Kisah Dokter Ai Fen dan Merebaknya Corona, Andai Tak Dibungkam Mungkin Penyebarannya Tak Separah Ini

Seorang dokter di Wuhan, China, menceritakan bagaimana dia dibungkam karena membagikan informasi mengenai virus corona.

Editor: Doan Pardede
Kolase TribunKaltim.co / Shutterstock dan Yonhap via Kompas.com
VIRUS CORONA - Jumlah Kasus Positif virus Corona Bertambah, Satu Pasien Covid-19 di Indonesia Meninggal Dunia 

TRIBUNKALTIM.CO - Kisah Dokter Ai Fen dan merebaknya virus Corona, andai tak dibungkam mungkin penyebarannya tak separah ini.

Seorang dokter di Wuhan, China, menceritakan bagaimana dia dibungkam karena membagikan informasi mengenai virus Corona.

Informasi yang diberikan Ai Fen kemudian disebarkan oleh mendiang Li Wenliang, dokter yang dianggap pahlawan karena menyuarakan isu virus Corona itu pertama kali.

Kepada majalah People, direktur departemen darurat di Rumah Sakit Pusat Wuhan itu mengisahkan dia mengunggah hasil diagnosa di WeChat pada 30 Desember lalu.

• Ibarat Kecepatan Pesawat Canggih yang Mendahului Suara, Begini Penularan virus Corona dari Wuhan

• China Bangun rumah sakit untuk Pasien virus Corona di Wuhan Hanya 6 Hari, Terungkap Ini Rahasianya

• Khawatir virus Corona Pesawat Batik Air Dikarantina Selama 14 Hari Usai Terbang dari Wuhan China

• Sudah Koordinasi dengan rumah sakit, Polda Kaltim Sebut Belum Ditemukan Pasien Suspect virus Corona

Dalam unggahannya, Ai melampirkan diagnosa bahwa ada pasien yang mempunyai infeksi pneumonia karena virus Corona mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).

Dilansir SCMP Rabu (11/3/2020), wawancara Ai Fen menyiratkan bahwa otoritas kesehatan setempat melewatkan momen untuk merilis peringatan secara dini.

Wawancara itu dilaporkan dirilis pada Selasa (10/3/2020).

Namun dihapus dari WeChat, memantik kemarahan netizen yang mengunggah ulang publikasinya.

Sang Dokter menceritakan, semua terjadi pada 30 Desember 2019, ketika dia melihat banyak pasien dengan gejala mirip flu tak bisa ditangani dengan pengobatan biasa.

Dia kemudian mendapatkan hasil laboratorium, dengan salah satunya mencantumkan sebuah kalimat yang membuatnya berkeringat dingin,

"SARS Coronavirus".

Saat Didatangi Polisi Seketika dia langsung melingkari kata SARS, mengambil foto, dan segera mengirimkannya kepada mantan teman sekelas di jurusan kedokteran yang bekerja di rumah sakit lain.

• Khawatir virus Corona Pesawat Batik Air Dikarantina Selama 14 Hari Usai Terbang dari Wuhan China

• Sudah Koordinasi dengan rumah sakit, Polda Kaltim Sebut Belum Ditemukan Pasien Suspect virus Corona

Dia juga sampai memanggil koleganya dari departemen pernapasan yang kebetulan tengah melintas.

"Saya katakan salah satu pasiennya terinfeksi virus mirip SARS," kisahnya.

Diberitakan The Guardian, foto tersebut beredar dengan cepat di kalangan tenaga medis, bahkan dibagikan oleh Li Wenliang yang meninggal akibat Corona pada 6 Februari.

Malamnya, dia menuturkan menerima pesan dari rumah sakit yang menyatakan bahwa informasi penyakit misterius itu harusnya tidak disebarluaskan.

Sebabnya, kabar yang belum diketahui kebenarannya itu bisa menyebabkan kepanikan.

Dua hari kemudian, dia dipanggil komite disiplin RS.

Oleh kepala komite inspeksi disiplin, dia mendapat teguran karena dianggap "menyebarkan runor" dan "merusak stabilitas".

"Pikiran saya kosong. Dia tidak menegur karena saya tak bekerja keras. Saya dianggap sudah merusak masa depan Wuhan. Saya putus asa," keluhnya.

Setelah itu, setiap staf dilarang untuk saling membagikan gambar maupun pesan yang berisi informasi mengenai virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.

Terjawab di Mata Najwa Tadi Malam, Achmad Yurianto Bongkar Asal Mula Pasien 27 Tertular virus Corona

• RESMI WHO Umumkan Status Darurat Internasional virus Corona, Lampaui Wabah SARS di China 2002-2003

Ai mengaku tidak bisa mengusahakan apa-apa, selain meminta para stafnya untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker meski tidak diinstruksikan.

"Kami menyaksikan lebih banyak lagi pasien datang kemari, di saat radius penyebarannya sudah semakin luas," terang Ai Fen.

Dia mengaku mulai melihat pasien yang tidak punya kaitan dengan Pasar Seafood Huanan, tempat yang diyakini menjadi lokasi asal wabah.

Dia pun berkeyakinan bahwa virus itu memasuki level transmisi antar manusia.

Meski begitu, keyakinannya tidak digubris otoritas China.

VIRUS CORONA - Dokter Ai Fen, direktur departemen darurat Rumah Sakit Wuhan yang buka suara bagaimana dia dibungkam karena menyebarkan informasi mengenai virus corona.
VIRUS CORONA - Dokter Ai Fen, direktur departemen darurat Rumah Sakit Wuhan yang buka suara bagaimana dia dibungkam karena menyebarkan informasi mengenai virus corona. (People/Handout via SCMP)

Pada 21 Januari, atau sehari setelah Beijing mengumumkan adanya transmisi lokal, pasien yang dirawat sudah mencapai 1.523 per hari, tiga kali lipat dari volume normal.

Selama wabah, dia mengalami peristiwa demi peristiwa yang membuatnya pilu.

Seperti melihat seorang pria lanjut usia yang tatapannya kosong.

Sebabnya, dokter memberikannya sertifikat kematian bahwa putranya yang berusia 32 tahun sudah meninggal karena virus Corona.

Atau seorang ayah yang terlalu susah untuk keluar dari mobil di halaman rumah sakit.

Saat Ai mendatanginya, ternyata dia sudah tiada.

"Jika saja saya tahu (wabah ini bakal menyebar), saya akan terus menyebarkannya kepada semua orang meski bakal mendapat peringatan," sesalnya.

Dia menolak disebut sebagai whistleblower, atau orang yang menyebarkan sebuah isu.

"Saya hanya membantu menyediakan peluit (whistle)," tandasnya.

• Batal Lawan Inter Milan di Liga Italia Pekan Ini, Juventus Karantina Pemainnya Akibat virus Corona

• Inilah 6 Kota di Indonesia Disebut Masuk Zona Kuning Penyebaran virus Corona, Kemenkes: Tidak Benar

• Ekspresi Mahfud MD Joget TikTok Tangkal virus Corona, Tak Kalah dengan Anies, Ganjar, Ridwan Kamil

• Gara-gara virus Corona, Jumlah Penumpang di Bandara SAMS Balikpapan Turun 1.000 Orang/Bulan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Dokter Ai Fen di Wuhan yang Dibungkam karena Bagikan Informasi soal virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved