Sebut Ketemu Presiden Jokowi 2 Kali, Neni Sebut Pembangunan Kilang Minyak Tetap di Bontang

Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengaku 2 kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni 

PT Pertamina berencana mengalihkan pembangunan kilang baru yang disebut New Grass Root Refinery (NGRR) di Kota Bontang, Kalimantan Timur ke Kuala Tanjung, Sumatera Utara atau ke Arun di Nangroe Aceh Darussalam.

Wacana tersebut mendapat sorotan serius oleh anggota parlemen Bontang, Bakhtiar Wakkang, ia menganggap bahwa wacana pemindahan tersebut buntut pemkot kurang serius mengawal pembangunan kilang di Bontang.

"Kalau memang serius tidak mungkin akan terjadi seperti ini. Saya tahu meyakinkan pusat itu bukan pekerjaan mudah," katanya.

Lebih lanjut BW sapaan akrabnya mengatakan pemkot harus lebih intens membangun komunikasi kepada masyarakat.

Bila perlu libatkan seluruh komponen masyarakat untuk bergerak dan menyuarakan aspirasu agar pembangunan kilang tidak keluar dari Bontang, Kalimantan Timur.

"Kalau bisa libatkan masyarakat di Kaltim, karena kilang ini nama baik Kaltim juga," tuturnya.

Menurut politisi Nasdem tersebut, bila benar kilang gagal dibangun di Bontang sama dengan gagal lahirnya kekuatan ekonomi baru di Kota Taman (julukan Bontang). Hal itu tentu berdampak pada potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang bakal didapat.

Untuk diketahui, Kuala Tanjung menjadi kandidat daerah terkuat menggantikan Bontang. Lantaran letaknya dekat dengan pasar internasional.

Pemindahan lokasi kilang juga mempertimbangkan adanya perubahan mitra pembangunan kilang.

Pertamina tidak lagi bermitra dengan perusahaan migas asal Oman yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG). Sebab itu Pertamina dapat leluasa memilih pembangunan kilang baru ke tempat lain.

Mitra Pertamina sebelumnya yakni OOG yang berasal dari Oman, dinilai tidak serius dalam menggarap proyek kilang Bontang.

Proyek kilang Bontang yang digarap dengan OOG tidak menunjukkan perkembangan. Hal ini menjadi alasan pemerintah meminta Pertamina mencari mitra baru di proyek tersebut. 

Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang berpeluang menjadi mitra Pertamina di proyek kilang Bontang, yaitu Mubadala dan Abu Dhabi National Oil Company atau Adnoc.

Salah satu perusahaan tersebut bakal menjadi kandidat kuat menggantikan OOG. 

Bachtiar Wakkang berharap kepada masyarakat kota Bontang untuk bisa bersama mengawal pembangunan kilang tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved