Update Terbaru Pemulangan Anak WNI eks ISIS, Ini Cara Mahfud MD Antisipasi yang Terpapar Radikalisme
Update terbaru pemulangan Anak WNI eks ISIS, ini cara Mahfud MD antisipasi yang terpapar radikalisme
Saat ditanya bagaimana jika Anak-Anak yang akan dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme dan terorisme, Mahfud MD menjawab bahwa Pemerintah akan mengkajinya lebih dalam.
"Anak-Anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan tapi case by case.
Ya lihat saja apakah ada orangtuanya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," ujar Mahfud MD usai rapat membahas hal tersebut bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).
Ketika ditanya jumlah Anak-Anak dari total rombongan para WNI terduga teroris lintas batas dan eks ISIS, Mahfud MD mengatakan bahwa Pemerintah belum memiliki data secara detail.
Bisa Bongkar Pasang Senjata
Meski begitu, Pemerintah masih mempertimbangkan opsi untuk memulangkan Anak-Anak WNI eks ISIS.
Pengamat terorisme, Ridlwan Habib memberikan tanggapan mengenai hal ini.
Menurutnya pemulangan Anak-Anak yang berusia di bawah 10 tahun masih dapat dipertimbangkan.
Hal ini dikarenakan dalam rentang usia tersebut masih dapat dilakukan rehabilitasi pada ideologinya.
Pernyataan Ridlwan disampaikan dalam program PRIME TALK yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Kamis (13/2/2020).
"Kalau asumsinya di atas 10 tahun menurut kami yang sehari-hari meneliti tentang kontra teror, rehabilitasi ideologinya susah sekali," kata Ridlwan.
Lebih lanjut Ridlwan mengatakan Anak di atas 10 tahun telah memiliki kemampuan dalam melakukan aksi teror.
"Karena mereka bahkan sudah diajari bagaimana memegang pisau untuk memenggal kepala orang, merakit bom, dan memasang rompi di perutnya," jelasnya.
"Risikonya terlalu besar," imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesa saat ini masih belum siap untuk melakukan deradikalisasi.