Virus Corona

Klorokuin Bukan Mencegah Virus Corona, tapi Obat Keras untuk Peyembuhan, tak bisa Beli Sembarangan

Jangan salah. Klorokuin bukan obat untuk mencegah Virus Corona, tapi obat keras untuk penyembuhan, tak bisa beli sembarangan.

Editor: Adhinata Kusuma
KOLASE FREEPIK.COM
Ilustrasi Obat Virus Corona 

Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin menanggulangi penyebaran virus Corona di Indonesia.

Menurut Presiden, salah satu langkah untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19 adalah saling mengingatkan untuk disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan.

"Jangan ragu untuk menegur seseorang yang tidak disiplin dalam menjaga jarak, tidak mencuci tangan, dan abai menjaga kesehatannya," kata Presiden dalam konferensi pers, Jumat, (20/3/2020).

Presiden meminta warga yang terbukti positif Corona atau merasa kemungkinan terinfeksi virus tersebut, untuk segera mengisolasi diri.

Setiap Hari Minggu Konferensi Pers Soal Virus Corona dari Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Libur

Pemerintah telah meminta kepada pemerintah daerah yang warganya belum terinfeksi untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Agar mengurangi penularan virus Corona," ujar Presiden.

Kepada pemerintah daerah yang warganya terinfeksi Corona, Presiden mengaku telah memerintahkan untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin, terutama dalam hal isolasi.

"Kepada daerah yang telah ada terinfeksi agar membantu saudara-saudara kita yang terinfeksi agar bisa mengisolasi diri dan memberikan bantuan yang memadai," bebernya.

"Penyebaran covid-19 ini telah melanda lebih dari 180 negara di dunia."

"Saya tegaskan lagi bahwa kita harus saling mengingatkan untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan dalam mengurangi penyebaran covid-19," tegas Jokowi. 

Uji klinis Avigan

Avigan menunjukkan hasil positif dalam uji klinis yang melibatkan 340 orang di Wuhan dan Shenzhen.

Empat hari usai diberikan obat tersebut, para pasien covid-19 dites kembali dan menunjukkan hasil negatif.

Meski begitu, setengah pasien yang dites menunjukkan hasil negatif lebih awal, dan setengahnya lagi lebih dari empat hari.

Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat obat Avigan.

Ahli melihat bahwa pasien baru dinyatakan negatif dalam kurun waktu 11 hari pasca-tertular.

Kondisi paru-paru yang ditunjukkan oleh sinar-X memperlihatkan adanya perbedaan besar antara pasien covid-19 yang mengonsumsi Avigan dengan mereka yang tidak.

BWF Tunda Piala Thomas dan Uber 2020, Indonesia Sambut Baik, Berharap Agustus Pandemi Corona Mereda

Pada pasien yang mengonsumsi obat Avigan tampak kondisi paru meningkat 91 persen.

Sedangkan yang tidak mengonsumsi obat Avigan, kualitas paru meningkat hanya 62 persen.

Sementara itu, dalam uji coba di Wuhan, Avigan tampak memperpendek durasi demam pasien, dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari.

Di Jepang, Avigan memang diresepkan bagi pasien covid-19 yang memiliki gejala ringan hingga sedang. Ahli menemukan bahwa obat ini kurang efektif jika diberikan pada pasien yang memiliki gejala berat.

“Kami telah memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang. Obat ternyata tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda di tubuh pasien,” tutur narasumber dari Kementerian Kesehatan Jepang kepada surat kabar Mainichi Shimbun.

Klorokuin

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.

Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.

Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), Keri Lestari, mengatakan bahwa kedua struktur tersebut (quinine sulfate dan chloroquine phosphate) memiliki manfaat yang sama dalam proses penyembuhan penyakit malaria.

Klorokuin memang menjadi salah satu senyawa yang dianggap sebagai kandidat antivirus untuk covid-19.

Avigan Dipercaya jadi Obat Penghilang Virus covid-19, Tidak Dijual Bebas Hanya ada di Rumah Sakit

Penelitian telah dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences.

Penelitian tersebut dilakukan oleh ahli virologi Manli Wang bersama timnya, dan telah dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Berdasarkan penelitian awal, klorokuin dapat menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh di dalam sel saat diuji pada kera.

Situs Science News menyebutkan bahwa klorokuin dapat memblokir infeksi virus dengan mengganggu kemampuan beberapa virus, termasuk SARS-CoV-2, untuk memasuki sel.

“Klorokuin juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus tanpa jenis reaksi berlebihan, yang dapat menyebabkan kegagalan organ,” tutur para peneliti.

Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit FKUI, dr Nafrialdi, sebelumnya menekankan perlunya uji klinis untuk dapat menetapkan klorokuin sebagai obat untuk melawan virus Corona.

Nafrialdi juga memiliki kekhawatiran karena klorokuin sebagai obat antimalaria juga sudah tidak lagi digunakan karena banyaknya kasus resisten malaria di sejumlah wilayah, termasuk Papua.

Kendati demikian, apabila memang klorokuin dapat menjadi obat bagi pasien covid-19, maka itu merupakan sinyal awal.

“Itu mungkin hanya sinyal awal, tapi jangan langsung diterjemahkan bisa langsung dipakai. Perlu dilakukan serangkaian uji klinis untuk bisa menyatakan obat antimalaria menjadi obat virus Corona,” tutur Nafrialdi kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

IKUTI >> Update virus Corona

(*)

 Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Klorokuin Obat Keras untuk Mengobati, Bukan Mencegah Virus Corona, Jangan Borong Tanpa Resep Dokter! dan di Kompas.com dengan judul "Serba-serbi Avigan dan Klorokuin, Obat covid-19 yang Didatangkan Pemerintah"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved