Virus Corona
Blak-blakan Dokter di Surabaya, Pasien Susah Dirujuk, RS Alasan Penuh, Kurang Tenaga Perawat
Blak-blakan Dokter di Surabaya, pasien susah dirujuk, RS alasan penuh, kurang tenaga perawat
TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan Dokter di Surabaya, pasien susah dirujuk, RS alasan penuh, kurang tenaga perawat.
Lonjakan kasus Virus Corona atau covid-19 di Jawa Timur, terutama Surabaya kian mengkhawatirkan.
Bahkan, Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini kini disebut sebagai Wuhan di Indonesia.
Diketahui, Provinsi Jawa Timur berada di bawah Jakarta, dalam hal jumlah kasus covid-19, dimana sekitar 65 persen kasusnya berasal dari Surabaya.
Rencana pemberlakukan new normal di tengah pandemi Virus Corona yang masih berlangsung di Indonesia menjadi sorotan.
Satu di antaranya diungkapkan oleh dokter hingga pakar epidemiologi.
• Amerika dan China Kirim Armada Kapal Perang ke Laut Cina Selatan, Motif Ekonomi Dibaliknya Terkuak
• Beredan Video Syur Mirip Syahrini, Anak Buah Idham Azis Tangkap Pelaku, Hukumannya Tak Main-main
• Bukan Hanya Wilayah Khofifah, Jokowi Minta Jajarannya Fokus ke 5 Provinsi, Apresiasi Daerah Anies
Dikutip dari BCC, Kamis (28/5/2020), seorang tenaga medis mengatakan, saat ini kondisi rumah sakit sudah overload, sehingga kerap merujuk ke RS lain.
Diketahui, Provinsi Aceh dan Kota Tegal disebut pemerintah yang paling siap dalam rencana pelonggaran PSBB dengan ketentuan new normal atau tatanan kehidupan baru.
Terkait rencana ini, sebanyak 1.800 objek pusat keramaian seperti mal dan tempat wisata akan dibuka kembali dengan ketentuan protokol kehidupan normal yang baru.
Tidak disebutkan di mana saja 1.800 fasilitas yang akan dibuka, namun Presiden Joko Widodo sempat menyebut akan mengerahkan TNI dan Polri di empat provinsi, 25 kabupaten dan kota yang akan menerapkan tatanan kehidupan normal baru.
Pakar epidemiologi menyebut pelonggaran PSBB dengan menerapkan protokol new normal di tengah angka covid-19 yang terus meningkat dan minimnya fasilitas kesehatan hanya membawa risiko kematian yang lebih besar.
Cuitan seorang dokter di Surabaya yang mengeluh begitu banyak menangani pasien covid-19 tanpa fasilitas yang cukup, banyak diperbincangkan di media sosial.
Aditya C Janottama, salah seorang dokter di RS Rujukan di Surabaya, Jawa Timur mengaku sudah kesulitan merujuk pasien covid-19 ke RS Rujukan yang lebih besar.
"Pengalaman kami merujuk pasien itu selalu ditolak di rumah sakit-rumah sakit lain dengan alasan penuh," kata Aditya kepada BBC News Indonesia, Rabu (27/05).
Alasan penolakan bermacam-macam.
Kata Aditya, mulai dari kurangnya tenaga perawat sampai kurangnya tempat tidur pasien.
"(Saat ini) sudah ada 5 pasien di RS saya tidak dapat bed.
Nggak dapat rujukan," katanya.
Sebelumnya, Aditya merawat sejumlah pasien berakhir meninggal karena gagal napas.
Pasien meninggal karena tak ada ventilator atau memiliki penyakit bawaan.
"Sudah ada beberapa pasien meninggal di IGD karena tidak berhasil dirujuk. Tidak lebih dari 10, tapi ada," katanya.
"Menyediakan itu (ventilator) juga nggak gampang, untuk menyediakan itu juga harus melatih personilnya juga."
"Kami ada, tapi bukan di ICU itu bukan untuk covid-19, karena ruangnya tidak sesuai kualifikasi untuk pasien covid," tambah Aditya.
Selain itu, Aditya tak bisa membayangkan betapa rumitnya penanganan kasus covid-19 ketika nanti Surabaya menerapkan new normal atau tatanan kehidupan baru.
• Yang Terjadi Pada Tubuh Ratusan Relawan Usai Disuntik Vaksin Virus Corona, Kabar Gembira dari China
"Kami tidak bisa memprediksi, tapi dengan kondisi yang sekarang saja sudah overload.
Kalau semua kembali seperti semula, ya rasanya akan lebih membeludak lagi," katanya.
Surabaya adalah satu dari 25 kabupaten/kota yang akan menerapkan new normal atau era normal baru dengan protokol kesehatan covid-19, seperti yang disinggung Presiden Joko Widodo.
Selain itu, empat provinsi juga akan menjalankan new normal, yaitu aktivitas masyarakat kembali seperti normal dengan ketentuan mengenakan masker wajah, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Provinsi yang ditargetkan menerapkan protokol tatanan hidup baru yaitu Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat dan Gorontalo.
Sebanyak 1.800 objek seperti mal, pasar rakyat dan tempat wisata akan dibuka Kembali dengan ketentuan 'new normal'.
Dalam menerapkan ini, Presiden Joko Widodo mengerahkan militer termasuk personil polisi untuk mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan.
"Telah dimulai TNI dan Polri menggelar pasukan dan aparatnya di 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota. Di Sumatera Barat, DKI Jakarta, di Jawa Barat, dan di Gorontalo.
Di kota-kota ada 25, di Surabaya, di Malang, dan lain-lainnya," kata Jokowi dalam keterangan pers di Mal Summarecon Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5).
Kota Surabaya kini disebut-sebut akan jadi 'Wuhan Kedua' lantaran kasus positif Virus Corona yang tinggi.
• Bukan Hanya Wilayah Khofifah, Jokowi Minta Jajarannya Fokus ke 5 Provinsi, Apresiasi Daerah Anies
• Yang Terjadi Pada Tubuh Ratusan Relawan Usai Disuntik Vaksin Virus Corona, Kabar Gembira dari China
• Beredan Video Syur Mirip Syahrini, Anak Buah Idham Azis Tangkap Pelaku, Hukumannya Tak Main-main
Kini fakta baru pun terkuak di wilayah yang kini dipimpin oleh Walikota Risma tersebut.
Jawa Timur kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus Virus Corona tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.
Dari kasus yang besar di Jawa Timur tersebut, sebagian besar kasus disumbang oleh Surabaya.
Bahkan disebutkan pula bahwa Kota Surabaya berpotensi menjadi 'Wuhan Kedua' karena tingginya tingkat penularan Virus Corona atau covid-19.
Hal tersebut diungkap langsung oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.
Joni Wahyunadi memaparkan, 65 persen kasus Virus Corona Jawa Timur berasal dari Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik).
"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," kata Joni, Rabu (27/5/2020).
Saat ini, Joni menjelaskan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim sedang fokus untuk menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) covid-19 terutama di Surabaya yang saat ini masih 1,6 persen.
"Artinya ketika ada 10 orang (positif covid-19) dalam satu Minggu jadi 16 orang," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo ini.
Sedangkan untuk menurunkan Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian, Joni menjelaskan pihaknya melakukan clinical research mulai penggunaan Avigan, Terapi Plasma Convalescent, ataupun Aspirin.
"Bapak Menkes sudah memerintahkan ke saya dan obat tertentu seperti pemakaian aspirin semuanya kita coba dengan kaidah kesehatan tertentu," ucapnya.
Seperti diketahui, Surabaya memang menjadi epicentrum penularan covid-19 di Jawa Timur.
Per 26 Mei 2020, jumlah kasus positif covid-19 di Jawa Timur mencapai 3939 kasus.
Dari jumlah tersebut Kota Surabaya sendiri menyumbang 2.118 kasus.
• Idham Azis Marah Besar, Polisi Tak Beri Contoh Baik, Minta Kapolda Lakukan Ini Sebelum Azan Magrib
Sedangkan Sidoarjo 542 kasus dan Gresik 134 kasus.
Tiga daerah di Surabaya Raya ini menyumbang kasus covid-19 terbanyak di Jatim.
IKUTI >>> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi, https://wow.tribunnews.com/2020/05/28/reaksi-dokter-soal-new-normal-sekarang-saja-sudah-overload-rasanya-akan-lebih-membeludak-lagi?page=all.