Virus Corona
Mata Najwa, Ganjar Pranowo Izin Gunakan TMP ke Jokowi untuk Makamkan Tenaga Medis, Diprotes Dokter
Di Mata Najwa, Ganjar Pranowo izin gunakan TMP ke Jokowi untuk makamkan tenaga medis, diprotes Dokter
TRIBUNKALTIM.CO - Di Mata Najwa, Ganjar Pranowo izin gunakan TMP ke Jokowi untuk makamkan tenaga medis, diprotes Dokter.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin mengapresiasi tenaga medis yang gugur saat berjuang melawan pandemi covid-19 atau Virus Corona.
Caranya, dengan menyiapkan Taman Makam Pahlawan atau TMP sebagai tempat peristirahatan terakhir pasukan tenaga medis.
Meski demikian, niat Ganjar Pranowo ini sempat dikritik oleh seorang dokter spesialis
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku dirinya saat ini tengah mengirimkan surat pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ganjar Pranowo meminta izin agar bisa menggunakan Taman Makam Pahlawan untuk mengubur para tenaga medis yang gugur dalam saat menangani pasien Virus Corona.
• Kabar Gembira, Usai Daya 450 VA dan 900 VA, Pemerintah Jokowi Buka Peluang Diskon Listrik 1.300 VA
• Detik-detik Najwa Shihab Tertunduk Menangis di Mata Najwa, Sopir Jenazah Covid-19 Sebut Bulan Puasa
• Heboh! Ariel NOAH Diam-diam Menikah dengan Pendangdut Putri Jamila? Ini Fakta di Balik Foto Beredar
Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020).
Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa para tenaga medis ini seperti dalam medan perang.
"Mbak Nana pertama saya melihat beberapa kasus apakah itu dokter,perawat, tenaga medislah ya yang merawat langsung pasien covid-19 kemudian dia tertular, ini kan cerita jihad, ini kan cerita perang," kata Ganjar.
Pasalnya, mereka rela bertaruh nyawa dan merelakan waktunya untuk tak bersama keluarga demi menyelamatkan nyawa orang lain.
"Yang kemudian contaminated, kemudian nyawanya sendiri harus diberikan, Mas Joko tadi juga sudah menjelaskan bagaimana tidak bisa bertemu saat merawat orang-orang sakit ini, mereka harus memisahkan diri dari keluarga, untuk apa untuk saling melidungi orang-orang yang dicintai," sambungnya.
Sehingga, Ganjar merasa perlu untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada para tenaga medis.
"Maka pada saat itu saya mendapat informasi ini tergerak rasanya dan saya berdiskusi juga dengan para psikolog, dengan para dokter, dari perguruan tinggi, rasa-rasanya pikiran kita akan memberikan penghormatan menjadikan dia seorang yang mendapatkan penghargaan negara menjadi penting," ungkap dia.
Kemudian, dengan adanya dua kasus penolakan jenazah di Jawa Tengah, Ganjar lantas ingin bergerak agar kejadian tersebut tak terjadi lagi.
"Menurut saya dia adalah pahlawan maka dengan kejadian beberapa penolakan maka ada dua hal yang kita bisa dapat."