Gunung Anak Krakatau Meletus

Anak Krakatau Meletus, Ini Dahsyatnya Letusan Krakatau 1883: Awan Panas & Tsunami 36.000 Orang Tewas

Gunung Anak Krakatau meletus, ini sejarah sang ibu, dahsyatnya letusan Gunung Krakatau 1883 dengan 36.000 orang tewas.

TWITTER/VOLCANOYTZ
Gunung Anak Krakatau saat meletus Jumat (10/4/2020) malam dilihat dari pantai, pos pemantauan. 

Setelah Gunung Krakatau meledak pada tahun 1883 hingga mengakibatkan tsunami setinggi 40 meter, sang Anak Krakatau pun tumbuh hampir 50 tahun kemudian.

Dikutip dari Geo Magz, majalah terbitan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunung Anak Krakatau lahir ke permukaan laut pada 15 Januari 1929.

"Pada 20 Januari 1929, asap menjulang keluar dari tumpukan material gunung api yang baru muncul di permukaan, yang mulai tumbuh dari kedalaman laut 180 m. Itulah gunung yang baru lahir yang diberi nama Gunung Anak Krakatau. Anak gunung api ini tumbuh 4 m per tahun dan mempesona banyak orang," demikian tertulis dalam majalah milik Kementerian ESDM itu.

Sejak munculnya di permukaan laut pada 1929 hingga saat ini, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau terbilang cepat.

Selama 80 tahun, sampai dengan 2010, tingginya sudah mencapai 320 m dpl, estimasi percepatan pertumbuhannya rata-rata 4 m per tahun.

Foto-foto lawas kelahiran Gunung Anak Krakatau 1929 mulai tumbuh dari kedalaman laut 180 meter. Ia lahir setelah Gunung Krakatau meledak pada tahun 1883 yang menyebabkan tsunami setinggi 40 meter (GEO MAGZ: Stehn (1929))

Dalam Majalah Intisari edisi Agustus 1983, letusan Gunung Krakatau disebut 21.574 kali lebih kuat dibandingkan bom atom.

Bahkan letusannya itu menghancurkan 60 persen tubuh Gunung Krakatau di bagian tengah dan terbentuklah lubang kaldera.

Letusan tersebut juga terdengar hingga radius 4.600 kilometer dari pusat ledakan di Selat Sunda.

Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 232 kali sejak Rabu (24/10/2018) sampai Kamis (25/10/2018) dini hari. Pagi ini gunung tersebut meletus lagi
Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 232 kali sejak Rabu (24/10/2018) sampai Kamis (25/10/2018) dini hari. Pagi ini gunung tersebut meletus lagi (twitter sutopo purwo nugroho)

Tak hanya letusannya yang dahsyat, meletusnya Gunung Krakatau menimbulkan tsunami yang melibas pesisir pantai barat Banten, dari Merak, Anyer, Labuan, Panimbang, Ujung Kulon, hingga Cimalaya, di Karawang, jawa Barat.

Seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, Teluk Semangka, Lampung menyaksikan tanda-tanda meletusnya Gunung Krakatau yang berlangsung selama beberapa hari.

Controleur itu bernama PLC Le Sueur yang merupakan pejabat Hindia Belanda.

Le Sueur menuliskan kesaksian meletusnya Gunung Krakatau dalam sebuah surat tertanggal 31 Agustus 1883 yang dikirimkan ke atasannya.

Awalnya Le Sueur mendengar suara dentuman yang begitu keras.

Ia mengira dentuman tersebut berasal dari meriam kapal, tak ada sedikit pun prasangka dentuman itu berasal dari Gunung Krakatau.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved