Ada 3 Sosok Pendekar Sakti Banten Antara Pasukan Kopassus, Ikut Buru KKB Papua, Perannya Tak Sepele

Ada 3 sosok pendekar sakti Banten antara pasukan Kopassus, ikut buru KKB Papua, perannya tak sepele

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Puspen TNI via Tribunnews
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam sambutannya pada acara Syukuran HUT ke-66 Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Begini sejarah pemakaian warna loreng darah milik Kopassus. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada 3 sosok pendekar sakti Banten antara pasukan Kopassus, ikut buru KKB Papua, perannya tak sepele.

TNI dengan Kopassus andalannya terus menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, hingga kini.

Banyak cerita menarik yang mengiringi upaya TNI menegakkan kedaulatan negara dari rongrongan KKB Papua.

Contohnya, keterlibatan 3 pendekar sakti asal Banten yang turut membantu Kopassus selama menumpas KKB Papua.

Kopassus dikisahkan pernah mengajak tiga pendekar sakti untuk ikut memburu kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.

Kisah ini tertulis dalam buku 'The Politics of Inner Power: The Pratice of Pencak Silat in West Java' karya Ian Douglas Wilson.

Refly Harun Beber Sandiaga Uno Capres 2024 Bermodal Terbanyak, Singgung Anies, Khofifah, dan Ganjar

 Giliran China Serang Bisnis Negeri Donald Trump, Apple, Boeing dan Raksasa Teknologi AS Jadi Target

 Tembak Istri yang Berselingkuh dengan Babinsa TNI, Polisi Ini Terancam Dua Sanksi Serius Sekaligus

Kopassus saat itu tengah ditugaskan untuk misi penyelamatan warga yang disandera KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Di antara pasukan Kopassus itu, terdapat tiga orang sipil yang disebut berperan khusus untuk menangkal ilmu gaib yang kemungkinan dipakai oleh musuh.

Tiga orang tersebut adalah H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi, dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly yang merupakan pendekar sakti asal Banten.

Ketiga pendekar Banten tersebut dianggap mampu menghalau serangan ilmu gaib dari pihak musuh.

Kolaborasi kompak antara Kopassus yang lihai dalam penggunaan senjata api, dipadu dengan sang pendekar yang memiliki ilmu kanuragan untuk menghalau hal tak kasat mata.

“Waktu itu kami diminta membantu. Tugas kami memberikan perlindungan spiritual para anggota pasukan. Termasuk menangkal ilmu gaib yang mungkin dipakai para penyandera,” ungkap Sayid Ubaydillah.

Kopassus kala itu memang agak kesulitan menerabas lokasi KKB Papua di rimba belantara Mapenduma lantaran tak memiliki peta daerah.

Menurut Douglas Wilson, ide kolaborasi grup Silat dan militer memang sudah ada sejak tahun 1988, dan kemudian diterapkan saat operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved