Berita Nasional Terkini

6 Fakta Menarik Tradisi Uang Panai dalam Pernikahan Suku Bugis, Simbol Komitmen dan Kehormatan

Tradisi ini mencerminkan bagaimana adat dan norma lokal menghargai serta memuliakan perempuan dalam sebuah ikatan pernikahan.

Editor: Yara Tahnia
Instagram/@Ihhvideostudio
TRADISI UANG PANAI - Ilustrasi uang panai pernikahan suku Bugis. Salah satu tradisi yang paling menonjol dan masih terus dilestarikan hingga saat ini adalah uang panai. Tradisi uang panai bukan sekadar bagian dari prosesi pernikahan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolik yang sangat kuat bagi masyarakat Bugis. (Instagram/@Ihhvideostudio) 

TRIBUNKALTIM.CO - Pernikahan adat Bugis khususnya di wilayah Makassar, dikenal memiliki berbagai tradisi yang unik dan sarat makna.

Salah satu tradisi yang paling menonjol dan masih terus dilestarikan hingga saat ini adalah uang panai.

Tradisi uang panai bukan sekadar bagian dari prosesi pernikahan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolik yang sangat kuat bagi masyarakat Bugis.

Tradisi ini mencerminkan bagaimana adat dan norma lokal menghargai serta memuliakan perempuan dalam sebuah ikatan pernikahan.

Menurut penjelasan Rahmat Muhammad, seorang sosiolog dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, uang panai merupakan simbol penghormatan dari pihak pria kepada wanita.

Baca juga: Melestarikan Budaya Lokal, Bupati Kutai Barat Ikuti Prosesi Adat Tunjung-Benuaq

Uang ini diberikan oleh calon suami sebagai bentuk kesungguhan dan komitmen dalam menjalin hubungan yang lebih serius menuju pernikahan.

Lebih dari sekadar pemberian materi, tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Bugis menempatkan nilai keseriusan, tanggung jawab dan penghormatan dalam membangun rumah tangga.

Tradisi uang panai juga menjadi bagian dari identitas budaya yang masih kuat dijaga hingga sekarang.

Melansir dari Beautynesia.id, uang panai juga dipahami sebagai bentuk komitmen dan kesiapan seorang pria dalam meminang seorang perempuan.

Uang panai juga dipahami sebagai dana yang disiapkan untuk mendukung pelaksanaan pesta pernikahan calon mempelai perempuan, sesuai dengan adat yang berlaku.

Baca juga: Suku Banua Berau Jaga Tradisi, Timbang Bayi Lahir di Bulan Safar Pakai Buah untuk Harapan Baik

Tak mengherankan jika jumlah uang panai sering kali besar, karena ia merupakan elemen penting dalam prosesi pernikahan masyarakat Bugis.

Berbeda dengan mahar atau seserahan, uang panai sepenuhnya diberikan kepada keluarga calon istri.

Usaha mengumpulkan uang panai dianggap sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keluarga calon mempelai perempuan.

Nilai uang panai yang tinggi diyakini turut berperan dalam rendahnya angka perceraian.

Karena proses menuju pernikahan yang tidak mudah membuat pasangan lebih berhati-hati dalam menjalaninya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved