur.
8. Kol Inf H Tjutjup Suparna (1991- Juni 2001)

Tjutjup Suparna tak bisa dilepaskan dari semboyan "Balikpapan Kubangun, Kujaga, Kubela".
Tak bisa pula dilepaskan dari jargon "Balikpapan Beriman" (Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman).
Semboyan tersebut memang lahir di masa kepemimpinannya sebagai wali kota.
Meski menurutnya, motto "Beriman" tersebut merupakan buah pemikiran pendahulunya almarhum H Syarifuddin Yoes.
"Waktu itu pak Syarifuddin Yoes menjabat wali kota dan saya masih Komandan Kodim. Dulu, konsepnya pak Yoes melihat fakta-fakta sejarah Balikpapan. Fakta itu antara lain masyarakatnya yang heterogen. Baru 400 ribu penduduknya, tapi semua agama dan suku ada di sini," ujarnya saat berdialog dengan tokoh pemuka agama di Hotel Pacific Balikpapan, Sabtu (22/9/2012).
Bahkan untuk menggambarkan heterogenitas masyarakat Balikpapan kala itu, Tjutjup menyebut sudah banyak aneka kuliner nusantara yang dijajakan di kota ini.
"Pokoknya waktu itu kuliner semua ada, mau Coto Makassar, Soto Banjar, Soto Lamongan, Soto Bandung, tinggal bilang saja, kita langsung tunjukkan tempatnya," kelakarnya.
Fakta heterogenitas tersebut diakui menjadi gagasan awal lahirnya motto Bersih, Indah, Aman dan Nyaman (Beriman).
Kendati pencapaian prestasi dalam bidang kebersihan, keindahan dan keamanan kota, kata Tjutjup, baru bisa diraih saat dirinya menjabat wali kota.
"Dia (Syarifuddin Yoes) melihat bagaimana upaya menyatukan agar visi kota ini bermanfaat, sehingga lahirlah motto Beriman itu. Hanya saja waktu itu beliau belum tuntas, karena pada tahun 1990 motto itu baru pada tahap sertifikat. Nah, prestasi Piala Adipura baru kita raih di periode saya," katanya.
Tjutjup Suparna mengaku bangga karena dirinya mampu meneruskan cita-cita Alm Syarifuddin Yoes. Meskipun dia mengakui cita-cita itu juga belum berjalan maksimal.
9. H Imdaad Hamid (Juni 2001-2011)

Sebelum menjadi wali kota Balikpapan, Imdaad Hamid memulai kariernya dari staf pengajar pada Universitas Mulawarman (1967-1970).
Kemudian ia ditempatkan di Bagian Tata Usaha Perhutada Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Pada Januari 1971 Imdaad Hamid dipindah tugas menjadi Kepala Biro Sekretariat di Bappeda Kalimantan Timur.
Terhitung 31 Januari 1986, Imdaad Hamid diangkat sebagai Kepala Biro Humas Provinsi Kalimantan Timur selama lima tahun.
Setelah itu dia dipercaya menjadi Sekretaris Daerah Kota Balikpapan.
Ketika Imdaad Hamid menjadi Sekda, Wali Kota Balikpapan kala itu adalah Tjutjup Suparna.
Pada 29 September 1998, Imdaad Hamid dipercayakan pula menjadi Asisten IV Kantor Gubernur Kalimantan Timur hingga 25 Mei 2001 dan akhirnya terpilih menjadi Wali kota Balikpapan (2001-2006).

Dalam pilkada langsung tahun 2006, Imdaad Hamid kembali terpilih untuk kedua kalinya sebagai Wali kota Balikpapan (2006-2011). Wakilnya kala itu Rizal Effendi.
Imdaad Hamid terbilang sukses meneruskan perjuangan pendahulunya, Tjutjup Suparna.
Selama dirinya menjadi wali kota, Balikpapan terus menambah pundi-pundi prestasi. Tak terkecuali di bidang lingkungan.
Di bawah kendalinya selama 10 tahun, Balikpapan selalu mendapat predikat kota bersih.
Satu kebijakan Imdaad Hamid yang paling dikenang adalah mengharamkan aktivitas tambang batu bara di wilayahnya.
Kebijakan ini setidaknya bertahan sampai detik ini.
Pada pemilihan umum Gubernur Kalimantan Timur 2013, Imdaad Hamid maju sebagai calon gubernur didampingi oleh calon wakil gubernur, Ipong Muchlisoni.
Mereka berasal dari jalur independen.
Kontrak politik yang ditawarkan pasangan ini adalah program percepatan pembangunan desa dengan anggaran Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar tiap desa tiap tahun.
Sayang, ia gagal menjadi gubernur.
10. H M Rizal Effendi (2011-sekarang)

Rizal Effendi kini sudah berusia 60 tahun dan telah memiliki tiga anak serta dikaruniai cucu.
Kedua orangtuanya juga masih sehat.
Pada 6 November 2016, Rizal Effendi memperkenalkan ayah dan ibunya melalui media sosial.
Rizal menceritakan bahwa ayah dan ibunya dulu seorang guru. Hidup dari gaji guru dengan banyak anak.
Namun pesannya pada anak-anak cukup jelas, kerja keras dan berdoa.
"Zal selebihnya biar Tuhan yang mengaturkan jalan hidup," tulis Rizal Effendi menirukan ucapan ayah dan ibunya.
Rizal juga menceritakan bahwa dulunya dia hanya bekerja sebagai wartawan lepas dengan gaji tidak jelas.
Namanya perlahan-lahan mulai dikenal publik di samping profesinya sebagai wartawan.
Karirnya di bidang politik bermula saat dirinya menjabat sebagai anggota MPR RI utusan daerah pada tahun 1994-1995.
Alumni Universitas Mulawarman Samarinda ini juga sempat menjabat Direktur Umum Perusahaan Daerah Listrik Kaltim Samarinda selama tiga tahun, sejak 2003 hingga 2006.

Pada tahun 2006, ia terpilih sebagai Wakil Wali Kota Balikpapan mendampingi Imdaad Hamid yang menjabat sebagai Wali Kota Balikpapan periode 2006-2011.
Nama Rizal pun kian melejit, hingga ia memberanikan diri mencalonkan diri sebagai Wali Kota Balikpapan periode 2011-2016 yang digelar pada 24 Februari 2011. Hasilnya keluar sebagai pemenang.
Rizal meraih 129.807 dari suara total dan duduk di kursi pemerintahan kota Balikpapan didampingi kawan semasa kuliahnya, Heru Bambang.
Usai berjalan satu periode, Rizal pecah kongsi dengan Heru.
Pilwali 2015, keduanya sama-sama mencalonkan diri sebagai wali kota.
Namun pertarungan ini kembali berpihak pada Rizal yang memilih menggandeng Rahmad Mas'ud.
Rizal-Rahmad dilantik sebagai Wali Kota Balikpapan dan Wakil Wali Kota Balikpapan periode 2016-2021.
Rizal Effendi mencatatkan namanya sebagai wali kota kesepuluh yang memimpin kota minyak.
Drama politik paling anyar yang dilaluinya adalah Pilgub Kaltim 2018.
Di sini, Rizal Effendi sempat merasakan maju mundur.
Awalnya, ia digadang-gadang berduet dengan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.
Poster pasangan bakal calon ini bahkan sudah beredar di berbagai sudut kota.
Namun takdir berkata lain, Rizal terdepak di menit-menit akhir. Isunya karena mahar politik.
Rizal Effendi tak masuk dalam empat paslon yang ditetapkan KPU.
Di tengah perjalanan, Cawagub nomor urut 1 yang diusung Partai Golkar dan Nasdem, Nusyirwan Ismail, meninggal dunia.
Pasangan Andi Sofyan Hasdam ini tutup usia diduga kelelahan setelah menjalani kampanye di berbagai daerah.
Mau tidak mau, partai pengusung mencari penggantinya. Hingga akhirnya terpilih Rizal Effendi.
Sayang, perjalanan Rizal Effendi di kontestasi Pilgub Kaltim 2018 juga berakhir pahit.
Ia bersama Andi Sofyan Hasdam mendapat perolehan suara paling kecil di antara paslon lainnya.
Kini, Rizal Effendi mengaku hanya ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Balikpapan, yang jabatannya akan berakhir pada 2021 mendatang.