PON Papua 2020
Jaga Kesehatan Mental Atlet Jelang PON Papua 2020, KONI Kaltim Sediakan Tempat Curhat
KONI Kaltim tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana pendukung latihan saja, tapi juga menyediakan tempat curhat
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Budi Susilo
Walaupun telah beroperasi, namun hingga saat ini belum ada atlet maupun pelatih yang datang ke layanan tersebut untuk konsultasi.
Kendati demikian, sesuai pengalamannya pada PON XIX 2016 Jawa Barat, kebanyakan atlet yang datang untuk konsultasi.
Baca Juga:
• Wagub Kaltim Beberkan Ibu Kota Negara Tidak akan Bermanfaat Jika Warganya Tidak Dibekali Hal Ini
• Ibu Kota Indonesia di Kaltim, Viral Apartemen Borneo Bay City, Begini Tanggapan Kementerian ATR
• Tatap Ibu Kota Baru, Borneo Bay City Plaza Balikpapan Bakal Bangun Taman Besar, Target Rampung 2021
Yakni terkait masalah keluarga, urusan di Sekolah, asmara, masalah dengan pelatih.
Juga terjadi konflik internal antar atlet, termasuk adanya gap senior dan junior.
Menurutnya, gangguan tersebut haruslah dibicarakan dengan berkonsultasi dengan Psikolog.
Jika masalah tersebut sampai menyebabkan gangguan lainnya, seperti susah tidur, alami kecemasan.

Hingga melukai diri, pihaknya pun akan merujuk si atlet ke dokter spesialis, maupun Psikiater.
"Di PON yang lalu ada seperti itu. Jika konseling hal itu masih terjadi, kita rujuk atau lakukan terapi," imbuhnya.
Gejala stres pun beragam, ada yang merasakan mual, sakit perut, maag, keluar keringat dingin hingga tidak bisa tidur.
Tidak sedikit dirinya mendapatkan rujukan dari dokter umum dengan gejala maag, karena penyebab maag itu terjadi karena sedang alami stres.
Baca Juga:
"Peran Psikolog ini cukup penting, dan jangan berpikir ke Psikolog saat terjadi masalah saja," ujarnya.
Kaitannya dengan atlet, jangan hanya fisiknya saja digenjot.
"Tapi kebutuhan emosionalnya juga harus dipenuhi," kata Ayunda.