Petugas KKP Periksa Kapal Asing di Laut Bontang Pakai Baju 'Astronot' Bila Keadaan Seperti Ini
Petugas KKP akan memeriksa kapal asing di laut Bontang dengan menggunakan baju 'astronot'.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIMCO,BONTANG -Petugas KKP akan memeriksa kapal asing di laut Bontang dengan menggunakan baju 'astronot'.
Belakangan ini di media sosial bertebaran foto yang menampilkan proses evakuasi pasien wabah Virus Corona, yang tim medisnya tampak memakai baju proteksi seperti astronot.
Bukan tanpa alasan mereka mengenakan baju proteksi atau baju pelindung antivirus.
Tak lain bertujuan menjaga tubuh dari potensi paparan virus yang ditularkan oleh pasien Virus Corona.
Staf Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL) Sanitarian Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda, Mardiansyah mengungkapkan pihaknya juga menyiapkan baju tersebut.
Namun selama pemeriksaan puluhan kapal asing yang masuk ke Bontang, tak sekali pun perangkat APD khusus anti virus tersebut dipakai.
Baca Juga
Penyelenggara Bakal Tunda Formula E Jakarta Akibat Virus Corona, Bagaimana Sikap Anies Baswedan
Dampak Merebaknya Kabar Virus Corona Rempah-rempah Laris Manis, Jahe Merah Tembus Rp 70 Ribu/Kg
Dinas Kesehatan Balikpapan Masih Menunggu Hasil Lab Satu Pasien Suspect Virus Corona
Saat ditanya kapan atau dalam kondisi apa APD tersebut digunakan petugas KKP, pihaknya menjawab baju khusus anti virus tersebut digunakan bila nakhoda atau kapten kapal menginformasikan,
ada crew kapal yang terserang demam tinggi lebih dari 38 derajat atau sesak nafas.
"Pokoknya kalau ada gejala yang menjurus corona, kita akan pakai baju APD lengkap, seperti astronot yang kita lihat di Wuhan (China).
Kalau tak ada permintaan, kita cuma pakai masker dan wearpack khusus," tuturnya.
Sebab itu pihaknya mewajibkan kapal-kapal asing melampirkan surat pernyataan bebas penyakit pneumonia yang ditandatangani nakhoda
atau maritime declaration health yang dilampirkan saat lapor tiba secara online, disertai voyage memo (daftar 10 pelabuhan terakhir) yang disinggahi.
"Apabila kapal tersebut pernah singgah di China, maka akan dilakukan pemeriksaan secara ketat," ujarnya.
Sekadar informasi, dalam jurnal National Centre for Biotechnology Information (NCBI),
baju proteksi biasanya dibuat dari beberapa bahan material, di antaranya adalah polietilena, kain spunbond, dan meltblown.
Ada beberapa jenis baju proteksi yang dapat digunakan, tergantung di mana dan di lingkungan seperti apa ia dipakai.
Baju tersebut dirancang untuk mencegah penularan patogen atau virus yang terkandung dalam darah dan cairan tubuh pasien.
Artinya, baju 'astronaut' berfungsi untuk melindungi petugas medis dari paparan virus ketika mereka melakukan perawatan terhadap pasien-pasien
yang memiliki penyakit sangat menular, terutama ketika penderita mengalami pendarahan, muntah, atau diare.
Nah, ketika baju ini dikenakan oleh seorang dokter atau perawat, maka tubuh mereka berada dalam perlindungan infeksi.
Penggunaan baju biasanya disertai dengan beberapa komponen lain, seperti masker atau penutup wajah, pelindung mata, sarung tangan, dan sepatu boots.
Pemberitaan sebelumnya, diungkapkan Mardiansyah yang bertugas di wilayah kerja (Wilker) Tanjung Laut,
ada 5 kapal negara asing yang berdasarkan instruksi pemerintah pusat mesti diwaspadai masuk ke Indonesia. Di antaranya, China, Jepang, Korea, Taiwan dan Filiphina.
Kelima negara tersebut jadi prioritas pemeriksaan kesehatan yang dilakukan petugas di tengah laut.
Sebelum kapal berlabuh di dermaga, kemudian melakukan aktifitaa bongkar muat. (*)
Baca Juga
Fakta Mengejutkan Virus Corona, Dokter Temukan Kerusakan Paru-paru, Kombinasi SARS dan AIDS
TERBARU, Berawal dari Makan Malam, Satu WNI di Singapura Positif Virus Corona, Ini Penjelasan KBRI
VIDEO VIRAL Hotel Penampungan Pasien Positif Corona di China Runtuh, 70 Orang Terjebak di Reruntuhan