Virus Corona

Ilmuwan Sebut Wajar China jadi Sasaran Kemarahan, Corona Bisa Dihindari 95 Persen Andai Dulu Terbuka

China menjadi sasaran utama kemarahan pemimpin dunia, setelah banyak rumor beredar China disalahkan atas pandemi ini.

Editor: Doan Pardede
Freepik.com
CHINA SASARAN KEMARAHAN - (Ilustrasi) China menjadi sasaran utama kemarahan pemimpin dunia, setelah banyak rumor beredar China disalahkan atas pandemi Covid-19 

TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini, China sepertinya telah menyulut kemarahan banyak pemimpin dunia, gara-gara merebaknya virus Corona atau covid-19.

Seluruh dunia saat ini dilanda kepanikan, karena krisis kesehatan akibat covid-19.

Selain itu krisis ekonomi hebat juga terjadi menyebabkan banyak negara di seluruh dunia mengalami goncangan besar akibat wabah virus Corona atau covid-19 ini.

Banyak negara kewalahan dalam menangani virus ini, ribuan orang meninggal, dan jutaan orang terinfeksi wabah berbahaya ini.

• Mantan Panglima TNI Angkat Suara Soal Bentrok Prajurit vs Polisi, Sesalkan Opini TNI Tak Profesional

• Warga Jakarta Siap-siap! Anies Ungkap Hal Mengejutkan, 8 Ribu Orang Kena covid-19 dalam Waktu Dekat

• Donald Trump Bekukan Dana Perang Virus Corona WHO, Pemerintah Jokowi Bereaksi, Retno Marsudi Dukung

• Telegram Kapolri Idham Azis, Perintahkan Polisi Bergerak Serentak ke Masyarakat Jelang Bulan Ramadan

Kini banyak pertanyaan muncul, siapa yang bertanggung jawab atas krisis kesehatan global saat ini.

Sementara itu di sisi lain, China menjadi sasaran utama kemarahan pemimpin dunia, setelah banyak rumor beredar China disalahkan atas pandemi ini.

Melansir Daily Express pada Jumat (18/4/20), laporan menyebut virus Corona sebenarnya bisa dihindari hingga 95%.

Namun, satu-satunya kunci untuk melawan dan menghindari virus Corona sebenarnya adalah China, andaikan mereka melakukan tindakan ini.

Talk Radio dan Wotton mencatat bahwa ilmuwan telah menyimpulkan, bahwa jika China lebih terbuka dan berbuat lebih awal.

Pandemi ini munkin tidak pernah terjadi, dan bisa dihindari hingga 95%.

Ini mengacu pada studi yang diterbitkan oleh University of Southampton, pada pertengahan Maret lalu.

Wotton mengatakan, "mantan pemimpin, Lain Duncan Smith mengatakan dalam sebuah acara awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah penyebab sesungguhnya karena mereka tidak berbuat apa-apa sebelum terlambat."

"IDS percaya pemikiran ulang sangat diperlukan pada saat itu," katanya.

• Luhut Pandjaitan Berkeras Tolak Permintaan Anies Baswedan - Ridwan Kamil, Alasannya Masuk Akal

• Tiba-tiba Luhut Pandjaitan akan Pimpin Rapat Larangan Mudik Idul Fitri 2020, covid-19 Sudah Gawat?

"Saya mengingatkan Anda tentang statistik yang menakjubkan ini, seharusnya ini akan memperkuat argumen saya," imbuhnya.

"Beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa 95% kasus ini bisa dihindari, dan bisa dihilangkan jika Chian jujur dan terbuka pandemi ini sejak awal," jelasnya.

"Jadi saya mendukung AS untuk menuntut perubahan serius kepada WHO yang tidak tanggap dalam mengantisipasi waktu untuk ancaman pandemi global," sambungnya.

"Jalan hidup kita mungkin saat ini bergantung padanya," tutupnya.

Wotton juga mengomentari keputusan Donald Trump yang baru-baru ini berencana menghentikan pendanaan dari AS ke WHO.

Dia mengatakan, "Sementara Donald Trump mungkin telah menarik dana dari WHO, untuk membelokkannya ke penanganan krisis di negaranya."

"Itu tak perlu dipertanyakan lagi, apakah ada masalah serius dengan WHO," sambungnya.

TalkRadio merefleksikan tekanan yang dihadapi WHO selama mereka mengelola pandemi global ini.

Dia mengatakan,"Organisasi Kesehatan Dunia telah gagal dan salah melalui situasi darurat terbesar dalam sejarah hidup kita."

"Sesuatu yang mencurigakan terjadi antara China dan WHO saat ini," katanya.

Update Virus Corona Dunia 18 April: 2,2 Juta Orang Terinfeksi, 568.343 Sembuh

Pandemi virus Corona masih terus berlangsung. Sebagian besar negara di dunia telah melaporkan adanya kasus covid-19.

Menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh John Hopkins University hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, jumlah kasus virus Corona di dunia tercatat 2.240.191 (2,2 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, ada 153.822 kasus kematian. Sementara, jumlah pasien sembuh sebanyak 568.343 orang.

Adapun angka kasus tertinggi di Amerika Serikat dengan hampir 700.000 kasus, disusul Spanyol, Italia, dan Perancis.

Sementara, untuk jumlah pasien sembuh, paling banyak tercatat di Jerman dengan lebih dari 80.000 pasien sembuh.

Berikut adalah perkembangan terbaru dari beberapa negara di dunia soal virus Corona yang masih mewabah ini:

Indonesia

Jumlah kasus virus Corona di Indonesia masih terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Jumat (17/4/2020) sore, jumlah kasus di Indonesia tercatat 5.923 kasus.

Angka tersebut menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 407 kasus dari pengumuman pada hari sebelumnya.

Hingga kini, telah dilaporkan 522 kasus kematian yang terjadi akibat covid-19 di Indonesia.

Sedangkan jumlah pasien sembuh adalah sebanyak 607 orang.

Adapun kasus terbanyak masih dicatatkan di wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 2.815 kasus, disusul Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Timur Tengah

Tempat-tempat suci bagi umat muslim, termasuk Mekah dan Madinah di Arab Saudi, kemungkinan akan kosong selama bulan suci Ramadhan setelah pihak berwenang mewajibkan orang untuk beribadah di rumah akibat virus Corona.

Otoritas keagamaan tertinggi di Arab Saudi meminta orang-orang untuk melakukan shalat Tarawih dari rumah untuk menghindari adanya perkumpulan dengan jumlah besar di masjid.

Di Arab Saudi, hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, jumlah kasus virus Corona yang telah dikonfirmasi adalah sebanyak 7.142 kasus dengan 87 kasus kematian dan 1.049 pasien yang telah dinyatakan sembuh.

Selain Mekah dan Madinah, Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem juga akan ditutup selama Ramadhan.

Keterangan ini disampaikan oleh Dewan Wakaf Islam Yerusalem, Kamis (16/4/2020).

Melansir CNN, Kamis (17/4/2020), Mesir dan Yordania juga akan melarang solat di masjid selama bulan ramadhan.

Inggris

Di tengah pandemi virus Corona yang masih terjadi, Inggris mengalami kekurangan beberapa alat perlengkapan medis.

"Para pemimpin negara memberi tahu kami bahwa salah satu alasan mereka tidak memperoleh dukungan darurat dari negara-negara tetangga adalah karena negara-negara tersebut juga mengalami kondisi yang sama," kata Wakil Kepala Eksekutif NHS Providers Saffron Cordery sebagaimana dikutip CNN, Kamis (17/4/2020)

Pemerintah telah mengimbau untuk menggunakan kembali beberapa alat perlindungan diri karena kekurangan ini.

Hingga kini, jumlah kasus virus Corona yang telah dilaporkan di Inggris adalah sebanyak 109.769 kasus.

Dari jumlah tersebut, 14.607 orang meninggal dunia dan 394 pasien telah dinyatakan sembuh.

Spanyol

Pemerintah Spanyol berencana untuk menyelesaikan lockdown yang masih berlangsung dalam dua tahap, yaitu musim panas dan akhir tahun.

Keterangan ini disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Sosial Ekonomi Spanyol Yolanda Diaz, Jumat (17/4/2020).

Ia mengatakan, seluruh keputusan akan didasarkan pada nasihat dari kewenangan kesehatan. "Akan tetapi, semuanya tidak akan sama dengan sebelumnya," tambah Diaz.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Salvador IIIa mengatakan bahwa untuk maju, pemerintah perlu mempelajari data yang tersedia dengan lebih teliti.

Hingga kini, jumlah infeksi covid-19 di Spayol adalah sebanyak 190.839 kasus dengan 20.002 kasus kematian dan 74.797 pasien dinyatakan sembuh.

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id https://intisari.grid.id/read/032111607/ilmuwan-ungkap-virus-Corona-bisa-dihindari-95-persen-namun-akibat-tindakan-china-ini-malah-menyebar-ke-seluruh-dunia-sebabkan-banyak-pemimpin-dunia-marah-besar-?page=all dan dan di Kompas.com dengan judul "Update Virus Corona Dunia 18 April: 2,2 Juta Orang Terinfeksi, 568.343 Sembuh"

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved