Virus Corona
Hasil Penelitian, Ini Cara Puasa Ramadhan Menangkal Virus Corona, Picu Produksi Sel Darah Putih
Hasil penelitian, ini cara puasa Ramadhan menangkal Virus Corona, picu produksi sel darah putih
"Kabar baiknya adalah tubuh menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama puasa," katanya.
Melihat kondisi dunia saat ini yang tengah dilanda pandemi global covid-19, memungkinkan para umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus selama 12 jam sekaligus mencegah infeksi Virus Corona (covid-19).
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian Profesor Valter Longo yang menyebutkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Maka dengan berpuasa bisa dijadikan sebagai benteng perlindungan diri terhadap infeksi Virus Corona (covid-19).
Lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga dikatakan bahwa dengan menjalankan puasa yang berkelanjutan, memaksa tubuh menggunakan cadangan glukosa dan lemak.
• Waktunya Dapatkan Token Listrik Gratis di www.pln.co.id Atau Via WhatsApp, Tata Caranya Sangat Mudah
• Jangan Coba-coba Hina Jokowi Soal Virus Corona, Idham Azis akan Tegas, Gegara Said Didu dan Luhut?
Akibatnya dapat merusak sel darah putih lama.
Namun, hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru.
Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan, bahwa puasa berkepanjangan dapat mengurangi enzim PKA.
Enzim ini terkait erat dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan tumor.
"Kami tidak bisa memprediksi bahwa puasa berkepanjangan akan memiliki efek luar biasa dalam mempromosikan regenerasi sistem hematopoietik ( pembentukan sel darah) berbasis sel induk," ujar Profesor Longo.
"Ketika Anda kelaparan, sistem mencoba untuk menghemat energi.
Dan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang tidak diperlukan.
Terutama yang mungkin rusak," imbuhnya.
Bahkan, terdapat penelitian lain tahun 2017 yang dilakukan oleh para peneliti gabungan dari Israel, Italia, dan Maroko, yang terbit dalam Journal Frontiers in Immunology.
Namun, pada penelitian tersebut menyatakan bahwa puasa Ramadhan hanya sedikit mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.