Badminton Indonesia
Setelah Taufik Hidayat dan Tontowi Ahmad, Satu Lagi Mantan Pemain Bulutangkis Beri Kritik PBSI
Setelah Taufik Hidayat dan Tontowi Ahmad, satu lagi mantan pemain Badminton Indonesia beri kritik untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia / PBSI
Seminggu berselang unggahan di akun YouTube Deddy Corbuzier tersebut, secara tidak langsung membuat pebulu tangkis lain buka suara soal borok PBSI.
Seperti halnya Tontowi Ahmad mengundurkan diri dari pelatnas dan memilih gantung raket pada Senin (18/5/2020).
Selain pensiun, Tontowi juga membuka borok PBSI yang tak menghargai atlet.
Status magang di Pelatnas yang diterima Tontowi Ahmad menjadi salah satu alasan dirinya pensiun. Dia merasa tak dihargai dengan status tersebut.
Padahal, prestasinya di kancah internasional bukan remeh-temeh.
"Saya keberatan karena status magang biasanya untuk pemain junior yang mau masuk ke pelatnas," kata Tontowi Ahmad.
"Tahun lalu saya baru dicoba dengan satu pasangan (Winny). Saya masih kompetitif dan bisa mengalahkan pasangan 10 besar dunia. Saya tidak sejelek itu untuk dibuang," ujar Tontowi Ahmad.
"Saya sebenarnya tidak mau membahas ini lagi. Saya juga tidak dendam.
Seharusnya, PBSI bisa lebih menghargai pemain," jelasnya.
Tak lama kemudian, pemain bulutangkis lain, Sony Dwi Kuncoro, turut buka suara soal borok PBSI, khususnya dalam menghargai atletnya.
Sony Dwi Kuncoro menceritakan pengalamannya ketika didegradasi dari Pelatnas pada 2014.
Menurut Sony Dwi Kuncoro, dia merasa tidak dihargai dengan sikap PBSI kepadanya saat itu.
"Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tutur Sony Dwi Kuncoro melalui akun Instagram pribadinya.

"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara (mereka) yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu (saya masih) ranking 15 dunia."
"Bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus."