Pembelajaran MIKiR Tanoto Dapat Kembangkan Potensi Peserta Didik
SEORANG pendidik saat ini harus berkembang sesuai fungsinya, membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, d
SEORANG pendidik saat ini harus berkembang sesuai fungsinya, membina untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak diimbangi peningkatan kualitas seorang pendidik tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Pendidik memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan, pendidiklah faktor utama yang bertugas dan harus bertanggung jawab atas hasil proses pembelajaran peserta didik melalui interaksi belajar mengajar.
Pendidik merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Karenanya pendidik harus menguasai kurikulum terkait RPP dan skenario pembelajaran, menguasai materi, menguasai metode. Tidak kalah pentingnya mampu mengelola tempat duduk di kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, menyenangkan, dan gembira.
Pembelajaran aktif sudah saatnya diterapkan dalam kegiatan proses pembelajaran karena pembelajaran tersebut bermuara pada belajar mandiri. Kegiatan pembelajaran yang telah dirancang harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif.
Antara pendidik dan peserta didik harus sama-sama berperan menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna. Oleh karena itulah sudah seharusnya meninggalkan model pembelajaran yang konvensional.
Kondisi demikian sangat merugikan peserta didik karena cenderung pasif. Mereka hanya mendengar, menyimak, dan mencatat sehingga keterampilan yang dimiliki kurang terasah.
Sementara, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berkomunik selama ini berkolaborasi sangat dibutuhkan. Saat ini bukan hanya keterampilan menyimak dan mencatat.
Berdasarkan hal tersebut, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Balikpapan menerapkan pembelajaran aktif MIKiR Tanoto. Diharapkan dapat membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan. Keterampilan yang dapat digunakan dan pastinya dibutuhkan untuk menghadapi dan menjawab segala persoalan kehidupan yang terus mengalami perkembangan.
Pembelajaran Aktif MIKiR Tanoto merupakan salah satu model pembelajaran yang kekinian dan mengikuti pola pikir perkembangan peserta didik zaman now. Meskipun banyak teori yang kita pahami tentang modelmodel pembelajaran aktif dengan istilah yang beraneka ragam dari bahasa asing membuat pendidik menjadi rumit.
Pembelajaran Aktif MIKiR menjadikan sederhana pada istilahnya juga pada pemahaman dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Kata MIKiR merupakan akronim dari (M)engalami, (I)nteraksi, (K)omunikas(i), dan (R)efleksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran aktif MIKiR, antara lain: a) Langkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. b) Mengembangkan pertanyaan atau tugas dan lembar kerja. c) Pengelolaan lingkungan belajar, yang terdiri dari pengaturan tempat duduk peserta didik dan pemajangan hasil karya. d) Mengembangkan budaya baca atau literasi.
Langkah-langkah kegiatan yang termasuk dalam MIKiR, antara lain:
Mengalami (M): melakukan kegiatan (doing), mengamati (observing) saat proses pembelajaran berlangsung, melakukan , pengamatan, percobaan, berwawancara.
Interaksi (I): Proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih, bertukar pikiran/ide /gagasan, berdiskusi, menanggapi ide/pendapat orang lain. Komunikasi (Ki): Proses penyampaian gagasan /pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain.
Komunikasi bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan, menyampaikan ide, nenyampaikan hasil kerja, melaporkan hasil percobaan, melaporkan hasil diskusi kelompok. Refleksi (R): Kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil pelajaran (lesson learned) agar belajar lebih baik di masa mendatang.
Dalam langkah-langkah atau unsur kegiatan pembelajaran Aktif MIKiR ini tidak harus berurutan. Kegiatan dari tiap unsur juga dapat terjadi beberapa kali dalam satu proses pembelajaran.
Ada kalanya beberapa unsur tersebut muncul bersamaan, Sebagai contoh, dalam melakukan percobaan secara berkelompok, peserta didik melakuakan percobaan untuk mendapatkan data (disebut Mengalami). Namun, saat melakukan percobaan ada pertukaran ide (sedang berInteraksi), sehingga menemukan ide baru (terjadi Refleksi). lalu menyampaikan pendapat (Komunikasi).
Setiap unsur atau langkah tersebut merupakan tahapan yang memerlukan pengembangan potensi untuk melakukannya. Di sini, kreativitas pendidik dituntut agar tercipta suasana proses pembelajaran yang berlangsung kreatif, inovatif, dan menyenangkan serta menggembirakan.
Terkait dengan hal tersebut, perlu diketahui bagi seorang pendidik tujuan dan sasarannya ketika peserta didik berada pada langkah-langkah atau unsur tahapan tersebut benarbenar tergali potensi yang ingin dikembangkan. Mengalami, dalam belajar melibatkan banyak panca indera sehingga pemahaman konsep akan lebih mantap.
Interaksi, dapat mendorong peserta didik untuk ungkap gagasan dan merefleksi diri sehingga menunjang pula pemahaman konsep secara baik.
Komunikasi, dapat memotivasi peserta didik untuk berani dan lancar dalam menyampaikan gagasan. Refleksi, memunculkan sikap untuk mau menerima kritik dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya nmaupun sikapnya.
Bagian penting yang harus dikuasai seorang pendidik agar dapat memunculkan potensi peserta didik adalah bertanya.
Karena bertanya adalah cara paling efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan juga membuat peserta didik menjadi aktif dan kreatif. Banyak pertanyaan yang diajukan pendidik hanya mengulang gagasan daripada mendorong peserta didik membangun gagasan sendiri.
Perhatikan pertanyaan berikut , "Anak-anak, ibu kota Indonesia adalah Jakarta. Jadi, apa nama ibu kota Indonesia?" Jawabnya bersama "Jakarta". Lain halnya dengan pertanyaan, "Mengapa Jakarta menjadi ibu kota Indonesia, bukan yang kota lain ?" Tentu saja pertanyaan kedua lebih mendorong peserta didik membangun gagasan sendiri dalam menjawabnya, bukan mengulang gagasan pendidik.
Pendidik harus memiliki keterampilan dalam merumuskan pertanyaan agar dapat mendorong peserta didik untuk membangun gagasan sendiri, berpikir alternatif, berpikir kreatif, mau melakukan pengamatan, dan penyelidikan sehingga jawaban yang diberikan peserta didik merupakan hasil pengamatan atau percobaan yang telah dilakukan.
Menciptakan lingkungan belajar yang efektif merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Pertimbangan penting dalam mengelola lingkungan belajar yang efektif yaitu fleksibilitas dan kemudahan akses. Dari segi fleksibilitas, meja , kursi, dan perabotan lain dalam kelas hendaknya diatur sedemikian luwes sesuai dengan kegiatan belajar yang dipilih pendidik.
Dari segi kemudahan akses, berbagai sumber daya pembelajaran yang praktis seperti, buku, peta, bola dunia, alat peraga IPA dan Matematika, dan lainlain hendaknya disimpan dengan baik dan tersedia sehingga mudah diakses oleh pedidik dan peserta didik.
Sumber daya pembelajaran lain yang berupa pajangan hasil karya peserta didik merupakan lingkungan belajar visual yang perlu diatur. Pajangan hasil karya dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik lainnya dan dapat mendorongnya untuk belajar.
Pendidik yang kreatif akan cermat menentukan kegiatan dan strategi yang akan digunakan dalam mengelola peserta didik sehingga dapat melihat potensi yang dimilikinya. Paparan tersebut tidak terlepas dari penguasaan pendidik terhadap kurikulumnya, seperti skenario pembelajaran, lembar kerja peserta didik, dan permainan permain yang menyenangkan peserta didik sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan ceria dan bahagia. (*)
Oleh: Roihanun, SPd
Guru MTs Negeri 1 Balikpapan