Gaya Hidup

Virus Corona Mewabah, Pekerja Lain Bisa Work From Home, Jurnalis Tetap di Lapangan Tangkal Hoaks

Virus Corona Mewabah, Pekerja Lain Bisa Work From Home, Jurnalis Tetap di Lapangan Tangkal Hoaks

Penulis: Heriani AM |
HO/Facebook
Virus Corona Mewabah, Pekerja Lain Bisa Work From Home, Jurnalis Tetap di Lapangan Tangkal Hoaks 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Virus Corona mewabah, pekerja lain bisa Work From Home, jurnalis tetap di lapangan tangkal hoaks.

Mewabahnya Virus Corona alias covid-19 membuat pemerintah mengambil kebijakan Work From Home (WFH) demi mencegah virus semakin menyebar.

Begitu pula warga diminta menerapkan social distancing and physical distancing, tidak keluar rumah jika bukan keperluan mendesak.

Sejumlah kantor meliburkan karyawan atau menyuruh karyawannya bekerja dari rumah. Tapi ada beberapa sektor usaha yang tak bisa meliburkan atau mengambil kebijakan WFH selain tenaga medis.

Sebut saja pekerja media (terutama wartawan), petugas SPBU, frontliners (pekerja supermarket, teller bank, pekerja jasa (semisal ojek online, kargo/pengiriman barang), pekerja rig, petugas apotek, dan lainnya.

Wartawan merupakan salah satu pihak yang tidak dapat bekerja dari rumah.

Seorang jurnalis media cetak, Diah Anggraini menyebut biasa saja, saat ditanya bagaimana perasaannya tetap bekerja sedangkan banyak yang WFH.

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu tuntutan dari profesi yang ia lakoni. "Apalagi, wartawan juga menjadi salah satu garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. Menangkal hoaks, memberikan informasi terbaru dan real kepada masyarakat," ungkapnya.

Meski demikian, ia mengaku rasa takut pun kerap kali muncul. Namun perasaan tersebut masih dalam tahap wajar, karena wabah ini pun terlah terjadi seantero dunia.

Lantaran hal itu, karena sering ke luar rumah dan bertemu banyak orang, ia pun melakukan antisipasi sesuai apa yang diinstruksikan pemerintah.

"Mulai dari sering cuci tangan atau bawa hand sanitizer, pakai masker, dan jaga jarak ketika melakukan wawancara dengan narasumber," tuturnya.

Ditanya soal suka duka selama pandemi berlangsung, Diah menyebut kadang merasa sedih karena keberadaan virus tak kasat mata ini sering mengganggu pekerjaannya.

"Tidak semua narasumber fast respons, tidak semua bisa dihubungi via telepon atau WA. Harapannya sih, semoga virus ini segera bisa ditangani, musnah selama-lamanya," tukasnya.

Senada, jurnalis media cetak lainnya, Oktavia Megaria menyebut senang bisa berperan dalam penanganan Covid-19, yakni menyampaikan informasi yang tepat dan akurat ke publik. Sehingga publik tidak perlu termakan berita bohong yang seringkali menyusahkan.

Meski demikian, rasa cemas dan was-was pun tak dapat perempuan berhijab ini hindari. Apalagi ketika harus membuat laporan dari Rumah Sakit tempat penanganan para pasien.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved