ABK Indonesia Selamat dari Kapal China Buka Suara, Makan Umpan Ikan Tak Segar, Cuma Bisa Pasrah
Seorang anak buah kapal ( ABK ) Indonesia, Riski Fauzan, mengungkapkan kesaksian selama bekerja untuk kapal ikan asal China.
Meskipun diperlakukan tidak manusiawi, Riski mengaku tidak berani melawan.
Rekan-rekan ABK-nya hanya berharap dapat menyelamatkan nyawa sampai kapal nantinya bersandar.
"Tidak berdaya, kami hanya ABK saja. Walaupun anak-anak cuma berharap yang penting bisa berharap selamat sampai finish nanti," tutur Riski.
"Jadi lebih ke pasrah," jelas dia.
Lihat videonya mulai menit 1:20
Tanggapan Susi Pudjiastuti
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkit kasus lama perbudakan anak buah kapal (ABK) Indonesia di Benjina, Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada 2015.
Dilansir oleh TribunWow.com, Kamis (7/5/2020), hal itu ia sampaikan ketika menanggapi kasus perbudakan sejumlah ABK asal Indonesia di kapal China Long Xing.
Baru-baru ini kasus tersebut mencuat setelah disorot media Korea Selatan MBC News.
Dalam kesaksian ABK Indonesia tersebut, mereka harus bekerja 30 jam dengan waktu istirahat 6 jam.
Jika sakit atau meninggal, jenazahnya akan dibuang ke laut, seperti tampak dalam video yang beredar.
Terkait itu, Susi Pudjiastuti mendorong kasus tersebut diusut pemerintah.
Awalnya seorang warganet menanyakan kemungkinan kasus saat ini dapat diselidiki pemerintah.
Pasalnya terdapat dugaan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia (HAM) dalam peristiwa tersebut.
Hal itu ia sampaikan mengingat kasus serupa pernah terjadi pada masa jabatannya sebagai Menteri KKP.