Berikan Bimtek Adiwiyata Kaltim 2020, Literasi Anak Indonesia Tak Hanya Berbasis Buku Paket

Tim Pembina Adiwiyata Nasional, Aulia Esti Wijiasih memberikan bimbingan teknis (Bimtek) Adiwiyata Kaltim 2020, yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup

Penulis: Risnawati | Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.CO/Risnawati
Tim Pembina Adiwiyata Nasional, Aulia Esti Wijiasih saat berikan bimbingan teknis (Bimtek) Adiwiyata Kaltim 2020 di Hotel Menara Bahtera Balikpapan, Kamis (12/3/20) 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN -Tim Pembina Adiwiyata Nasional, Aulia Esti Wijiasih memberikan bimbingan teknis (Bimtek) Adiwiyata Kaltim 2020, yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur, Kamis (12/3/20)

Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari acara pada hari Rabu kemarin (11/3/20), yakni Forum Sekolah Adiwiyata Kaltim 2020.

Dalam materi yang disampaikan pada hari ini merupakan sinkronisasi program sebagai bagian-bagian dari praktek standar nasional pendidikan.

Dua hal yang menjadi sorotan pada materi hari ini. Yaitu bagaimana pihak sekolah dapat mengelolah sekolah dengan baik.

Kemudian bagaimana kurikulum di sekolah juga mengadopsi kurikulum yang mengarah pada kontekstual.

Baca Juga

Forum Sekolah Adiwiyata Kalimantan Timur 2020, Wujudkan Sustainable Development

Dinas Pendidikan Kukar Harap Duta Pelajar Sadar Hukum Tularkan Kesadaran Hukum di Seluruh Sekolah

Angka Penduduk Bersekolah di Kaltara Makin Banyak, Harapan Lama Sekolah Sudah 12,84 Tahun

"Kita kan kurikulumnya dari zaman dulu nih dari Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas itu

sudah dinyatakan bahwa kurikulumnya itu sesuai dengan kontekstual, dengan keragaman daerah, karakteristik anak," ujarnya.

Mengenai karakteristik anak, Ia menuturkan bahwa sekolah tidak bisa memaksakan peserta didik untuk mengikuti apa yang dibutuhkan sekolah. Sedangkan peserta didik memiliki potensi lain yang bisa dikembangkannya.

Ia menganologikan bahwa semua sekolah harus pakai drumband, sedangkan sekolah tersebut tidak ada yang bisa memainkan drumband.

Seyogianya sekolah perlu mendukung potensi yang ada dari pada peserta didiknya.

"Masa mau dipaksain main, sedangkan di situ ada yang jago jurnalistik, jago tulisan mading. Terus dipaksa semua harus bisa main drumband karena lomba yang lagi trend itu," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved