Virus Corona

Refly Harun Blak-blakan Beber Alasan Sering Kritik Jokowi Bukan Karena Membenci, Tak Serang Personal

Refly Harun blak-blakan membeberkan alasannya sering mengkritik Presiden Jokowi, kritikannya bukan karena ia membenci mantan Walikota Solo itu.

Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase YouTube Refly Harun/ YouTube Najwa Shihab
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun beber alasan sering mengkritik Presiden Jokowi. Ia menyebut bukan karena benci. 

"Banyak sekali hal baik yang sudah dilakukan, tetapi bagaimanapun sebagai warga negara yang baik kita harus berpartisipasi dalam posisi apapun," terang Refly Harun.

"Kita menyampaikan pendapat, menyampaikan kritik bukan dalam rangka untuk membenci."

Terkait hal itu, Refly menilai seseorang yang menuai kritikan bukan berarti hina.

"Bukan dalam rangka untuk menghina, bukan dalam rangka untuk mendeskriditkan tapi dalam rangka berpartisipasi dalam pembangunan bangsa ini dengan cara dan posisi yang berbeda," jelasnya.

"Dan selalu saya yakini, tidak ada orang yang hina kalau dia dikritik."

Di penghujung pernyataannya, Refly menyebut kehinaan seseorang akan muncul dengan sendirinya akibat perbuatan yang dilakukan.

"Tidak ada orang yang jatuh namanya kalau dia dikritik, bahkan tidak ada orang yang buruk kalaupun dia dihina."

"Yang membuat orang buruk, yang membuat dia hina adalah karena perbuatannya sendiri, karena perilakunya sendiri," pungkasnya.

Simak video berikut ini menit ke-5.51:

Tanggapan Jokowi saat Dibilang Lamban

Di sisi lain, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ungkap kegeramannya terhadap banyaknya kritikan para ahli soal penanganan Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi membantah jika Pemerintah lamban dalam mengatasi virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Menurut Jokowi, banyak kebijakan Pemerintah yang sama sekali tak dianggap publik sebagai sebuah keputusan.

Hal itu disampaikan Jokowi melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (22/4/2020).

Pada kesempatan itu, Jokowi menyebut Virus Corona tak bisa dianggap enteng.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved