Setelah Belva Mundur, Stafsus Milenial Jokowi yang Punya Konflik Kepentingan Bisa Ikut Jejaknya
Setelah Belva Delvara mundur, Stafsus milenial Jokowi yang punya konflik kepentingan bisa ikuti jejaknya.
Selama bekerja dengan Presiden Jokowi, Belva Delvara mengaku merasakan betul bagaimana semangat Presiden dalam membangun bangsa Indonesia dengan efektif, efisien, dan transparan.
"Sehingga di manapun saya berada, di posisi apapun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI," kata dia.
Tanggapan Istana
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan, Presiden Jokowi memahami alasan Adamas Belva Syah Devara mundur dari jabatan Staf Khusus Presiden.
Pramono pun mengatakan, Presiden telah menerima surat pengunduran diri Belva dari posisi stafsus milenial.
"Presiden Joko Widodo menerima pengunduran diri Saudara Adamas Belva Syah Devara dan memahami alasan pengunduran dirinya itu," tutur Pramono Anung.
Ia menambahkan, sedianya Presiden Jokowi menginginkan anak muda seperti Belva Delvara bergabung dalam pemerintahan.
Sesuai Aturan
Sebab, Presiden menginginkan adanya kontribusi dari para pemuda yang memiliki gagasan inovatif dan kreatif. Pramono pun menyatakan keterlibatan Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja sudah sesuai aturan.
"Terkait dengan keikutsertaan Ruang Guru dalam Kartu Prakerja, seperti sudah dijelaskan oleh Menko Perekonomian bahwa proses verifikasi mitra Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini," kata Pramono.
Tak selesaikan masalah
Mundurnya Belva Delvara langsung mendapat tanggapan dari sejumlah pihak yang sejak awal menyoroti adanya konflik kepentingan terkait terpilihnya Ruang Guru sebagai mitra Kartu Prakerja.
Salah satunya dari ekonom Indef, Bhima Yudhistira, yang sempat menantang Belva Delvara untuk berdebat terbuka.
Bhima mengapresiasi langkah Belva Devara yang mundur dari posisi Staf Khusus Presiden.