Virus Corona
Seusai Donald Trump Kirim Ultimatum ke WHO dan Sindir China soal Virus Corona, Rusia Sentil AS
Presiden Donald Trump kirim ultimatum ke WHO dan sindir China soal Virus Corona alias covid-19 , Rusia kini berani sentil Amerika Serikat
TRIBUNKALTIM.CO - Ketegangan terus berlanjut setelah Presiden Donald Trump kirim ultimatum ke WHO dan sindir China soal Virus Corona, Rusia kini berani sentil Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tak main-main mengancam WHO setelah mengetahui badan kesehatan dunia itu terlibat kongkalikong soal Virus Corona bersama China.
Bahkan Presiden Donald Trump mengirimkan ultimatum Surat resmi ancaman bakal menarik semua pendanaan dari badan yang bernaung di bawah PBB itu.
Dalam Surat ultimatum tersebut, Amerika Serikat menginginkan agar dalam 30 hari ke depan, WHO melakukan "peningkatan substantif".
• Rahasia Donald Trump Terkuak, Ogah Pakai Masker dan Yakin Bebas Corona, Ternyata Banyak di Indonesia
• Ketegangan Baru Amerika, China dan WHO. Donald Trump Beri Ancaman Serius ke Organisasi Naungan PBB
• Serangan Baru Amerika Serikat ke China soal Virus Corona, Donald Trump Kirim Ancaman ke Petinggi WHO
Jika dalam satu bulan tidak ada perubahan seperti yang diinginkan Amerika Serikat, maka WHO bisa kehilangan ratusan juta dollar sumbangan dan keanggotaan Negeri Donald Trump.
Terkait ancaman Donald Trump tersebut, Rusia kini ikut campur.
Dikabarkan Rusia mengecam ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menarik mundur AS dari urusan penanganan terhadap pandemi Virus Corona dengan WHO.
"Ya, ada peluang untuk memperbaikinya dan kami siap, seperti sebelumnya, untuk berperan aktif dalam hal ini," ungkap wakil menteri luar negeri Rusia, Sergei Ryabkov, Selasa (19/5/2020) melansir Kompas.com, yang mengutip Kantor Berita Interfax.
"Namun, kami menentang segala sesuatu yang melanggar demi preferensi politik atau pun geopolitik suatu negara.
Maksud saya, Amerika Serikat atau sekelompok negara yang dikepalai Amerika Serikat," kata Ryabkov pada wartawan.
Dilansir Kantor Berita RIA, Ryabkov juga mengatakan, "Kami menentang segala bentuk politisasi yang berkaitan dengan penyebaran covid-19."
WHO dikatakan Ryabkov, bukan barang yang bisa dioper ke sana sini.
• Obat Virus Corona Dikembangkan di China, Mempersingkat Pemulihan dan Menumbuhkan Kekebalan
Sebelumnya Donald Trump telah menuduh WHO telah gagal dalam menangani wabah Virus Corona dan menjadi 'bonekanya China '.
Diketahui Donald Trump telah terjebak dalam pertikaian sengit dengan Beijing dengan mengatakan China telah menutup-nutupi wabah di awal kejadian di Wuhan.
Pada Selasa (19/5/2020) negara-negara anggota WHO pada majelis tahunan setuju untuk melakukan penyelidikan sebagai respons terhadap wabah Virus Corona.
WHO mengadopsi resolusi yang menyerukan, "Evaluasi yang tidak memihak, independen dan komprehensif" dari respons internasional dan langkah-langkah yang diambil oleh badan internasional tersebut.
Donald Trump dianggap tak mau bertanggung Jawab
Sementara itu, Pemerintah China pada Selasa (19/5/2020) menuding Donald Trump tak mau tanggung jawab dalam situasi pandemi Virus Corona, dan justru mengatakan WHO sebagai "boneka China."
Presiden Amerika Serikat itu terlibat perang kata-kata dengan Pemerintah China, setelah menuduh Negeri Xi Jinping menutup-nutupi wabah di awal penyebarannya pada akhir tahun lalu.
Kemudian pada Senin (18/5/2020) Donald Trump menyebut WHO sebagai " boneka China " lalu mengunggah tweet berisi gambar Surat yang dikirimnya ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dalam Surat tersebut Donald Trump mengancam akan menghentikan pendanaan secara permanen dan mempertimbangkan keanggotaan Amerika Serikat di WHO.
China lalu menanggapi hal tersebut, menuduh Donald Trump berusaha "mencoreng mereka" dan "melempar tanggung jawab internasionalnya kepada WHO," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam jumpa pers Selasa (19/5/2020).
• China Bersumpah Vaksin Corona Akan Jadi Barang Publik Global, Hal Buruk Masa Lalu Tak Akan Terulang?
"Surat terbuka pemimpin Amerika Serikat yang Anda sebutkan penuh dengan isyarat-isyarat, kemungkinan-kemungkinan, dan coba memakai berbagai cara untuk menyesatkan publik, dan bertujuan menghancurkan upaya anti-virus China, dan mengabaikan tanggung jawab Amerika Serikat sendiri yang tidak mencukupi."
" Amerika Serikat coba memanfaatkan China sebagai masalah untuk mengelak dari tanggung jawab dan kewajiban internasionalnya kepada WHO.
Ini adalah kesalahan perhitungan dan Amerika Serikat memilih target yang salah."
Hingga Selasa (19/5/2020) Virus Corona telah menewaskan lebih dari 317.000 orang di seluruh dunia dengan hampir 4,8 juta kasus infeksi.
Para pemimpin dunia telah berusaha keras menangani pandemi ini sambil terus mencari cara untuk menggerakkan lagi roda perekonomian.
Anak buah Xi Jinping menambahkan bahwa Amerika Serikat sedang berusaha mengalihkan "upaya pencegahan dan penanganannya" yang tidak memadai terhadap covid-19.
Dengan jumlah kematian terbanyak dan kasus covid-19 di Amerika Serikat yang tertinggi di dunia, Trump berada di bawah tekanan.
Ia menyalahkan WHO karena tidak berbuat cukup banyak di awal penyebaran virus.
"Satu-satunya jalan di depan bagi Badan Kesehatan Dunia adalah jika mereka dapat menunjukkan kebebasan dari China," demikian bunyi pernyataan di Surat Trump ke WHO.
China mendesak Amerika Serikat untuk "berhenti mengalihkan kesalahan" dan lebih fokus pada penanganan virus, lanjut Zhao.
Sebelumnya pada Senin, WHO mengatakan akan meluncurkan tinjauan independen terhadap penanganan pandemi Virus Corona.
Presiden Xi Jinping mengatakan, China hanya akan mendukung "evaluasi komprehensif" dari respons global setelah pandemi berakhir.
Para pemerintah termasuk Amerika Serikat dan Australia sebelumnya menyerukan penyelidikan tentang asal-usul Virus Corona.
• China Akhirnya Akui Hancurkan Sampel Virus Corona di Awal Wabah, tapi Bukan Seperti Tudingan Amerika
Akan tetapi Zhao pada Selasa mengatakan, rancangan mosi yang saat ini sedang dibahas di Majelis Kesehatan Dunia "sangat berbeda dari apa yang disebut 'penyelidikan internasional independen' terhadap pandemi, yang sebelumnya disebutkan Australia."
Dia menambahkan bahwa Australia harus bersedia "mengubah cara-caranya" dan "sepenuhnya meninggalkan manipulasi politik pandemi".
Beijing dengan keras membantah tuduhan Amerika Serikat bahwa mereka telah meremehkan ancaman Virus Corona.
Kemudian Xi Jinping lalu mengulangnya lagi di Majelis Kesehatan Dunia ( WHA) pada Senin, bahwa negaranya telah "terbuka, transparan, dan bertanggung jawab" selama krisis.
(*)
Ikuti >>>> Update Virus Corona