Virus Corona
Jajaran Risma Dinilai Gagal Tangani Covid-19 di Surabaya, DPRD: Pemkot Tak Punya Roadmap yang Jelas
Pemkot Surabaya telah menerapkan PSBB sejak 28 April 2020, namun upaya itu dianggap belum berhasil menekan angka kasus Virus Corona.
TRIBUNKALTIM.CO - Pemkot Surabaya telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) sejak 28 April 2020.
Namun Wakil Ketua DPRD Surabaya menilai Pemerintahan di bawah komando Tri Rismaharini belum berhasil menangani covid-19.
Pimpinan DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, menilai PSBB tahap pertama yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota telah gagal.
PSBB tersebut telah ditetapkan pada Selasa, (28/4/2020) hingga Senin (11/5/2020).
• Mirip Effendi Gazali, Pakar Universitas Indonesia Beber Bukti Jokowi Marah Besar Soal Virus Corona
• Refly Harun Beber Kebobrokan Pemerintahan Jokowi, Nasib Pengkritik Mengejutkan, Sosok Luhut Disorot
• Resmi, Anies Baswedan Terbitkan Pergub Sanksi Tegas Selama PSBB Jakarta Termasuk di Tempat Ibadah
• Risma Keberatan Pasien Covid-19 dari Luar Surabaya, Dirut RSUD dr Soetomo Ingatkan Kode Etik
Dilansir Kompas.com, Senin (11/5/2020), Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah mengatakan bahwa tingginya penyebaran virus di Surabaya disebabkan Pemkot tidak memiliki roadmap (peta jalan) yang jelas.
"Kami menilai Pemkot tidak memiliki roadmap yang terukur sehingga grafik penyebaran covid-19 masih tinggi," tutur Laila.
Dengan adanya roadmap tersebut, Pemerintah bisa menyusun alokasi dan pendistribusian jaring pengaman sosial sejak awal.
Namun pada praktiknya, Pemerintah malah terlambat menyalurkan jaring pengaman tersebut sehingga masyarakat terdampak tidak bisa segera mendapat bantuan.
"Yang terjadi selama ini Pemkot Surabaya justru terlambat mendistribusikan jaring pengaman sosial itu. Ini seharusnya tidak terjadi jika roadmap disusun jelas sejak awal," kata Laila.
"Dan ini memang tidak seharusnya terjadi, karena menyangkut kesejahteraan rakyat yang terdampak pandemi covid-19," imbuhnya.
Sebelumnya, ia sempat menyampaikan bahwa masih banyak yang harus dievaluasi dan diperbaiki dari pelaksanaan PSBB tahap pertama tersebut.
"Ada banyak evaluasi yang harus dilakukan Pemkot Surabaya dengan sudah berjalannya PSBB tahap pertama. Misalnya, bagaimana target yang terukur dari penerapan PSBB itu," terang Laila.
Target yang dimaksudkan meliputi jumlah pengujian sampel dan tes PCR yang telah dilakukan Pemerintah.
Selain itu juga perlu adanya pengukuran terhadap kecepatan pelacakan penularan Virus Corona yang telah dilakukan.
"Perlu dikaji juga, seberapa ketat monitoring potensi penyebaran covid-19 di beberapa klaster," ujar Laila.
Pengawasan klaster tersebut diperlukan untuk mencegah adanya potensi terjadinya klaster penyebaran covid-19 baru.
Seperti yang terjadi pada kasus penyebaran Virus Corona yang terjadi di klaster pabrik rokok Sampoerna, Rungkut, Surabaya.
Menurut Laila, Pemkot tidak bisa menangani kasus tersebut dengan segera dan malah kewalahan saat kasus tersebut terungkap ke publik.
"Baru setelah ramai terungkap di publik, Pemkot Surabaya seperti kebakaran jenggot," singgung Laila.
• Kasus Luhut Binsar vs Said Didu, Politisi Hanura Kritik Rocky Gerung, Sebut Harga Diri dan Martabat
• Jokowi Berdamai dengan Virus Corona, Rocky Gerung Bocorkan Presiden Tak Tahu Harus Berbuat Apa Lagi
Pemberlakuan PSBB Surabaya, Gresik dan Sidoarjo Tahap Pertama
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Dardak menyebutkan alasan Sidoarjo dan Gresik turut menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
Pemerintah Jawa Timur akan menerapkan PSBB mulai Selasa (28/4/2020) hingga 14 hari kedepan dan bisa diperpanjang sesuai peraturan daerah masing-masing.
Pemberlakuan PSBB akan dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Surabaya diketahui menjadi episentrum baru penyebaran Virus Corona di Indonesia dengan 367 kasus positif.
Gresik dan Sidoarjo yang berbatasan langsung juga akan menerapkasn status PSBB, hal ini dikarenakan potensi penyebaran virus di dua daerah tersebut juga dinilai tinggi.
Dilansir akun YouTube Official iNews, Senin (27/4/2020), Wagub Jawa Timur Emil Dardak mengungkapkan alasan mengapa Gresik dan Sidoarjo juga ikut menerapkan PSBB seperti Surabaya.
Ia menyebutkan bahwa masyarakat di kedua kabupaten tersebut dinilai memiliki korelasi tinggi dengan Surabaya.
Pergerakan barang dan jasa serta penumpang, sering terjadi diantara tiga wilayah tersebut.
"Kenapa Sidoarjo dan Gresik, karena memang Surabaya ini secara sistem kewilayahan atau mobilitas barang dan jasa serta penumpang, ini aktivitasnya sangat terintegrasi," tutur Emil.
Penularan Virus Corona di ketiga wilayah dinilai memiliki hubungan dari transmisi lokal yang terjadi karena tingginya interaksi masyarakat di wilayah tersebut.

"Dan ini cocok dan berkorelasi dengan insiden positif Corona di dua Kabupaten, Sidoarjo di selatan Surabaya dan Gresik di sebelah barat Surabaya," sambungnya.
Emil kemudian menuturkan, wilayah zona merah di Gresik berbatasan langsung dengan Surabaya begitupun dengan Sidoarjo yang lebih dekat.
"Dari 18 Kecamatan di Gresik, yang sebelas zona merah positif itu kebanyakan berbatasan dengan Surabaya langsung," ungkap Emil.
• Rocky Gerung Bela Jokowi, Soroti Juru Bicara di Pemerintahan Bukan Membela Bagian yang Lemah
• Relaksasi PSBB Sudah Dimulai Pemerintah Jokowi? Doni Monardo: Kalau Terpapar, Belum Tentu Sakit
• Ridwan Kamil Tak Ragu Lawan Keputusan Menteri Jokowi Budi Karya Sumadi Atas Nama PSBB Jika Terbukti
• Langkah Tegas Anies Baswedan Bagi Pelanggar PSBB, Restoran Didenda Rp10 Juta Jika Masih Ngeyel
"Begitu pula di Sidoarjo ini di sebelah utara, jadi yang lebih dekat dengan Surabaya yang terdampak," sambungnya.
Melalui proses perhitungan epidemiologi, Gresik dan Sidoarjo memiliki nilai yang tinggi dalam skoring penyebaran Virus Corona.
Sehingga pemprov mempertimbangkan bahwa dua daerah ini juga perlu menerapkan PSBB untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
"Inilah sebabnya begitu kita skoring juga, Gresik itu dapat skor 9, Sidoarjo itu juga 10. Jadi akhirnya dilakukan PSBB secara keseluruhan," pungkas Emil.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-02:16:
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Surabaya Dinilai Gagal Tangani covid-19 meski Telah Menerapkan PSBB, Laila Mufidah: Banyak Evaluasi, https://wow.tribunnews.com/2020/05/12/surabaya-dinilai-gagal-tangani-covid-19-meski-telah-menerapkan-psbb-laila-mufidah-banyak-evaluasi?page=all.