Pemerintah Jokowi akan Pulangkan WNI dari Wuhan ke Daerah Asal, Ini Keluhan Penyakitnya di Natuna
Pemerintah Jokowi akan pulangkan WNI dari Wuhan ke daerah asal, ini keluhan penyakitnya di Natuna
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Jokowi akan pulangkan WNI dari Wuhan ke daerah asal, ini keluhan penyakitnya di Natuna.
238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan dan Provinsi Hubei segera dipulangkan ke daerah asal mereka.
Saat ini, 238 WNI ini sedang dalam masa observasi ketat di Natuna guna mendeteksi apakah mereka terinfeksi Virus Corona atau tidak.
Masa observasi 238 Warga Negara Indonesia ( WNI) yang ada di Natuna sudah memasuki hari kesembilan dari rencana 14 hari masa observasi.
Lima hari jelang masa observasi berakhir pemerintah mulai menyiapkan skema pemulangan para WNI yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina akibat Virus Corona.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyebutkan skema baru dirancang hari ini, Senin (10/2/2020).
• Demi Proyek 5 Tahun Ini, Anies Baswedan Rela Menghadap Khusus ke Jokowi, Bukan Soal Banjir Jakarta
• Mahfud MD Dikritik, Tak Nasihati Presiden Joko Widodo, Indonesia Menjauh dari Prinsip Demokrasi
• Diuji Puan Maharani dan eks Gubernur DKI Jakarta, Gibran Rakabuming Bicara Sumber Dana Pilkada Solo
• KSAD Jenderal Andika Perkasa Murka, Menantu AM Hendropriyono Merasa Kecolongan Ulah Prajurit TNI Ini
“Kita mulai hari ini sudah mulai berkoordinasi untuk menyiapkan kepulangan mereka,” ucap Yuri di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Melihat sulitnya akses tranportasi ke tempat observasi di Hanggar Lapangan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna ada rencana membawa pulang para WNI ke Jakarta terlebih dulu.
“Kelihatannya mereka tidak akan kita akhiri misinya di Natuna, karena kita tahu dari dan ke Natuna sangat terbatas, akan kita jadwalkan untuk antar mereka ke Jakarta,” kata Yuri.
Dari Jakarta rencananya 238 WNI yang selasai diobservasi akan dijemput kepala daerah asal mereka masing-masing.
“Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa kepala daerah dan rencananya akan dijemput oleh mereka,” kata Yuri.
Beberapa orang sempat mengeluh gatal
Kondisi kesehatan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang menjalani proses observasi di Natuna dalam keadaan baik.
Observasi dilakukan untuk memastikan kesehatan 238 WNI yang sebelumnya dievakuasi pemerintah dari Provinsi Hubei, Cina yang merupakan wilayah penyebaran Virus Corona
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto memastikan sejak mereka tiba di pusat observasi hingga hari ke delapan, Minggu (9/2/2020) tidak ada yang menunjukkan gejala menderita penyakit Virus Corona seperti di Cina.
“Dari pemantauan yang kita laksanakan sejak datang sampai sekarang, tidak ada yang panas, batuk, tidak ada yang sesak napas,” kata Achmad Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Penyakit yang justru dikeluhkan beberapa WNI di pusat observasi adalah gatal-gatal pada kulit mereka.
“Ada beberapa keluhan beberapa hari lalu, beberapa muncul gatal-gatal,” ucap Yuri.
Gatal-gatal tersebut muncul karena meluapnya kotoran dari tangki penampungan air yang terletak di bawah tanah di pusat observasi yang berlokasi di Hanggar Lapangan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna.
“Kita kurang mewaspadai tangki bawah tanah, yang memang telah ada untuk kebutuhan mandi ternyata kotorannya naik ke atas, ini yang membuat mereka gatal,” tutur Yuri.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah memindahkan tempat penampungan air dengan membeli toren penampungan air.
“Sekarang sudah teratasi, kita belikan toren yang 3.000 literan,” kata Yuri.
Proses observasi 238 WNI beserta tim evakuasi yang kalau ditotal menjadi 285 orang tersebut rencana awalnya berlangsung selama 14 hari.
Kalau kondisi kesehatan 285 selama 14 hari di pusat observasi dalam keadaan sehat maka bisa langsung pulang bertemu dengan keluarga mereka.
Naikan level kewaspadaan perjalanan
Merespons perkembangan Virus Corona di Singapura, Indonesia menetapkan tingkat kewaspadaan perjalanan ke Negeri Singa tersebut menjadi level kuning.
Kemnterian Luar Negeri RI mengimbau, bagi WNI yang sedang dan atau akan berpergian ke Singapura untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu, Kemenlu pun mengingatkan agar WNI melakukan berbagai langkah seperti menjaga stamina fisik dan psikis, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rutin mencuci tangan, menggunakan masker, mengurangu aktivitas di luar rumah, serta menghindari interaksi dengan keramaian publik.
Apabila mengalami masalah darurat maka bisa menghubungi hotline KBRI di nomor +65 67377422.
Selain itu, WNI juga bisa menggunakan tombol darurat yang berada diaplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri.
Duta Besar RI LBBP Untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya menjelaskan, level kuning yang diterapkan Indonesia berarti WNI perlu meningkatkan kewaspadaan dan mentaati aturan yang diterapkan otoritas Singapura.
"WNI diharapkan hati-hati dan ikuti anjuran otoritas di Singapura," kata Ngurah Swajaya, saat dihubungi Tribun, Senin (10/2/2020).
Status Darurat Wabah Virus Korona di Singapura Naik Jadi Level Oranye
Status tanggap daruat wabah Virus Corona di Singapura ditingkatkan menjadi level oranye, yang berarti penyebaran sangat serius berdampak luas terhadap kesehatan publik, pada Jumat pekan lalu.
Terkait pengumuman itu otoritas Singapura mengimbau semua warga tetap tenang, tidak panik, berhati-hati dan bertindak bertanggung jawab, semaksimal mungkin menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak, menjaga kesehatan dan mencuci tangan serta memantau perkembangan mengenai Virus Corona melalui jalur resmi Ministry of Healthhttps://www.moh.gov.sg/2019-ncov-wuhan.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi MOH general enquiry hotline di nomor 63259220.
Selain itu, otoritas Singapura juga menyatakan, persediaan bahan pokok dan bahan makanan, tetap cukup dan tidak mengalami kelangkaan, sehingga tidak perlu memasok atau menimbun agar tidak menimbulkan situasi kepanikan.
43 Orang Terinfeksi Virus Corona, 6 Orang Sembuh di Singapura
Jumlah pasien Virus Corona terus bertambah di Singapura.
Teranyar terdapat tiga kasus baru infeksi Virus Corona, sehingga kini telah menyentuh angka 43 orang, per Minggu (9/2/2020).
Tiga kasus baru ini menurut Kementerian Kesehatan Singapura, tidak punya riwayat mengunjungi Wuhan, China.
"Tiga kasus baru dari corona telah dikonfirmasi di Singapura. Semua tidak ada sejarah perjalanan ke China," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan yang diumumkan pada Minggu (9/2/2020).
Dilaporkan pula enam dari 43 pasien berada dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan, empat orang (kasus 10, 13, 22 dan 26) sudah dipulangkan dari rumah sakit pada Minggu (9/2/2020). Mereka diizinkan pulang karena sudah sembuh.
"Berarti sudah enam orang sepenuhnya pulih dari infeksi Virus Corona," jelas Kementerian Kesehatan.
Tiga kasus baru tersebut meliputi seorang pria Singapura berusia 71 tahun, seorang pria berusia 39 tahun dari Bangladesh dan seorang pria Singapura berusia 54 tahun.
Tiga pasien baru ini sedang dalam perawatan medis di rumah sakit.
Lebih jauh Kementerian Kesehatan menjelaskan, sejauh ini sebanyak 22 kasus corona di Singapura tidak punya riwayat kunjungan ke China. Artinya penyebarannya secara lokal.
Satu diantara mereka yang terinfeksi Virus Corona dengan tidak punya riwayat kunjungan ke China adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Warga Negara Indonesia (WNI) ini berjenis kelamin perempuan ini diketahui berusia 44 tahun.
WNI ini bekerja sebagai asisten rumah tangga dari seorang perempuan yang juga tertular Virus Corona. Mereka tinggal di Jalan Bukit Merah, Singapura.
Belum ada informasi detail mengenai identitas WNI tersebut.
Namun disebutkan, majikan WNI itu adalah dua orang penduduk Singapura yang bekerja di Yong Thai Hang, sebuah toko produk-produk kesehatan China di Cavan Road, Lavender.
Toko itu menjadi tempat yang kerap dikunjungi turis dari China.
Oleh Otoritas Kesehatan Singapura, empat dari enam orang yang terinfeksi Virus Corona diketahui tidak melakukan perjalanan dari Wuhan, China.
Empat orang itu adalah perempuan.
Kasus ini terbilang baru, karena penularan Virus Corona terjadi setelah melakukan kontak atau interaksi dengan rombongan turis dari China.
Tiga dari empat perempuan diketahui melayani atau berinteraksi dengan turis asal China yang berlibur ke Singapura.
Dua orang bekerja di Yong Thai Hang, sebuah toko produk kesehatan China di Cavan Road, di Lavender, yang melayani kelompok tur China.
Yang ketiga adalah asisten rumah tangga berkewarganegaraan Indonesia.
Sedangkan yang keempat adalah pemandu wisata.
Empat perempuan itu melakukan kontak dengan rombongan turis asal China.
Departemen Kesehatan menjelaskan, rombongan turis China itu tiba di Singapura pada 22 Januari lalu.
Sehari setelah itu, mereka mengunjungi Yong Thai Hang, sebuah toko produk-produk kesehatan China di Cavan Road, Lavender, Singapura.
Rombongan turis itu juga mengunjungi beberapa lokasi lainnya.
Dilaporkan pula, rombongan turis China itu sempat melakukan perjalanan ke Malaysia pada 24-26 Januari lalu, sebelum kembali ke Singapura melalui Woodlands Checkpoint pada 27 Januari dini hari.
• Demi Proyek 5 Tahun Ini, Anies Baswedan Rela Menghadap Khusus ke Jokowi, Bukan Soal Banjir Jakarta
• Mahfud MD Dikritik, Tak Nasihati Presiden Joko Widodo, Indonesia Menjauh dari Prinsip Demokrasi
• Diuji Puan Maharani dan eks Gubernur DKI Jakarta, Gibran Rakabuming Bicara Sumber Dana Pilkada Solo
• KSAD Jenderal Andika Perkasa Murka, Menantu AM Hendropriyono Merasa Kecolongan Ulah Prajurit TNI Ini
Dilaporkan rombongan turis China itu terbang dari Terminal 1 Bandara Changi pada 27 Januari pagi hari, sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Tidak disebut mereka terbang ke mana.
Selain itu, dua kasus lain terjadi kepada warga Singapura yang baru kembali dari Wuhan pada penerbangan Kamis (30/1/2020) lalu.
Secara total, sekarang ada 24 kasus dikonfirmasi Virus Corona di Singapura.
"Empat kasus baru merupakan "penularan lokal", ujar Menteri Kesehatan Gan Kim Yong pada Selasa (4/2/2020). (*)