IMF Perkirakan Ekonomi Asia Tidak Akan Mengalami Pertumbuhan Sama Sekali Pada Tahun Ini

Menurut IMF, ekonomi Asia akan mengalami pertumbuhan 0 persen pada tahun ini, hal yang pertama kalinya terjadi dalam 60 tahun terakhir.

Editor: Mathias Masan Ola
imf.org
Kantor Pusat IMF 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Menurut International Monetary Fund ( IMF ), ekonomi Asia akan mengalami pertumbuhan 0 persen pada tahun ini, hal yang pertama kalinya terjadi dalam 60 tahun terakhir.

Pandangan itu muncul setelah IMF membandingkan masalah ekonomi yang muncul akibat covid-19 dengan kejatuhan ekonomi global yaitu The Great Depression ( Depresi Besar ) yang menyebabkan resesi terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah manusia.

The Great Depression atau zaman malaise sendiri merupakan sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang dimulai dengan jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24-29 Oktober 1929.

Hasilnya, IMF bahkan lembaga multilateral lain seperti Bank Dunia, memprediksi krisis ekonomi akibat pandemi virus corona kemungkinan akan jauh lebih buruk, bahkan Krisis Keuangan Global pada tahun 2007 dan Krisis Finansial Asia pada tahun 1997, tidak akan menyamai kerugian ekonomi yang disebabkan oleh virus corona tersebut.

"Penurunan ekonomi tahun ini akan jauh lebih buruk dibandingkan Krisis Keuangan Global yang mengakibatkan kerugian sebesar 4,7 persen atau Krisis Finansial Asia yang menyebabkan penurunan sebesar 1,3 persen," kata IMF, seperti yang dilansir Tribunkaltim dari BBC News, Kamis (16/4/2020).

Update Virus Corona di Kutai Timur, Total Jumlah Orang Dalam Pemantauan Jadi 389

Peserta Ijtima Jamaah Tabligh Gowa Positif Virus Corona, Yang Positif Itu Normal dan Tidak Sakit

19 Kasus Virus Corona Terbaru di Kalimantan Utara Merupakan Kluster Itjima Ulama di Gowa

Changyong Rhee, direktur IMF Departemen Asia dan Pasifik, memperingatkan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah signifikan untuk menanggulangi kerusakan akibat jatuhnya perekonomian imbas virus corona.

"Ini bukanlah permasalahan ekonomi dan bisnis seperti yang biasa kita temui. Kali ini negara-negara Asia perlu menggunakan semua instrumen kebijakan guna menghindari kerusakan yang jauh lebih fatal," ujarnya.

Ia juga menambahkan, para pembuat kebijakan perlu menawarkan opsi khusus bagi pihak-pihak yang paling dirugikan akibat larangan perjalanan dan pengetatan sosial selama masa pandemi ini.
Namun sayangnya, IMF sendiri menyatakan bahwa pada kenyataannya hanya beberapa negara saja yang memiliki kekuatan finansial untuk melakukan hal tersebut.

Meskipun belum dapat dipastikan, IMF mengatakan bahwa masih ada kemungkinan terjadi ekspansi sebesar 7,6 persen dalam pertumbuhan ekonomi di Asia apabila pemerintah mampu mengaplikasikan kebijakan yang tepat.

Bukan Mei, Pemerintah Jokowi Beber Virus Corona Bersih dari Indonesia Desember 2020, Ada Syaratnya

Ketimbang PSBB, Risma Ngotot Pakai Cara Ini ke Warga Meski Kasus Virus Corona di Surabaya Meningkat

VIRAL, Rekaman Kondisi Jenazah Pasien Virus Corona di RS Amerika Serikat, Tenaga Medis Kewalahan

Setelah berangsur pulih dari pandemi virus corona, Cina melaporkan bahwa negaranya mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 1,2 persen. Nilai tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan perkiraan IMF yaitu 6 persen.

"Kita tetap mengharapkan adanya peningkatan dalam kegiatan ekonomi Cina akhir tahun ini. Karena negara tersebut merupakan yang pertama kali terkena pandemi ini dan mampu mengatasinya. Sehingga diharapkan ekonominya dapat segera bangkit," kata IMF.

IMF memprediksi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan mengalami peningkatan aktivitas di akhir tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,2 persen.

Kendati demikian, IMF memperingatkan untuk tetap waspada dikarenakan pandemi tersebut dapat mewabah kembali dan jika terjadi, maka butuh proses normalisasi yang jauh lebih lama.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved