Gejala dan Ciri-ciri Terinfeksi Virus Corona, Dimulai dengan Demam dan Batuk di Hari Pertama
Gejala dan Ciri-ciri terinfeksi virus Corona, dimulai dengan demam dan batuk di hari pertama
TRIBUNKALTIM.CO - Gejala dan Ciri-ciri terinfeksi virus Corona, dimulai dengan demam dan batuk di hari pertama .
Dua Warga Negara Indonesia ( WNI ) dipastikan positif terkena virus Corona .
Keduanya saat ini diketahui tengah menjalani perawatn di RSPI Sulianti Saroso
Berikut ini adalah gejala dari infeksi virus corona yang terjadi pada orang yang sudah terinfeksi
Virus corona yang berasal dari Wuhan, China kini sudah mewabah ke seluruh dunia.
Penyebarannya cukup cepat dan luas, dimana sekitar 73 negara melaporkan kasus infeksi.
• Cegah Virus Corona, Ruben Onsu Ajari Anak Turun dari Mobil Segera Cuci Tangan, tak Mau Bikin Panik
• Kisah Penggali Kubur Kenakan Masker, Ini Penyakit Penyebab Meninggalnya Pasien Suspect Virus Corona
Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE, per hari Rabu (04/03/2020) pukul 10.00, tercatat total infeksi mencapai lebih dari 93 ribu orang.
Meski demikian, angka kasus yang berhasil disembuhkan juga naik dan sudh mencapai angka lebih dari 50 ribu orang.
Bahkan, Vietnam mengumumkan bahwa sebanyak 16 pasien yang ada di Vietnam telah sembuh total.
Virus corona sendiri diketahui sangat cepat menular dan memiliki berbagai gejala yang sering kali tidak terdeteksi.
Gejala
Dilansir dari Kompas.com melalui Business Insider, 20 persen pasien yang terinfeksi virus corona adalah pasien yang memiliki riwayat penyakit kronis.
Gejala umum yang diderita oleh pasien virus corona yang melanda di seluruh China adalah demam.
Penelitian yang dilakukan di 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan 99 persen pasien menderita suhu tinggi, dan lebih dari setengahnya mengalami batuk kering dan kelelahan.
Selain itu, sepertiganya mengalami kesulitan bernapas dan nyeri otot.
Selain itu, virus corona juga menyebabkan gejala yang terjadi dengan pola harian.
Penanganan virus corona (South China Morning Post)
Berikut ini adalah pola harian gejala infeksi virus corona
Hari 1: Pasien mengalami demam yang mungkin juga disertai dengan kelelahan, nyeri otot dan batuk kering.
Selain itu sebagian kecil dari pasien juga mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelum demam terjadi.
Hari 5: Pada hari kelima, pasien mulai mengalami kesulitan bernapas, terutama jika usia pasien sudah tua dan memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya.
Hari 7: Menurut Universitas Wuhan, hari ketujuh adalah lama rata-rata pasien sebelum dirawat di rumah sakit.
Hari 8: Menurut CDC, pada hari kedelapan pasien yang mengalami kasus yang cukup parah atau sekitar 15% pasien mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru.
Hari 10: Pada hari kesepulut, jika pasien memiliki gejala yang memburuk maka kemungkinan besar akan dirawat di ICU.
Pasien pada hari ke 10 biasanya akan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan.
Sementaraitum tingkat kematian pada hari ke 10 ini hanya berkisar sekitar 2 persen saja.
Hari 17: pada hari ke-17, rata-rata orang sudah pulih dari dan sudah dikeluarkan dari rumah sakit setelah dua minggu.
• Pasien Virus Corona Ceritakan Detik-detik Tertular covid-19, Bantah Keterangan Jokowi dan Menkes
• Fakta Baru Corona Terkuak di ILC, 97 Persen Ternyata Bisa Sembuh, Pahami Kapan Harus Pakai Masker
Siapa Paling Rentan Terkena Corona
Soroti yang paling rentan terjangkit hingga meninggal karena Corona, temuan soal Anak-anak ini membingungkan ahli.
Jumlah kasus positif infeksi virus Corona covid-19 masih terus meningkat di seluruh dunia.
Selain itu, angka kematian terus bertambah dan mengalami peningkatan signifikan di beberapa negara di luar China.
Di Indonesia sendiri sudah ada dua orang yang telah dinyatakan positif terkena virus Corona.
Hingga Selasa (3/3/2020) pagi hari ini, total kasus infeksi yang telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 90.255 kasus.
Dari kasus-kasus infeksi yang terjadi, ada 3.080 kematian yang terjadi di seluruh dunia dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 45.202.
Orang yang berisiko meninggal karena virus Corona
Para ahli pun kemudian menyoroti orang-orang seperti apa yang paling berisiko meninggal dunia karena virus Corona.
Dilansir dari Asia One, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan penilaian risiko globalnya ke tingkat tertinggi pada hari Jumat lalu.
Dengan adanya krisis kesehatan global semakin mendekati pandemi, virus Corona sendiri dianggap WHO sebagai virus yang mudah menular dan tidak separah SARS.
Di antara mereka yang mudah terinfeksi virus adalah orang dewasa yang sudah berumur tua.
Juga orang dengan kondisi jantung yang sudah lemah atau hipertensi, menghadapi risiko yang lebih tinggi terhadap kematian karena virus Corona.
Kesimpulan tersebut diambil dari statistik awal, termasuk dari penelitian yang mencakup lebih dari 72.000 pasien di China.
Dari 44.700 infeksi yang dikonfirmasi melalui tes laboratorium pada pertengahan Februari, lebih dari 80 persen kematian berUsia setidaknya 60 tahun, dengan separuhnya berUsia 70 tahun lebih, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam CDC Weekly China resmi.
Laporan awal dari luar China juga mengatakan hal yang serupa.
12 korban pertama yang dilaporkan di Italia sebagian besar berUsia 80 tahun keatas.
Bahkan dari sampel kecil itu tidak ada yang berUsia di bawah 60 tahun, beberapa di antaranya memiliki masalah jantung.
Pria dalam penelitian di China lebih cenderung rentan meninggal daripada perempuan dengan selisih hampir 3 banding 2.
Apakah ini beralasan dari perilaku sehari-hari (terutama bahwa kebanyakan pria di Cina merokok, sementara perempuan hanya beberapa) atau faktor biologis, seperti perbedaan hormon, hingga kini masih belum diketahui.
Bagaimana dengan virus Corona pada anak-anak?
Satu Temuan yang mengejutkan dari penelitian di China adalah bahwa hampir tidak adanya kasus yang menyerang anak-anak.
Satu persen infeksi menyerang kelompok Usia 10-19 tahun.
Anak-anak di bawah 10 mencapai kurang dari satu persen, tanpa kematian dilaporkan.
"Kami masih berusaha untuk menutupi kekurangan kasus di antara mereka yang berUsia di bawah 20," kata Dr Cecile Viboud, seorang ahli epidemiologi di Pusat Internasional Kesehatan Nasional Institut Fogarty AS, kepada AFP dalam sebuah wawancara.
"Apakah itu karena anak-anak kecil lebih rentan daripada orang dewasa, dan dengan demikian tidak terinfeksi? Atau jika mereka terinfeksi, mereka tidak akan sampai parah."
Sangat mengejutkan bahwa infeksi pada orang-orang yang sangat muda sangat rendah, karena mereka cenderung menjadi yang paling rentan dengan infeksi pernapasan - apakah virus atau bakteri, kata Cecile.
Dr David Fisman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Toronto, juga kebingungan dengan fakta tentang virus Corona dan anak-anak tersebut.
"Di mana anak-anak yang terinfeksi?" tulisnya dalam email.
"Ini penting - mungkin anak-anak tidak diuji karena mereka memiliki gejala ringan."
Penjelasan lain yang mungkin adalah bahwa anak-anak di China tidak bersekolah untuk liburan Tahun Baru Cina ketika virus mulai menyebar secara luas pada bulan Januari lalu.
Kebijakan Indonesia terhadap wabah virus Corona
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pemerintah tidak memiliki kebijakan yang jelas mengenai penanganan dan pencegahan mewabahnya virus Corona.
"Sekarang memang karena tidak jelas sebetulnya untuk covid-19 itu bagaimana policy-nya pemerintah selain hanya berdoa dan tidak, tidak ada, tidak ada (yang positif terjangkit virus Corona)," ujar Agus dilansir dari Kompas.com, Minggu (1/3/2020).
Menurut Agus, pemerintah belum memberikan petunjuk jelas.
Misalnya, terkait apa yang harus dilakukan masyarakat dan ke mana tempat yang harus dituju jika mengalami gejala penyakit yang disebabkan covid-19.
Selain itu, Agus juga menyinggung soal kontrol terhadap masuknya orang asing ke Indonesia, baik melalui bandara maupun pelabuhan.
Dalam pandangannya, tak ada kebijakan penanganan yang konkret dalam menangani situasi yang membahayakan.
"Kita ke mana nih kalau ada yang kena, kan enggak ada petunjuk itu ke publik, saya belum dengar yang pasti kecuali tadi, berdoa, dan sebagainya. Itu lebih berbahaya menurut saya, karena real policy-nya seperti apa sih, siapa yang mengawasi," ujar dia.
"Misalnya, sekarang kita punya 34 bandara internasional, dengan situasi seperti ini sebetulnya hanya dibuka katakan tidak lebih dari 3 bandara, Soekarno-Hatta, Denpasar sama Kualanamu sehingga kontrol dari orang asing yang masuk ke sini kan jelas. Kebijakan itu pun kan tidak ada," sambung Agus.
• Pasien Virus Corona Ceritakan Detik-detik Tertular covid-19, Bantah Keterangan Jokowi dan Menkes
• Fakta Baru Corona Terkuak di ILC, 97 Persen Ternyata Bisa Sembuh, Pahami Kapan Harus Pakai Masker
Ia pun tak memungkiri bahwa pendekatan penanganan pemerintah dalam isu ini lebih kepada sektor ekonomi.
Agus menuturkan, hal itu tak lepas dari kondisi ekonomi masyarakat serta bencana banjir yang baru saja melanda sejumlah kota di Indonesia.
"Kita sudah krisis ini dari sisi kebijakannya. Jadi itu makanya penyakitnya dianggap tidak serius memang," kata Agus.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Berikut Adalah Siklus Pola Harian Gejala Infeksi Virus Corona, dari Hari Pertama hingga Hari Ke-17, https://style.tribunnews.com/2020/03/04/berikut-adalah-siklus-pola-harian-gejala-infeksi-virus-corona-dari-hari-pertama-hingga-hari-ke-17?page=all.