Virus Corona
Pemerintah Beri Insentif Buat Orang Kaya, Tersedia Rp 25 Triliun Lewat Sektor Pariwisata
Wabah Corona menjadi merepotkan banyak pihak, diberlakukan jaga jarak dan pembatasan sosial membuat ekonomi masyarakat ikut redam.
Dengan asumsi penyebaran virus sudah tidak terlalu masif, maka insentif ini akan dijalankan.
Namun, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menegaskan.
Implementasi dari stimulus tersebut akan sangat tergantung dengan keadaan darurat, serta kapan pandemi ini benar-benar menunjukkan penurunan.
"Kalaupun pariwisata akan dijadikan fokus, pasti tetap dilakukan dengan protokol kesehatan, sehingga tetap belum bisa maksimal," kata Prastowo kepada KONTAN, Minggu (17/5/2020).
Artinya, meskipun ditargetkan efektif pada kuartal III atau kuartal IV-2020, tetapi implementasinya akan sangat bersifat dinamis mengikuti pola perkembangan penyebaran virus di dalam negeri.
Baca Juga: Cara Belanja dari Rumah, Ada Tanpa Kena Ongkos Kirim dan Bisa Cegah Penyebaran Covid-19
Baca Juga: Kabar Gembira, Alfamart dan Alfamidi Gratiskan Biaya Sewa Tenant UMKM Terdampak Pandemi Corona
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai, apabila kebijakan tersebut diimplementasikan dalam waktu dekat, maka dapat dipastikan tidak akan berjalan efektif.
Sebab, "awareness masyarakat golongan menengah ke atas mengenai pandemi Covid 19 lebih tinggi, sehingga akan lebih rasional dalam hal berwisata jika kesehatan adalah taruhannya," kata Riza.
Menurutnya, jika kurva penyebaran covid-19 mulai menurun, kelompok masyarakat ini akan lebih percaya dan merasa aman. Saat itulah, konsumsi mereka akan terkerek naik.
Berikut data sebaran penambahan kasus covid-19 hingga 17 Mei:
1. Bali : 2 orang
2. Banten : 24 orang
3. Bengkulu : 9 orang
4. DI Yogyakarta : 5 orang