Virus Corona
Pandemi Corona di Amerika Serikat, Warga Berburu Aksesori Perawatan Rambut Saat Jalani Isolasi
Kebiasaan belanja warga Amerika Serikat kini telah bergeser setelah mereka menghabiskan waktu dalam isolasi sepanjang minggu.
TRIBUNKALTIM.CO, NEW YORK - Melewati masa karantina pandemi Corona, warga Amerika Serikat kini punya kebiasaan baru.
Hal ini dipicu tutupnya berbagai jasa dan bisnis non-esensial ditutup sementara sejak akhir Maret lalu.
Akibatnya, berbagai kebutuhan yang biasanya memanfaatkan layanan jasa, kini harus dilakukan sendiri oleh warga, misalnya perawatan rambut.
Kebiasaan belanja warga Amerika Serikat kini telah bergeser setelah mereka menghabiskan waktu dalam isolasi sepanjang minggu.
Baca Juga: Amerika Serikat Beri Dana Besar ke Laboratorium China Lakukan Riset Virus Corona, Konspirasi Mencuat
Baca juga: Menginfeksi 210 Negara, Kasus Covid-19 Terbesar di Amerika, Indonesia Urutan 38 di Bawah Arab Saudi
Baca Juga: Amerika Serikat Resmi Uji Coba Kedua Kali Vaksin Anti Covid-19, Efektif Bunuh Virus Corona?
Melansir Business Insider, mulanya mereka terburu-buru berbelanja pasokan kebutuhan dasar, namun, kini mereka panik membeli aksesori perawatan seperti cat rambut.
CEO Walmart Doug McMillon mengatakan pada hari Jumat di NBC's Today, data penjualan menunjukkan bahwa ketika orang-orang tetap berada di rumah, fokus mereka bergeser.
"Orang-orang mulai membutuhkan potong rambut sehingga Anda mulai melihat lebih banyak pemangkas jenggot dan warna rambut dan hal-hal seperti itu. Sangat menarik untuk menyaksikan perubahan yang dinamis ini," jelasnya.
Maraknya penjualan pewarna rambut dan pemangkas terjadi setelah kota-kota dan negara-negara bagian memerintahkan bisnis non-esensial untuk ditutup pada akhir Maret.
Kondisi ini menyebabkan warga Amerika tidak bisa datang ke salon maupun tukang cukur untuk beberapa waktu mendatang.
McMillon juga bilang, seperti yang dikutip Business Insider, selain persediaan yang berfokus pada menjaga penampilan, warga Amerika juga telah berbelanja sumber-sumber hiburan seperti permainan dan teka-teki untuk menghabiskan waktu.
Sebelumnya, banyak laporan yang telah memonitor perilaku konsumen sejak merebaknya wabah corona di AS pada awal Maret.
Pada saat itu, banyak pembeli panik dengan mengosongkan rak-rak barang-barang dasar seperti kertas toilet dan cairan pembersih tangan.
Baca Juga: Virus Corona di Amerika Serikat Mengganas, Kamar Mayat di New York Dipenuhi Jenazah Korban Covid-19
Baca Juga: Waspadai Sakit Perut, Gejala Baru Pasien Positif Corona Terjadi di Rumah Sakit di Amerika Serikat
Baca Juga: Tak Ada Amerika Serikat, Justru China dan Rusia Terdepan Bantu Indonesia Perang Lawan Virus Corona
Setelah dua minggu karantina, orang Amerika mengubah waktu luangnya untuk memasak dan membuat kue.
Sejumlah media, seperti The New York Times dan Bon Appetit, membantu para penggemar memasak yang terkurung menghilangkan stres mereka dengan menampilkan resep-resep khusus yang dapat dibuat dengan bahan-bahan simpel.
Salah satu menu favorit adalah roti panggang.
Masakan ini telah muncul di feed Instagram dari dapur yang dikarantina di seluruh negeri karena data Nielsen mengatakan penjualan ragi roti tumbuh lebih dari produk barang kemasan konsumen lainnya dalam dua minggu terakhir bulan Maret, yakni melonjak 647% berbanding 457%, masing-masing selama minggu yang sama di 2019.
Pergeseran dari kebutuhan sanitasi ke persediaan perawatan hanyalah salah satu aspek dari bagaimana pandemi virus corona mengubah sikap konsumen.
Dan seperti yang diprediksi para ahli, hal ini bisa menjadi perubahan permanen di dunia ritel.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)