Teman Diving Jadi Istri Kedua Erix Soekamti, Pernikahan Berlangsung di KUA Pondok Gede Bekasi

Erix Soekamti, vokalis band Endank Soekamti, dikabarkan mengarungi hari bahagia dalam pernikahan yang kedua pada hari ini Jumat (28/2/2020).

Instagram/@erixsoekamti
Erix Soekamti Menikah Lagi, Kini Punya Dua Istri, Begini Keharmonisan Istri Pertama dan Kedua 

DOES atau Diary of Erix Soekamti adalah sebuah program di kanal Youtube mengenai keseharian, kegiatan, dan pemikiran Erix Soekamti.

Diary of Erix Soekamti inilah yang kemudian menjadi cikal bakal DOES University.

Mempunyai fan based yang besar, membuat lelaki yang satu ini memutar otak bagaimana caranya dapat mewujudkan mimpi anak-anak muda berbakat diluar sana melalui sekolah animasi gratis.

“Sekolah yang ngajarin (apa) yang kamu suka, Yang kamu suka (kemudian) menjadi sebuah profesi,” ujar Erix dalam salah satu diarinya.

“Target (DOES University) dalam waktu 4 bulan belajar, dia (peserta didik) harus menjadi professional dan punya karya. Lalu bulan kelima harus sudah mulai bekerja,” tambah Erix.

Band Endank Soekamti menyampaikan simpatinya terhadap band Seventeen yang menjadi korban bencana tsunami di Anyer, Banten.
Band Endank Soekamti menyampaikan simpatinya terhadap band Seventeen yang menjadi korban bencana tsunami di Anyer, Banten. (Instagran Endank Soekamti)

Tak hanya bertujuan mulia, menurut Erix, DOES University merupakan ‘dendam pribadi’ yang ingin ia lakukan.

“Dulu waktu SMA aku ambil Sekolah Kejuruan Musik karena dulu suka sekali bass. Saat dites, disarankan guru lain untuk serius di alat musik lain. Guru itu lupa menanyakan aku suka atau gak,” ungkap Erix.

“Jadinya aku seperti menipu diri sendiri. Belajar dua tahun tanpa alat musik yang tidak disuka jadinya mentok. Akhirnya aku berhenti sekolah. Bukan berontak terhadap sekolah, tapi aku ingin tekuni bakatku,” tambah Erix.

Ia percaya bahwa apa yang diperjuangkannya untuk menjadi seorang bassis itu tidak salah, karena sampai sekarang Erix hidup dari profesinya sebagai bassis di Endank Soekamti.

Oleh karena itu, ia bercita-cita ingin punya sekolah yang siswanya bebas belajar apa saja yang mereka inginkan.

Komunitas menjadi modal dasar bagi DOES University untuk berjalan. Menurut Erix, jika tidak ada Kamtis Family, ia mungkin akan kebingungan untuk menjual produk kreatif DOES University.

Selain itu, melalui Kamtis Family, usaha kreatif DOES University lebih mengembangkan inovasi kreatif. Kenapa? Karena Erix berpendapat hal itu memberikan efek kepada komunitas, lingkungan dan industri sekitar.

“Pendanaan dalam bentuk penjualan merchandise  saja kita sudah berkolaborasi dengan banyak industri, seperti cincin perak, tas, topi, dan lain-lain. Jadi, ekonomi sekitar pun bergerak. Lagipula dengan permodalan dari usaha sendiri demi keberlangsungan DOES Community dan University,” ujar Erix.

Does University angkatan pertama pada tahun 2015 diikuti oleh 10 siswa yang berlatar belakang berbeda dan berasal dari berbagai daerah, seperti Jogja, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Bali, dan lain-lain.

Modal awal yang di gunakan untuk membangun DOES University itu sekitar 300 juta rupiah, dimana dihasilkan dari penjualan merchandise DOES dan hasil dari pertunjukan band Endank Soekamti.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved