Tut Wuri Handayani, Bagian Terakhir dari Semboyan Ki Hajar Dewantara, Ini Dua Lainnya Berikut Makna

Tut Wuri Handayani adalah bagian terakhir dari semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara, ini dua lainnya berikut maknanya

Editor: Amalia Husnul A
Ilustrasi canva/tribunkaltim/grid.id
Kalimat Tut Wuri Handayani adalah bagian terakhir dari semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara, ini dua lainnya berikut maknanya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kalimat Tut Wuri Handayani adalah bagian terakhir dari semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara, ini dua lainnya berikut maknanya.

Hari ini, Sabtu 2 Mei adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ).

Peringatan Hardiknas sangat berkaitan dengan sosok Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan Tut Wuri Handayani.

Semboyan Tut Wuri Handayani ini selain dicantumkan di lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga disematkan dalam logo sekolah.

Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia

Lembaga pendidikan milik Ki Hajar Dewantara yang terkenal yakni Taman Siswa.

10 Kutipan Terkenal Ki Hajar Dewantara Bisa jadi Status atau Ucapan Hardiknas di Sosial Media

Sejarah 2 Mei, Hari Pendidikan Nasional, Ulang tahun Ki Hajar Dewantara hingga Pendiri Taman Siswa

Jadwal Belajar dari Rumah TVRI, Sabtu 2 Mei 2020 dari Anak Seribu Pulau hingga Ki Hajar Dewantara

Peringati Hardiknas Anak Didik Perlu Diajarkan Nilai-nilai Budaya

Tahun ini, Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2020 mengangkat tema "Belajar dari Covid-19".

Selain memublikasikan logo resmi Hardiknas 2020, Kemendikbud juga mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020.

Dalam pedoman tersebut Kemendikbud mengimbau setiap satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, kantor instansi pusat dan daerah, serta perwakilan Republik Indonesia di luar negeri tidak mengadakan aktivitas peringatan Hardiknas 2020 yang mengakibatkan berkumpulnya orang banyak pada suatu lokasi.

Hardiknas, Kenapa Tanggal 2 Mei?

Melansir dari wikipedia.org Hari Pendidikan Nasional, disingkat Hardiknas, adalah hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya.

Sejarah Hardiknas

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara.

Ia juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda.

Ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia.

Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia.

Filosofinya, Tut Wuri Handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Ia wafat pada tanggal 26 April 1959.

Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Perayaan

Meskipun bukan hari libur nasional, Hardiknas dirayakan secara luas di Indonesia.

Perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat

Disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait.

Tulisan Ki Hajar Dewantara

Dikutip dari masukuniveristas.com Ki Hajar Dewantara juga terkenal dengan tulisannya, dimana ia seringkali terlibat masalah dengan Belanda akibat dari tulisan-tulisan yang tajam yang ditujukan untuk pihak Belanda.

Salah satu tulisan yang terkenal adalah “Als Ik Eens nederlander Was”, yang dalam bahasa Indonesia berarti “Seandainya Saya Seorang Belanda”.

Karena tulisan tersebut Beliau akhirnya dibuang ke pulau Bangka oleh pihak Belanda.

Semboyan Terkenal Ki Hajar Dewantara

Untuk mengerti sejarah Hardiknas dan makna Hari Pendidikan Nasional lebih jauh, ada semboyan terkenal milik Ki Hajar Dewantara yang hingga kini masih digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Ada tiga semboyan yang terkenal, yaitu: 

- Ing Ngarsa Sung Tulada

dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik

- Ing Madya Mangun Karsa

dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide

- Tut Wuri Handayani

dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan

Makna dari “Ing Ngarso Sun Tulada” dapat diartikan bahwa sebagai seorang pemimpin, harus memiliki sikap serta perilaku yang patut untuk menjadi di contoh oleh pengikutnya.

Sedangkan “Ing Madyo Mbangun Karso” dapat diartikan bahwa seorang pemimpin juga harus bisa berada di tengah-tengah untuk dapat membangkitkan atau membentuk niat para pengikutnya untuk terus maju dan melakukan inovasi.

Kalimat terakhir adalah “Tut Wuri Handayani” yang berarti bahwa seorang pemimpin jika berada di belakang.

Kalimat terakhir ini pun dapat diartikan harus dapat memberikan motivasi serta dorongan untuk semangat kerja bagi para pengikutnya.

 Terungkap Angka Kematian Covid-19 Tertinggi Bukan Amerika Serikat dan Italia, Tapi Negara Ini

 Kumpulan Kata-kata Mutiara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, Cocok jadi Status di Media Sosial

 Usai Kritik Logo Bantuan Presiden, Fadli Zon Malah Dapat Kiriman Foto Prabowo, Ini Aktivitasnya

 Dampak Corona di PT Sampoerna Surabaya Melebar ke Daerah Lain, Jumlah Warga Diperiksa Tak Main-main

Ikuti >>> Update Hari Pendidikan Nasional 

(*)

 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved