Virus Corona
Perawat yang Pergi dari Kost Karena Tangani Pasien Corona Dapat Tawaran dari Hotel dan Apartemen
Perawat yang pergi dari kost karena tangani pasien Corona dapat tawaran dari Hotel dan apartemen
Baik secara alat pelindung diri (APD) berupa coverall dan perlengkapan lainnya hingga standar ruang isolasi bagi pasien Covid-19.
"Kami RS rujukan, berarti perawat kami menggunakan APD sesuai standar ya, dengan standar APD yang lengkap. Mudah-mudahan kita semua dilindungi. Harusnya sudah tidak usah takut," tuturnya.
Rita meminta masyarakat tak sekedar mencari informasi jumlah pasien positif dan pasien meninggal yang terjangkit Covid-19.
Seharusnya masyarakat mencari informasi cara mencegah penularan Covid-19 yang valid, di antaranya lewat petugas medis yang mereka kenal.
Bukan justru memberikan stigma negatif bagi petugas medis yang selama ini bertaruh nyawa dalam menangani pasien.
"Itulah yang musti kita pahami, berarti kita harus memberikan edukasi yang lebih banyak kepada masyarakat. Sehingga tidak perlu panik tapi ikuti lah apa yang harus dilakukan," lanjut Rita.
Tak nyaman dengan stigma
Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengatakan perawat tersebut bukan diusir, melainkan pergi atas keinginannya sendiri karena stigma sebagai pembawa virus.
"Mereka (perawat) tidak nyaman karena ada stigma, mereka bekerja di RSUP Persahabatan, sebagai rumah sakit infeksi. Sehingga kalau kembali ke rumah merasa sepertinya menularkan penyakit Covid-19 dan membawa virus," kata Rita saat dikonfirmasi, Rabu (25/3/2020).
Dampaknya, perawat sedih dan tertekan sehingga memilih bermalam di RS sejak Minggu (22/3/2020) ketimbang tidur di indekos tempatnya tinggal.
Padahal seluruh tenaga medis di RSUP Persahabatan, khususnya yang menangani Covid-19 memiliki prosedur saat menangani pasien.
Petugas medis yang menangani pasien Covid-19 diharuskan mengenakan alat perlindungan diri (APD) agar tak terpapar virus.
"Jadi sebetulnya mereka bukan diusir tapi merasa merasa tidaknya nyaman. Karena lingkungan menganggap mereka bekerja di RS infeksi, mereka nanti bisa bisa membawa virus nih pulang," ujarnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Perawat dan Dokter RSUP Persahabatan sempat mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi covid-19.
Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.