Virus Corona
Tanda Kamu Perlu Lakukan Rapid Test Virus Corona, Punya Gejala Umum hingga Masuk Golongan Prioritas
Ketahui tanda-tanda kamu perlu lakukan rapid test, punya gejala umum hingga masuk golongan prioritas.
TRIBUNKALTIM.CO - Ketahui tanda-tanda kamu perlu lakukan rapid test, punya gejala umum hingga masuk golongan prioritas.
Wabah virus Corona belum usai, physical distancing masih dilakukan termasuk di Indonesia.
Pasien positif virus Corona di Indonesia sudah tembus di angka 1000 lebih, kematian di angka 100 lebih dan masih terus bertambah.
• Jokowi Blak-blakan Tidak Mau Lockdown Indonesia Karena Virus Corona, Sebut Ganggu Perekonomian
• Ibadah Haji 2020 Terancam Batal Karena Corona, Kemenag Siapkan Skenario Jika Mekkah Ditutup
• Kapolsek Dicopot Gara-gara Gelar Pesta Pernikahan di Tengah Pandemi virus Corona
Kondisi ini tentu membuat masyarakat khawatir akan tertular virus Corona.
Sehingga peran pemerintah pun sangat dibutuhkan rakyatnya untuk memutuskan suatu kebijakan.
Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya pencegahan agar penyebaran covid-19 tak semakin meluas.
Namun, aturan akan menjadi sia-sia apabila tak ada sinergi dari masyarakat sendiri.
Pasalnya kesadaran dari masyarakat sendiri sangat perlu dalam membantu meredam wabah virus ini.
Imbauan yang telah diberikan oleh pemerintah yakni bisa saling menjaga jarak supaya tak terinfeksi covid-19.
Selain itu, menghabiskan aktivitas di rumah menjadi pilihan yang tepat jika dirasa tak terlalu penting untuk ke luar rumah.
Tak kalah penting juga, apabila kita mengetahui gejala seputar infeksi virus Corona.
Namun, terkadang pemahaman mengenai gejala seputar Coronavirus menjadikan orang waspada dan sebisa mungkin memeriksakan dirinya ke rumah sakit terlebih dulu.
Perlu diketahui berikut tanda - tanda utama terinfeksi virus Corona yang menjadi peringatan bagi masyarakat dan harus segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk jalani rapid test covid-19.
1. Mengalami gejala umum
Dilansir dari situs medicaldaily.com yang menyatakan bahwa demam, batuk kering, dan napas pendek, merupakan gejala utama terpapar virus Corona.
Awalnya, arahan untuk melakukan perawatan hanya bagi mereka yang terkena langsung dari orang positif terinfeksi.
Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah mengizinkan siapa saja boleh diuji, dengan catatan memang mengalami gejala yang telah disebutkan.
Menurut Maureen Ferran, seorang profesor biologi di Rochester Institute of Technology, mencatat dalam sebuah artikel yang diterbitkan The Conversation bahwa tidak layak untuk menguji semua orang yang sakit di Amerika Serikat.
2. Memang berada dalam kelompok yang diprioritaskan
Mayoritas dari tenaga kesehatan menyetujui untuk memprioritaskan pengujian hanya bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus Corona.
Golongan itu diantaranya:
- Petugas kesehatan yang telah melakukan kontak dengan pasien,
- Orang-orang yang berada di daerah dengan tingkat gejala yang tinggi, dan
- Orang-orang yang berusia 65 tahun keatas dengan penyakit bawaan kronis seperti penyakit jantung, paru-paru atau diabetes
- Sesuai dengan pernyataan CDC yaitu jika kalian memiliki gejala - gejala seperti kesulitan bernapas, nyeri atau mengalami sakit dada, ketidakmampuan untuk berdiri dan kebiruan dibibir atau wajah, maka harus segera mendapatkan perhatian sekaligus penanganan dari medis.
Selain itu, ada juga kondisi lain, yakni melakukan kontak langsung dari orang yang terinfeksi virus Corona.
3. Secepatnya melakukan tes
Apabila kalian merasa pernah melakukan kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi covid-19, maka kamu berada dalam prioritas tinggi dan segera melakukan pemeriksaan.
Dalam beberapa kasus juga, ada permintaan dari dokter yakni orang-orang tanpa gejala lebih baik melakukan karantina mandiri dan selalu memantau suhu tubuh mereka.
Namun dalam kasus yang lain, orang-orang dengan gejala ringan justru diminta langsung melakukan tes.
Sehingga, jika kalian merasa pernah terpapar langsung dengan seseorang yang positif covid-19 maka kalian harus segera menguhubungi tim medis.
Hal itu bertujuan untuk diberikan panduan lebih lanjut dan menghindari kejadian lebih buruk bahkan tak diinginkan.
• Sehari 32 Kali Disemprot Disinfektan, Tukang Gas Berhenti Kerja: Bukan Virus yang Mati, tapi Saya
Gejala pada Anak
Seperti diberitakan, seorang bayi yang masih berusia 4 bulan serta Anak berusia 7 tahun di Yogyakarta telah dikonfirmasi positif virus Corona.
Keduanya berjenis kelamin laki-laki berasal dari Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.
Saat ini, bayi 4 bulan tersebut masih dirawat di RSUD Wates, Kulonprogo, dan Anak 7 tahun dirawat di RSUD Panembahan Senopati, Bantul.
Adapun bayi 4 bulan tersebut memiliki riwayat kontak sepulang dari Solo, Jawa Tengah.
Lantas, apa saja tanda dan gejala virus Corona pada Anak-Anak?
Dikutip dari http://www.idai.or.id/artikel, publikasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai wabah covid-19 yang terjadi pada Anak-Anak, penyebab Anak terinfeksi virus Corona salah satunya setelah berkunjung ke negara atau wilayah yang terjangkit covid-19.
Maka, bila ada anggota keluarga yang baru pulang dari wilayah atau daerah terjangkit virus Corona, sebaiknya tetap melakukan pengawasan mandiri selama 14 hari.
Apabila timbul gejala, segera lakukan isolasi mandiri, dan pada Anak serta anggota keluarga lain juga perlu dilakukan pengawasan mandiri.
Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.
Penyakit saluran pernapasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia.
Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan nafas cepat dan sesak nafas.
Tak hanya itu, tertular dari orang dewasa yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona bila daya tahan tubuh Anak rendah.
Tanda dan gejala covid-19 pada Anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya.
• Bukan Prabowo dan Tito Karnavian, Jokowi Tunjuk Institusi Idham Azis Tertibkan PSBB di Masyarakat
• Jadi Opsi Jokowi Lawan virus Corona, Yusril Ihza Mahendra Beber Gus Dur Pernah Pakai Darurat Sipil
Gunakan Hand sanitizer
Hand sanitizer yang baik untuk mencegah penularan covid-19 adalah yang mengandung alkohol minimal 70 persen, cukup melumuri permukaan tangan, dan digunakan selama minimal 20 detik.
Pemakaian sangat sering mungkin menyebabkan kekeringan pada kulit.
Pemakaian hand sanitizer dengan cara yang benar tetap aman bagi Anak, namun disarankan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala.
Tidak diperlukan sabun khusus untuk mencuci tangan.
Sabun lain dapat digunakan untuk mencuci tangan, sepanjang langkah-langkah cuci tangan dilakukan dengan cara dan durasi yang benar.
Kapan Anak harus dibawa ke dokter?
Apabila Anak sedang demam, batuk, pilek ringan, sepanjang masih dapat ditangani sendiri di rumah, sebaiknya tidak segera berkunjung ke fasilitas kesehatan.
• Dokter Sarankan Lakukan Cara Sederhana Ini Agar Terbebas dari virus Corona
• Artis yang 5 Hari Lalu Positif Corona Ini Akhirnya Sembuh Tanpa Dirawat di RS, Cuma Konsumsi Ini
Berikan obat demam (parasetamol, dapat diulang tiap 4-6 jam selama masih demam, maksimal 5 kali dalam 24 jam) apabila suhu 38 derajat celcius atau lebih.
Selain itu, Anak perlu diberikan banyak minum air putih, ajari Anak mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar.
Namun, apabila demam terus-menerus memasuki hari ketiga, dianjurkan untuk membawa Anak periksa ke fasilitas kesehatan.
Apabila timbul tanda bahaya seperti:
- Anak lemas atau tidur terus
- napas cepat, sesak
- demam tinggi 39 derajat celcius atau lebih
- kejang
- tampak biru
- muntah-muntah
- Tidak dapat minum
- buang air kecil berkurang
Jika dengan gejala itu segera bawa Anak ke fasilitas kesehatan.
Cara lakukan pembatasan sosial pada Anak
Ajari Anak cara cuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah yang benar, serta menjaga jarak 1-2 meter satu sama lain. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin.
Anak yang masih dalam pengasuhan dekat, seperti bayi dan balita, sebaiknya diasuh oleh orang dewasa yang sehat.
Rajin-rajinlah melakukan cuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar, serta bersihkan juga tangan bayi atau balita dengan seksama.
MerencAnakan kunjungan imunisasi
Untuk memastikan agar risiko Anak tertular covid-19 minimal, buatlah dulu janji temu untuk kunjungan imunisasi.
Hal itu agar waktu kunjungan dan kepadatan pengunjung fasilitas kesehatan tempat pelayanan imunisasi dapat diatur dengan baik.
Pastikan berkunjung ke fasilitas kesehatan yang telah memisahkan area atau waktu kunjungan Anak sehat dari pengunjung lain yang sedang sakit.
Serta jangan lupa untuk mencatat imunisasi yang diberikan dan menjadwalkan kunjungan imunisasi berikutnya. Imunisasi sebaiknya tetap diupayakan lengkap sesuai usia.
Sebaiknya mengikuti jadwal imunisasi sesuai rekomendasi yang berlaku dan diberikan sesuai jadwal. Hal ini untuk melindungi Anak.
Bila ragu dan ingin menunda, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
Penundaan hingga 2 minggu masih dapat ditoleransi.
Bila bayi atau Anak menjadi PDP Orangtua atau pengasuh yang dirawat dengan Anak harus tinggal di ruangan setiap saat sampai boleh pulang atau hasil tes negatif.
Baik Anak dan orangtua harus mengenakan masker bedah atau surgical mask saat pergi keluar ruangan dengan alasan apapun.
Upaya pencegahan penularan lainnya juga tetap dilakukan.
IKUTI >> Update virus Corona
(TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)