Bukan Bebas Banjir, Ini Indikator Kebahagiaan Warga Jakarta Versi Anies Baswedan, Tak Ada di BPS

Bukan bebas banjir, ini indikator kebahagiaan warga Jakarta versi Anies Baswedan, tak ada di BPS

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat (20/12/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Bukan bebas banjir, ini indikator kebahagiaan warga Jakarta versi Anies Baswedan, tak ada di BPS.

Keberhasilan Pemerintah dalam membangun tak selalu bisa diukur dengan angka yang dirilis Badan Pusat Statistik, atau BPS.

Bagi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kebahagiaan warga merupakan ujung keberhasilan Program Pemerintah.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin warganya bersyukur dan bahagia tinggal di Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan Anies Baswedan saat meresmikan Operasi Pasar Cabai dan Bawang Putih di 22 Pasar DKI Jakarta, di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC), Jakarta Selatan pada Minggu (09/2/2020).

Anies Baswedan berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat membuat harga pasar menjadi stabil.

• Gunakan Jasa Calo Saat Tes CPNS di Berau, BKPP Akan Proses Hukum

• CPNS 2019: 180ribu Peserta SKD Gagal ke SKB, Cek Waktu Pengumuman dan Cara Download Hasil Jatim Pdf

• Cerita Nurlaila, Manfaatkan Rekrutmen CPNS di Kalimantan Utara dengan Membuka Warung

• TERUNGKAP Penyebab 180.861 Peserta CPNS Tak Bisa Ikut SKD, Lihat Skor Tertinggi Sementara!

"Jadi intervensi yang dilakukan dalam bentuk operasi pasar pasokan untuk cabai merah dan bawang putih adalah bagian untuk stabilisasi harga."

"Dan Insyaallah dengan operasi yang dilakukan ini maka harga di Jakarta bisa lebih stabil," ujar Anies Baswedan.

Anies Baswedan mengatakan, bukan hanya membuat harga pasar stabil.

Tujuan dari kegiatan tersebut juga membuat keluarga di Jakarta merasakan ketenagan dan kesejahteraan.

"Jadi tujuan ujung paling akhir dari kami bukan sekedar pasarnya stabil."

"Tetapi keluarga-keluarga di Jakarta merasakan ketenangan, merasakan kesejahteraan."

"Kenapa?

Karena kebutuhan pokok harganya terprediksi dan stabil," ujar Anies.

Anies Baswedan juga menambahkan, kriteria kebahagiaan tersebut bukan hanya dari angka statistik.

Namun, yang terpenting adalah warga berucap kalau bahagia tinggal di Jakarta.

"Saya selalu menyampaikan, bahwa dibalik angka statistik itu, apakah inflasi, apalah pertumbuhan ekonomi, apapun."

"Saya selalu mengatakan, bahwa yang paling penting adalah tiap keluarga di Jakarta berkata begini 'untung alhamdulillah tinggal di Jakarta'," papar Anies Baswedan.

"Ketika kalimat itu muncul di tiap keluarga, maka kita sudah mengerjakan tugas kita dengan baik, apapun statistiknya," terangnya.

Mengutip dari Kompas.com, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar oeparasi pasar.

Operasi tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas bawang putih dan cabai di pasar umum.

Dalam operasi pasar ini, Kementen bersama food station dan PD Pasar Jaya mendistribusikan 30 ton cabai merah dan bawah putih untuk 22 pasar di DKI Jakarta.

Sebanyak 10 ton di antaranya dari Kementen dan 20 ton bawang putih lainnya dari food station.

Operasi pasar di 22 titik tersebut digelar menyusul harga cabai rawit dan bawang putih di pasar-pasar DKI Jakarta melonjak belakangan ini.

Bahkan, harga cabai rawit mendekati Rp 100 ribu, namun kondisi tersebut mulai berangsung turun hingga berada di level Rp 70 ribu per kilogram.

Kenaikan harga tersebut disebbakan olh faktor cuaca buruk yang terjadi beberapa waktu lalu.

Anies Baswedan Disebut Tak Bisa Kerja

Banjir yang kembali menerjang sejumlah wilayah Jakarta membuat Gubernur DKI Anies Baswedan kembali mendapat sorotan.

Tak tanggung-tanggung, Anies Baswedan bahkan disebut tak becus memimpin anak buah saat banjir Jakarta.

Hal ini disampaikan Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan.

Ia menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terlambat dalam memberi respons bantuan maupun peringatan pada warga Jakarta.

"Perilaku selalu terlambat dalam mempersiapkan banjir Jakarta ini menunjukan bahwa aparat Pemprov Jakarta tidak bisa bekerja baik."

"Tidak bekerjanya aparat pemprov itu membuktikan bahwa Gubernur Jakarta tidak bisa bekerja dan tidak bisa memimpin anak buahnya," ungkap Tigor kepada Tribunnews melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2020).

Menurut Tigor Nainggolan, sebagai pimpinan daerah Anies Baswedan tidak memberi contoh baik.

"Gubernur tidak memberi contoh baik dan tidak bisa tegas terhadap anak buahnya yang tidak bekerja karena mereka semua sama-sama tidak bekerja untuk melayani warga Jakarta," ungkapnya.

Keterlambatan Pemprov DKI Jakarta

Tigor menyebut warga tetap saja tidak mendapatkan informasi peringatan dini dan bantuan darurat sebagaimana mestinya agar bisa lebih ringan kerugian akibat banjir yang terjadi.

"Selalu terlambat dan tidak berbuat apa-apa untuk warganya, itulah perilaku Pemprov Jakarta dalam setiap kejadian banjir Jakarta di 2020," ungkap Tigor Nainggolan.

Tigor menyebut Pemprov DKI Jakarta belum ada perubahan signifikan, terutama dari segi persiapan.

"Melihat banjir Jakarta hari ini, ternyata belum ada perubahan signifikan kesiapan Pemprov Jakarta.

Masih saja warga Jakarta jadi korban, pemprov tetap tanpa persiapan secara baik," ujarnya.

 NEWS VIDEO Anies Baswedan: Kita Pantau Terus, Seluruh Jajaran Siaga!

 HUT Gerindra Jadi Momentum Prabowo Subianto Menggoda Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Kirim Sinyal?

 Sejak Semalam Hingga 8 Februari Pagi Jakarta Diguyur Hujan, Sejumlah Rumah Kini Kebanjiran Lagi

 Doa saat Hujan agar Terhindar dari Musibah Banjir, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya

Tigor Nainggolan menyebut paling tidak banjir telah terjadi sebanyak empat kali di tahun 2020 ini.

"Tempat atau titik banjirnya pun selalu sama," ungkapnya.

Pemprov DKI Jakarta disebut Tigor Nainggolan tidak memberi peringatan dan bantuan darurat.

"Aparat Pemprovnya pun sama saja tidak melakukan tugas memberikan informasi peringatan dini (early warning system) dan bantuan darurat (emergency response system) secara baik," ujarnya.

Hal ini membuat warga Jakarta kembali menjadi korban banjir tanpa ada pertolongan dan bantuan dari pemprovnya. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved