Virus Corona

Termasuk Italia, 7 Negara telah Lewati Puncak Pandemi Corona, Kapan Covid-19 di Indonesia Berakhir?

Termasuk Italia dan Spanyol, 7 Negara ini telah melewati masa puncak pandemi Corona, kapan covid-19 di Indonesia berakhir?

Penulis: Aro | Editor: Rita Noor Shobah
Ilustrasi canva/tribunkaltim
Ilustrasi. Termasuk Italia dan Spanyol, 7 Negara ini telah melewati masa puncak pandemi Corona, kapan covid-19 di Indonesia berakhir? 

TRIBUNKALTIM.CO - Termasuk Italia dan Spanyol, 7 Negara ini telah melewati masa puncak pandemi Corona, kapan covid-19 di Indonesia berakhir?

WHO atau Badan Kesehatan Dunia telah menetapkan wabah virus Corona sebagai pandemi global menyebar hampir ke seluruh Negara di dunia.

Diketahui, penyakit covid-19 yang disebabkan virus SARS-Cov-2 telah menyebar sejak akhir Desember 2019 dari Wuhan, China hingga ke hampir semua benua di dunia.

Sejumlah Negara ada yang baru memulai mendekati puncak pandemi seperti di Indonesia.

Tapi ada pula beberapa Negara yang disebut-sebut telah melalu fase puncak pandemi.

Negara-Negara yang telah melalui puncak wabah ini sebelumnya menerapkan upaya keras untuk menahan persebaran virus, seperti lockdown dan melakukan uji covid-19 secara masif.

Sempat Nol Kasus Covid-19, Kini Virus Corona Justru Melonjak di Korea Selatan, Tertinggi Sejak April

Kementan Luncurkan Eucalyptus Sebagai Antivirus Corona, Benar Efektif Bunuh Covid-19?

Temuan Baru China, Sperma Pasien Positif Covid-19 Mengandung Virus Corona dan Risiko Hubungan Badan

Virus Corona Serang Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump dan Wapres Pance Dites Saban Hari

1. Italia

Italia sempat menjadi salah satu pusat penyebaran virus corona paling mengerikan di luar China.

Piazza San Marco (St. Marks Square) dan Alun-Alun Utama Venice.
Piazza San Marco (St. Marks Square) dan Alun-Alun Utama Venice. (Dada Sabra Sathilla via Kompas.com)

Sempat lengah di awal, ketika kasus infeksi meluas Negara ini langsung memberlakukan penguncian nasional selama kurang lebih dua bulan yang memaksa semua warganya untuk tetap tinggal di rumah.

Pekan ini, Italia bahkan telah mengendurkan aturan lockdown, dan mengizinkan jutaan masyarakatnya untuk kembali bekerja.

Angka laporan kasus infeksi baru juga terus menunjukkan penurunan dari hari ke hari.

Angka-angka ini menjadi yang terendah sejak Negara ini pertama kali dihantam wabah pada Maret lalu.

Seorang pria mengendarai sepedanya ketika melewati Santa Maria di Roma di alun-alun Trastevere pada 3 Mei 2020, selama penguncian negara itu bertujuan untuk mengekang penyebaran infeksi COVID-19, yang disebabkan oleh coronavirus novel.
Seorang pria mengendarai sepedanya ketika melewati Santa Maria di Roma di alun-alun Trastevere pada 3 Mei 2020, selama penguncian negara itu bertujuan untuk mengekang penyebaran infeksi COVID-19, yang disebabkan oleh coronavirus novel. (AFP/Vincenzo PINTO)

Ini merupakan indikator kunci sebuah Negara dikatakan telah melalui puncak persebaran virus corona.

2. Spanyol

Kondisi yang kurang lebih sama juga terjadi di Spanyol, Negara tetangga Italia yang dipisahkan oleh Laut Mediterania.

Kasus covid-19 di Negeri Matador ini bahkan sempat menduduki posisi tertinggi kedua secara global, di bawah Amerika Serikat (AS).

Ini artinya, kasus di sana sempat menjadi yang tertinggi di Benua Eropa.

Namun perlahan Negara itu telah melewati titik puncaknya, angka kasus baru semakin hari secara konsisten semakin menurun.

Kebijakan penguncian yang diberlakukan pemerintah pun mulai dilonggarkan.

3. Inggris

Inggris juga menjadi salah satu Negara di Eropa yang telah menunjukkan progres terkait menjaga angka infeksi covid-19 tetap stabil.

Penurunan yang terjadi belum sesignifikan penurunan yang terjadi di Spanyol dan Italia.

Orang-orang berjalan di Victoria Park, London timur, selama akhir pekan selama penguncian nasional.
Orang-orang berjalan di Victoria Park, London timur, selama akhir pekan selama penguncian nasional. (SKY NEWS)

Meskipun demikian, pemerintah Inggris telah berencana untuk mengendurkan aturan penguncian.

Menyikapi hal ini, pakar kesehatan mengeluarkan peringatan jika pemerintah terlalu cepat melonggarkan aturan malah bisa menyebabkan gelombang infeksi baru setelahnya.

Untuk itu, pemerintah diminta untuk tidak terburu-buru melonggarkan kuncian.

4. Amerika Serikat

Sebagai Negara dengan catatan jumlah kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia, pertumbuhan kasus baru di AS memang sudah terlihat melambat.

Namun, progresnya belum terlihat konsisten, sekali waktu kasus baru masih ditemukan meningkat.

Hal itu menandakan Negari Paman Sam itu belum disarankan untuk mengambil langkah pengurangan upaya penahanan persebaran virus.

5. Perancis

Sempat menjadi Negara pertama di Eropa yang mengonfirmasi kasus covid-19, Perancis kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif. Angka kasus baru di sana menunjukkan penurunan sejak awal April.

Penurunan ini terjadi setelah aturan penguncian ketat diberlakukan.

6. Korea Selatan

Selanjutnya adalah Korea Selatan yang sempat menjadi salah satu hotspot penyebaran virus corona di luar China.

Negara asal K-Pop ini memang tidak memberlakukan penguncian penuh untuk menangani persebaran di wilayahnya, tapi Korsel melacak persebaran virus menggunakan teknologi komunikasi dan memasifkan pengujian kepada warganya.

Korea Selatan Mulai Membuka Sekolah, Siapkan Sejumlah Perubahan Cegah Covid-19.
Korea Selatan Mulai Membuka Sekolah, Siapkan Sejumlah Perubahan Cegah Covid-19. (Yonhap)

Hal ini ternyata efektif menekan angka pertumbuhan kasus baru infeksi corona di sana.

Beberapa minggu terakhir, laporan kasus baru pun dilaporkan benar-benar turun dari waktu-waktu sebelumnya.

7. Swedia

Tren yang sama juga terlihat di Swedia. Seperti Korea Selatan, Swedia juga tidak memberlakukan penguncian atau lockdown demi mencegah persebaran virus.

Ini juga sekaligus membedakannya dengan Negara-Negara Eropa lain yang kebanyakan memutuskan untuk mengunci wilayahnya.

Meskipun begitu, kasus harian yang dilaporkan di Swedia relatif rendah dan cenderung melambat.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Riset Dosen Unair: Pandemi Corona Indonesia Mereda Awal Agustus

Dosen Biostatistika dan Kependudukan Universitas Airlangga ( Unair ) Surabaya Hari Basuki Notobroto memprediksi bahwa kasus virus corona di Indonesia akan mencapai puncak pada pertengahan Mei 2020 ini.

Hari yang meneliti dengan model probabilistik, menyebutkan Indonesia diperkirakan pada pertengahan Mei memasuki puncak transmisi dan kemudian turun.

"Diperkirakan akhir bulan Juli atau permulaan Agustus mereda," ujar Hari dalam webinar dengan topik covid-19: Prediction and Exit Strategi, Sabtu (9/5/2020).

Dari September ke Agustus

Dia mengatakan, dengan model penelitian komulatif probability prediksi tersebut memang dapat bergeser apabila terjadi perubahan walaupun cuma dua hari.

"Awalnya justru sekitar September, menjadi akhir Juli atau awal Agustus," tuturnya.

Berbeda dengan penelitian dari statistika UGM, Hari memprediksi puncak kasus covid-19 sebesar 40.000 pasien positif.

Selain memprediksi data nasional, Hari juga meneliti mengenai perkiraan puncak pandemi virus corona di Jawa Timur.

Kondisi di Jawa Timur menurutnya akan berbeda dengan nasional.

"Diperkirakan Jawa Timur pertengahan bulan Juni puncaknya, lebih lambat dibandingkan nasional. Karena memang data di Jawa Timur tidak beraturan. Akhir September atau awal Oktober dapat mereda," papar dia.

Jawa Timur belum mencapai puncak transmisi.

Dia menyebut jumlah kasus total 20.000 untuk Jawa Timur.

Seluruh prediksi tersebut menurut Hari menggunakan analisis model probabilistik.

Model bersifat dinamis

Namun Hari juga menggarisbawahi model yang dibuat oleh sejumlah pakar bersifat dinamis dan bisa berubah.

Hanya berbeda waktu sehari-dua hari, hasilnya akan bergeser.

Dia menyebut perhitungan SUTD di awal yang memprediksi pandemi corona di Indonesia akan berakhir pada Juni.

Namun dengan update data terbaru, ada pergeseran sampai 4 Mei maka prediksi berubah dan disebutkan pandemi di Indonesia baru akan berakhir di bulan September.

Sementara Guru Besar Statistika UGM Dedi Rosadi sebelumnya menyebut, pandemi covid-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif sekitar 6.174 kasus.

Belakangan dengan data hingga 23 April, diprediksi virus corona di indonesia mereda akhir Juli 2020, dengan total kasus positif 31.000.

Sedangkan Presiden Joko Widodo menyebut akhir 2020 masyarakat baru dapat beraktivitas hampir seperti semula.

Ketersediaan dan kualitas data

Selain itu Hari juga menyebutkan yang membuat prediksi kasus berubah di antaranya adalah ketersediaan data dan kualitas data.

Selama ini pihaknya mengakses dari data yang diumumkan pemerintah. 

Sehingga apabila ada keterlambatan data atau kualitas data yang kurang berkualitas hal itu dapat memengaruhi dalam model yang dihasilkan.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa model prediksi kasus bukan seperti bola kritas yang pasti terjadi. Sedangkan prediksi model bersifat dinamis dan tidak fixed.

"Hal itu untuk mengantisipasi efek yang tidak terduga. prediski jangka pendek bisa lebih akurat daripada jangka panjang. Model tidak diinterpretasi berlebihan," paparnya.

Kapan berakhir

Hari menyebutkan, apabila melihat model probabilistik dia lebih condong menyebut bahwa kasus dapat mereda ketimbang berakhir.

"Apabila model deterministik angka kasus akan 0, namun dengan probalilitik tidak pernah mencapai nol, mendekati nol," ujar dia.

Sedangkan pandemi dapat disebut mereka apabila indikator pandemi bisa dipantau.

Seperti jumlah kasusnya menurun dan kasus baru mendekati nol. Selain itu, tingkat reproduksi kasus baru yang semakin kecil, bisa di bawah 1.

"Jika melihat di China, tingkat reproduksi kasus awalnya dari 3,8 menjadi 0,5 di Hubei dan menjadi 0,1 di seluruh China," paparnya.

Selanjutnya, yang dapat diamati juga adalah indikator perilaku masyarakat.

Menurutnya pandemi covid, memberikan pelajaran pada masyarakat untuk membentuk perilaku kesehatan yang baru. Seperti kebiasaan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

IKUTI >> Update virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Inilah Tujuh Negara yang Telah Melewati Masa Puncak Wabah covid-19 dan Kompas.com dengan judul "Riset Dosen Unair: Pandemi Corona Indonesia Mereda Awal Agustus"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved