Virus Corona
Angka Kematian Virus Corona Lebih Rendah dari Indonesia, Lockdown di Filipina Picu Gejolak Sosial
Angka kematian akibat Virus Corona alias covid-19 lebih rendah dari Indonesia, lockdown di Filipina justru picu gejolak sosial
Selain kasus tersebut, ada juga beberapa contoh lainnya.
"Ada kejadian tiga warga dari komunitas LGBT ditahan karena melanggar jam keluar," kata Conde.
"Selain sudah didenda, mereka dipaksa berjoget dan diminta berciuman di depan publik, dan kejadian tersebut direkam dan diunggah ke Facebook oleh pejabat setempat."
Pemberlakuan lockdown di Filipina sudah berlangsung lebih dari sebulan di pulau terbesarnya, yakni Luzon, sejak 16 Maret.
Menurut perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Filipina Dr Socorro Escalante, mereka melihat banyak hal positif dalam penerapan lockdown tersebut, terutama di tingkat lokal.
Namun dia mengatakan sulit untuk melihat seberapa efektif karantina yang sudah dijalankan sejauh ini.
"Ini semua adalah mengenai bagaimana negeri ini bisa memastikan penularan tidak terus terjadi, dan juga bagaimana sistem layanan kesehatan bisa menangani penyebaran wabah." katanya.
Presiden Rodrigo Duterte sendiri telah membela kebijakan yang sudah dijalankan pemerintah sejauh ini.
"Tanpa pembatasan, ini tidak akan berakhir," kata Rodrigo Duterte.
"Jadi kalau Anda tidak mau mematuhi, saya akan membunuh Anda untuk melindungi hidup orang-orang tidak berdosa yang tidak ingin mati," ancam Presiden Rodrigo Duterte.

• Di ILC, Mahfud MD Sindir Pihak yang Mendesak Jokowi Lakukan Lockdown, Pemerintah Ambil Jalan Tengah
Filipina menghadapi masalah yang sama seperti Indonesia dan India.
Jumlah penduduknya besar dan tinggal di permukiman yang padat penduduk, di mana banyak keluarga tinggal di rumah-rumah yang kecil.
Penerapan lockdown membuat yang miskin semakin menderita Bagi Ligaya Sambayon, yang tinggal di kawasan kumuh di Manila, Sitio San Roque, lockdown ketat membuatnya tidak bisa mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan obat bagi keluarganya.
Ligaya mengasuh putrinya yang berusia 19 tahun yang harus menggunakan kursi roda yang menderita 'cerebral palsy'.
Ligaya harus menggunakan transportasi umum namun kini bus tidak lagi beroperasi di Manila.