Virus Corona
Gelombang Kedua Virus Corona Benar-benar Terbukti, China Kembali Umumkan Kluster Baru di Wuhan
China kini mengumukan kembali tambahan kasus positif virus Corona di negaranya.
Masa karantina selama 11 pekan itu kemudian diangkat pada awal April, setelah otoritas mengklaim jumlah kasus semakin sedikit dan menurun.
Namun pada Minggu (10/5/2020), pemerintah Wuhan mengakui ada satu orang yang positif, disusul lima orang lainnya keesokan harinya.
• Amerika Tuduh China Curi Dokumen Vaksin Virus Corona Milik Negeri Donald Trump, FBI Bongkar Caranya
• 1 Jenderal Polisi & 4 Perwira Dinyatakan Positif Corona, Satunya Baru Saja Bareng Kapolri Idham Azis
• Kurva Penyebaran Virus Corona di Indonesia Melambat, Apakah Pendemi Segera Berakhir? Ini Kata Ahli
Dikatakan bahwa kasus baru itu berasal dari permukiman yang sama, di mana kebanyakan penderita merupakan warga berusia lanjut.
Dampaknya, pejabat setempat langsung dicopot karena dianggap "tidak becus" dalam memberikan instruksi pencegahan penularan.
Kemudian, terdapat juga 11 kasus orang tanpa gejala (OTG) di kawasan lainnya.
China disebut memisahkan OTG dengan penderita yang menunjukkan gejala.
Selain itu, kabar mengkhawatirkan lainnya, Shulan mencanangkan adanya klaster baru menyusul temuan tiga infeksi di sana.
Media pemerintah CCTV mengabarkan, segala layanan transportasi seperti taksi dan kereta yang meninggalkan kota langsung dibekukan.
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi Jilin langsung meningkatkan peringatan adanya kondisi darurat hingga ke level tertinggi.
Pemerintah setempat menerapkan 21 hari karantina dan kewajiban menjalani empat tes asam nuklead bagi mereka yang datang ke Shulan.
Kemudian, di kawasan timur laut dekat Korea Utara, otoritas mengumumkan adanya lima kasus setelah sebelumnya mengklaim tak menemukan infeksi.
Mutasi virus Corona dikabarkan melemah
Terbaru, kabar gembira hasil penelitian ilmuan, mutasi virus Corona melemah, angin segar covid-19 segera berakhir.
Sebuah penelitian terbaru terkait virus Corona atau covid-19 dilakukan oleh tim ilmuan di Arizona State University (ASU), Amerika Serikat yang dituangkan dalam Journal of Virology.
Dalam penelitian virus Corona itu, ilmuan menemukan 81 huruf dalam genom virus SARS-CoV-2 telah menghilang.