Virus Corona
IDI Khawatir jika Teori Herd Immunity Dikembangkan dalam New Normal, Kita Terlalu Cepat Mengatakan
Ikatan Dokter Indonesia atau IDI merespons pola hidup new normal yang didengungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, baru-baru ini.
"Oleh karena itulah, maka yang pertama tentunya adalah tetap kita harus buat indikator dan kriteria yang berbasis pada data penanganan covid secara medis dan epidemologis untuk bisa mengatakan bahwa interfensi yang kita lakukan berhasil atau tidak," terangnya.
"Strategi yang kita lakukan sudah tepat atau tidak," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 44.27:
IDI Tanggapi Aksi 'Indonesia Terserah'
Sebelumnya, Ketua Umum Terpilih Ikatan Dokter Indonesia ( IDI), Mohammad Adib Khumaidi juga sempat buka suara soal aksi 'Indonesia Terserah' yang dilakukan oleh para tenaga medis.
Para tenaga medis menyuarakan apa yang dirasakannya setelah melihat kondisi masyarakat Indonesia yang masih abai terkait penanganan Virus Corona.
Adib Khumaidi menilai apa yang dilakukan oleh masyarakat tidak mencerminkan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB).
Termasuk juga tidak mengindahkan imbauan dari pemerintah untuk melakukan physical distancing dan tetap di rumah saja.
• Terungkap Penyebab Corona Bisa Menular dengan Cepat, Pakai Masker Tak Cukup, Ahli Temukan Fakta Baru
• Kasir Mal Terkenal Ini Positif Corona, Kadinkes Minta Seluruh Karyawan Dites, Opsi Penutupan Terbuka
• Satu Desa di Jawa Timur jadi Kluster Baru Virus Corona, Gara-gara Warga Nekat Lakukan Hal Ini
Ia mengaku sangat prihatin menyaksikan kondisi yang sedang terjadi di tengah pandemi Virus Corona.
Karena di satu sisi, tenaga medis berjuang mempertaruhkan nyawa, tetapi masyarakat justru masih abai.
"Sebuah bentuk keprihatinan kami terhadap proses penanganan covid-19 ini.
Karena kami masih melihat bahwa ada masyarakat yang masih abai terhadap imbauan-imbauan yang sudah dilakukan oleh pemerintah, aturan-aturan yang sudah dilakukan," ujar Adib Khumaidi.
"Dan masih banyak yang belum memahami bahwa esensi daripada imbauan aturan itu salah satunya adalah untuk memutus mata rantai penularan," jelasnya.
Adib Humaidi kemudian menyebut hal itu akan mempunyai risiko besar terhadap masalah kesehatan karena kemungkinan orang yang tertular akan semakin banyak.
Dan yang merasakan beban berat itu tidak lain adalah para tenaga kesehatan.